Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

34

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Sumberdaya perikanan laut merupakan salah satu jenis sumberdaya alam yang dapat diperbaharui. Dimana, regenerasi dari berbagai keanekaragaman hayati perikanan laut tergantung pada proses biologi reproduksi. Aktivitas reproduksi biota laut sangat tergantung pada interaksi sumber daya manusia dengan sumber daya perikanan laut berupa aktivitas tangkap yang dilakukan nelayan. Sepanjang aktivitas tangkap yang dilakukan nelayan tidak merusak biota laut, maka regenerasi perikanan laut akan terus berlangsung dan sumber daya perikanan laut termanfaatkan secara sustainable. Penelitian ini memberi hipotesis awal bahwa aktivitas tangkap pada wilayah perairan kecamatan Panai Hilir telah over capacity. Sebagaimana diketahui bahwa perairan Selat Malaka telah mengalami overfishing tapi kita tidak bisa mengatakan overfishing apa yang terjadi sehingga menimbulkan over capacity pada wilayah perairan Kecamatan Panai Hilir. Over capacity yang terjadi merupakan implikasi dari penggunaan kapasitas perikanan yang berlebihan. Menurut Kirkley and Squires dalam Fauzi dan Anna 2005 secara umum kapasitas perikanan berkaitan dengan seberapa besar pemanfaatan sumberdaya perikanan dibandingkan dengan capital stock yang ada. Stok kapital dalam penelitian ini sebagaimana Fauzi dan Anna 2005 mengemukakan dapat berupa kapital dan sumberdaya manusia. Diduga bahwa trip melaut, jumlah bahan bakar yang digunakan, jumlah tenaga kerja dan ukuran gross ton GT motor bot merupakan fungsi input yang merupakan manifestasi dari upaya effort. Adapun fungsi output adalah jumlah produksi yang merupakan manifestasi dari kapasitas tangkap. Dengan menggunakan DEA akan diperoleh nilai skor masing-mas ing nelayan dengan membandingkan rasio rata-rata output dengan input yang digunakan dalam satu bulan. Dimana, apabila hasil skor yang diperoleh bernilai 1 maka nelayan tersebut telah efisien dalam mengalokasikan berbagai input yang digunakan. Dan sebaliknya bila bernilai lebih kecil dari 1 maka nelayan tersebut belum efisien mengalokasikan unit input yang digunakan. Hasil DEA juga memberi solusi pemecahan masalah penggunaan kapasitas tangkap nelayan yang belum efisien. 35 Dalam rumahtangga nelayan terdapat per an gender yang merupakan hasil konstruksi sosial dan lingkungan yang ada. Peran gender dalam rumahtangga nelayan dapat dilihat dari aktivitas produktif dan reproduktif serta akses dan kontrol yang dimiliki laki-laki dan perempuan. Diduga adanya saling keterkaitan antara over capacity pada aktivitas tangkap nelayan dengan dimensi peran gender yang ada. Kondisi wilayah tangkap nelayan yang telah over capacity menjadikan peran gender kurang optimal dalam memanfaatkan sumber daya perikanan laut. Adapun peran gender tersebut dapat dilihat dari aktivitas laki-laki dan perempuan pada satu hari sebelumnya. Diduga sejauh ini sumber daya perikanan laut Kecamatan Panai Hilir masih dimanfaatkan oleh aktivitas tangkap yang di pasarkan dalam bentuk segar dan olahan. Dimana aktivitas tangkap dan pengolahan tersebut memberikan dinamika rumahtangga nelayan yang dapat dilihat dari berbagai aktivitas laki-laki dan perempuan baik aktivitas produktif maupun aktivitas repsoduktif, kepemilikan kontrol dalam aktivitas tangkapa perikanan dan kepemilikan akses terhadap berbagai sumber daya. Kontrol yang dimiliki perempuan terhadap aktivitas perikanan tangkap di duga memiliki hubungan dengan akses, pendidikan dan status pekerjaan perempuan. Hasil analisis variabel-variabel yang diduga berhubungan dengan kontrol merupakan muatan-muatan yang dapat digunakan untuk membantu pemecahan permasalahan penelitian. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa perlunya peran perempuan dalam rumahtangga nelayan sebagai upaya perbaikan taraf hidup rumahtangga nelayan yang pada umumnya berada di bawah garis kemiskinan. Over capacity berdampak pada ketersediaan ikan yang semakin berkurang demikian pula untuk jenis ikan-ikan yang dapat diolah sehingga jumlah hasil tangkapan yang diperoleh nelayan minim dan hasil tangkapan yang diperoleh kurang memungkinkan untuk diolah. Sementara pada sektor pengolahan ikan yang terdapat pada rumahtangga nelayan memberikan peluang dan kesempatan terdapatanya peran gender dalam memanfaatkan sumber daya perikanan laut. Diman a laki-laki dan perempuan bekerjasama dalam menghasilkan nilai tambah produk perikanan sehingga memberikan pendapatan yang lebih dibandingkan apabila ikan dijual dalam bentuk segar. Dengan adanya aktivitas pengolahan ikan 36 pada rumahtangga nelayan, akan memperbaiki perekonomian rumahtangga nelayan yang pada akhirnya akan mendukung perkembangan pembangunan wilayah Kecamatan Panai Hilir sehingga taraf hidup masyarakat dapat lebih baik. Untuk itu apabila hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah perikanan tan gkap Kecamatan Panai Hilir yang di duga telah over capacity, maka perlu dilakukan re- orientasi kebijakan pada pemanfaatan perikananlaut yang berkelanjutan sehingga terdapat hubungan mutualisme antara interaksi sumber daya manusia dengan sumber daya perikanan laut dalam waktu jangka panjang dan terwujudnya pembangunan berkelanjutan. Gambar 2 Kerangka Pemikiran Operasional PEMANFAATAN BERKELANJUTAN SUMBERDAYA MANUSIA LAKI - LAKI DAN PEREMPUAN AKTIVITAS TANGKAP OUTPUT PRODUKSI INPUT EFFORT SUMBERDAYA PERIKANAN LAUT YA PERAN GENDER DALAM RUMAHTAN GGA PEMBAGIAN KERJA LAKI - LAKI DAN PEREMPUAN PRODUKTIF, REPRODUKTIF DAN SOSIAL AKSES DAN KONTROL THD SUMBER DAYA RE- ORIENTASI KEBIJAKAN PEMANFAATAN BERKELANJUT AN ANALISIS GENDER OVER CAPACITY KAPASITAS PERIKANAN ANALISIS DEA OVER FISHING TIDAK 37

IV. METODE PENELITIAN