11 Menurut Anwar 2001 bahwa paradigma pembangunan wilayah
diarahkan kepada terjadinya pemerataan equity yang mendukung pertumbuhan ekonomi eficiency, dan keberlanjutan sustainability dalam pembangunan
ekonomi. Oleh karena itu berdasarkan paradigma pembangunan wilayah ini dapat mengacu kepada apa yang disebut dalil kedua fundamental ekonomi kesejahteraan
The Second Fundamental of Welfare Economics. Dalil tersebut menyatakan bahwa sebenarnya pemerintah dapat memilih target pemerataan ekonomi melalui
transfer, perpajakan dan subsidi, sedangkan ekonomi selebihnya dapat diserahkan kepada pembangunan spasial untuk mencari keseimbangan kemajuan
pembangunan yang lebih merata secara regional regional balance dengan memanfaatkan potensi dan jenis keunggulan yang terdapat pada masing-masing
wilayah dan mengurangi terjadinya urban bias. Dengan demikian pembangunan wilayah khususnya wilayah pantai dan lautan tidak lepas dari aspek pemertaan
equity, pertumbuhan ekonomi efficiency dan keberlanjutan sustainability
dengan menggerakkan seluruh potensi-potensi yang ada secara terpadu dan bersifat menyeluruh.
2.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan
Pembangunan nasional di bidang sumberdaya alam dan lingkungan hidup pada dasarnya merupakan upaya untuk mendayagunakan sumberdaya alam untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup, pembangunan yang berkelanjutan,
kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal serta penataan ruang Propenas, 2000 – 2004. Menurut Dahuri 2003 pembangunan berkelanjutan
mengandung tiga unsur dimensi utama yang meliputi dimensi ekonomi, ekologi dan sosial apabila secara ekonomis dapat efisien serta layak, secara ekologis
lestari ramah lingkungan, dan secara sosial berkeadilan. Suatu kawasan pembangunan, termasuk pesisir dan laut, secara ekonomis dianggap berkelanjutan
an economically sustainable areaecosystem jika kawasan tersebut mampu
menghasilkan barang dan jasa secara berkesinambungan, memelihara pemerintahan dari hutang luar negeri pada tingkatan yang terkendali dan
menghindarkan ketidakseimbangan yang ekstrim antar sektor.
12 Kawasan pembangunan secara ekologis berkelanjutan apabila sumberdaya
alamnya dapat dipelihara secara stabil, tidak terjadi eksplo itasi berlebih terhadap sumberdaya, tidak terjadi pembuangan limbah melebihi kapasitas asimilasi
lingkungan dan pemeliharaan keanekaragaman hayati, stabilitas siklus hidrologi. Sementara kawasan pembangunan secara sosial berkelanjutan apabila seluruh
kebutuhan dasar pangan, sandang, perumahan, kesehatan, dan pendidikan bagi semua penduduk terpenuhi, terjadi distribusi pendapatan, terbukanya kesempatan
berusaha secara adil, kesetaraan gender dan terdapat akuntabilitas serta partisipasi politik.
Dalam kaitannya dengan strategi pengembangan wilayah sesuai dengan karakteristik dan permasalahan pengembangan di kawasan pantai dan pulau-pulau
kecil. Menurut Dahuri 1996 terdapat tiga jenjang strategis yang perlu diperhatikan, yaitu: 1 strategi pengembangan pada level Desa; yaitu
pengembangan pada level grass root masyarakat berdasarkan tingkat kemampuan masyarakat potensi sumber daya manusia dan teknologi dan potensi
sumber daya kelautan, 2 strategi pengembangan pada level Mikro atau keterkaitan antar pulau -pulau; yaitu upaya-upaya untuk lebih meningkatkan nilai
produksi; dengan mengkaitkan pengembangan pasar, pengolahan produksi dan kemudahan transport dan, 3 strategi pengembangan pada level Makro; yaitu
mengkaitkan kawasan pantai dan pulau -pulau kecil ke dalam sistem yang lebih luas baik sistem Nasional maupun Internasional. Dalam konsep ini, kawasan
pantai dan pulau -pulau kecil merupakan bagian integral dari kawasan pengembangan wilayah baik merupakan kawasan andalan, Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu KAPET atau kawasan pengembangan lainnya. Gugus pantai dan pulau -pulau kecil ditempat sebagai sentra pruduksi baik
berfungsi sebagai kawasan lindung, produsen produk kelautan, lokasi pengolahan produk kelautan dan sebagainya.
Khusus pulau -pulau kec il yang ada di Indonesia dan belum dihuni, maka dalam pengembangannya akan memperhatikan aspek-aspek lingkungan yang
menyangkut pengamanan hutan -hutan, potensi kelautan dan sumber daya alam lainnya. Bagi pantai dan pulau -pulau kecil yang telah dihuni oleh masyarakat,
maka pendekatan pembangunan dilakukan berdasarkan potensi masyarakat dan
13 potensi yang terkandung dalam pulau-pulau tersebut. Secara umum, tujuan jangka
panjang pembangunan wilayah pesisir dan lautan di Indonesia antara lain: 1. Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui perluasan lapangan kerja
dan kesempatan usaha 2. Pengembangan program dan kegiatan yang mengarah kepada peningkatan
pemanfaatan secara optimal dan lestari sumberdaya di wilayah pesisir dan lautan
3. Peningkatan kemampuan peran serta masyarakat pantai dalam pelestarian lingkungan
4. Peningkatan pendidikan, latihan, riset dan pengembangan di wilayah pesisir dan laut.
2.3 Sumber Daya Perikanan Laut