Kekuatan mesin yang digunakan

71 nilai yang lebih kecil. Kondisi tersebut menunjukkan adanya inefisiensi penggunaan bahan bakar minyak dalam usaha penangkapan unit sampel 49. Dari 50 unit sampel terdapat 5 unit sampel 33, 34, 35, 47, 48 dan 50 yang memiliki nilai projection sama dengan nilai bahan bakar minyak yang digunakan dalam sebulan. Nilai tersebut menunjukkan adanya efisiensi unit sampel dalam mengalokasikan jumlah bahan bakar minyak sebanding dengan jumlah unit input lainnya.

d. Kekuatan mesin yang digunakan

Teknologi yang terus berkembang dengan berbagai inovasi-inovasi baru juga memberi perubahan pada aktivitas melaut nelayan. Mulai dari penggunaan alat tangkap, jenis armada tangkap dan penggunaan tenaga motor pada armada tangkap nelayan. Inovasi-inovasi tersebut memberi manfaat pada pendapatan rumahtangga nelayan. Tetapi disatu sisi juga berdampak pada semakin mudahnya aktivitas ekstraksi perikanan laut sehingga pengelolaan pada sumberdaya yang open acces tersebut menjadi sulit untuk dilakukan. Pada gambar 7 menunjukkan berbagai ukuran tingkat kekuatan mesin yang digunakan unit sampel untuk memudahkan transportasi melaut. Adapun ukuran tingkat kekuatan mesin yang digunakan unit sampel berfariasi 6 GT sampai 24 GT. Diperoleh 6 unit sampel 33, 34, 35, 47, 48 dan 50 yang memiliki nilai projection sama dengan ukuran kekuatan mesin yang digunakan. Hal ini menunjukkan ukuran kekuatan mesin yang digunakan sebanding dengan alokasi unput lainnya dalam sebulan atau dengan kata lain penggunaan ukuran kekuatan mesin tersebut memberi kontribusi terhadap hasil effort yang efisien. Gambar 7 Potential Improvement dari kekuatan mesin perahu yang digunakan Sumber: Data Primer 2005 Sumber: Data Primer 2005 -20 -10 10 20 30 40 50 60 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 GT Projection Difference 72 Dari Gambar 7 juga diketahui berbagai nilai dari penggunaan ukuran kekuatan mesin. Dimana bila dibandingkan unit sampel 25 menggunakan ukuran kekuatan mesin 24 GT hanya akan menimbulkan inefiseinsi, karena ukuran mesin yang digunakan tidak sebanding dengan alokasi input-input lainnya. Dalam hal ini unit sampel perlu melakukan pengurangan ukuran kekuatan mesin karena apabila dikurangi, unit sampel tersebut masih memiliki potensi perbaikan sebesar 74,35 sehingga bisa memberi kontribusi untuk menghasilkan effort yang efisien. Secara keseluruhan dapat diketahui terdapat 6 unit sampel memiliki nilai projection sama dengan alokasi-alokasi unit input lainnya yang digunakan dalam sebulan. Dengan demikian ke 6 unit sampel tersebut dalam mengalokasikan input melaut telah mampu memberi kontribusi kepada output. Hal tersebut menunjukkan bahwa effort yang dimiliki unit sampel untuk menghasilkan output telah efisien. Hal ini dapat dilihat pada gambar 8. Gambar 8 Tingkat skor yang dimiliki setiap unit sampel Berdasarkan Gambar 8 diketahui berbagai tingkatan skor yang diperoleh dari hasil analisis terhadap 50 unit sampel yang digunakan. Adapun tingkat skor yang dimiliki unit sampel berkisar 0,1 sampai 1. Adapun unit sampel yang memiliki skor 1 dikatakan efisien, sebaliknya kurang dari 1 dikatakan inefisien. No. Resp.

0.1 0.2

0.3 0.4

0.5 0.6

0.7 0.8

0.9 1

1 5 9 1 3 1 7 2 1 2 5 2 9 3 3 3 7 4 1 4 5 4 9 D M U Effic ie nc y 73 Untuk unit sampel yang menunjukkan nilai skor 1 hanya terdapat pada 6 unit sampel dan keseluruhannya adalah unit sampel yang memiliki input nilai projector sama dengan nilai input yang digunakan untuk melaut. Dengan demikian ke 6 unit sampel tersebut dapat dikatakan efisien dalam mengalokasikan input yang digunakan untuk memanfaatkan perikanan laut. Adapun unit-unit sampel yang belum efisien, dapat melakukan potensi perbaikan dengan mengurangi jumlah input yang penggunaannya melebihi jumlah seharusny a. Hasil analisis menunjukkan dari 50 DMU sampel hanya 6 rumahtangga nelayan 12 yang dikatakan efisien dalam menggunakan kapasitas tangkap dan selebihnya 88 belum efisien. Adapun keragaan dari penggunaan kapsitas tangkap nelayan tersebut ditunjukkan pada Tabel 19. Taebl 19 Keragaan kapasitas tangkap perikanan nelayan yang efisien DMU Tripbulan TKbulan BBMbulan liter GT Jlh produksi Difference 33 15 15 150 12 405 0.00 34 15 15 525 16 420 0.00 35 20 40 60 6 440 0.00 47 10 60 200 16 840 0.00 48 20 40 200 12 900 0.00 50 10 60 400 26 1080 0.00 Sumber: Data Primer 2005 Dari Tabel 19 dapat diketahui bahwa pada penggunaan kekuatan mesin tinggi perlu dilakukan pengurangan trip melaut artinya semakin tinggi kekuatan mesin yang digunakan nelayan maka sebaiknya trip melaut harus sebaliknya yaitu dengan menggunakan jumlah trip melaut yang relaif sedikit 10 – 15 trip per bulan dengan kekuatan mesin 16 GT. Sehingga apabila tetap dilakukan melaut melewati batas penggunaan jumlah trip tersebut maka hasil tangkapan yang diperoleh tidak akan sebanding dengan biaya-biaya input lainnya. Keragaan kapasitas tangkap yang efisisen dari 6 DMU yang ditunjukkan pada Tabel 19 menunjukkan bahwa pada penggunaan kapasitas perikanan tangkap perlu dilakukan keseimbangan antara jumlah input yang satu dengan input lainnya. Dimana penggunaan kapasitas tangkap yang besar bahkan berlebih tidak akan memberikan hasil tangkapan yang optimal lagi terkait dengan kondisi wilayah tangkap yang telah mengalami overfishing. Hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan DEA menunjukkan bahwa overfishing yang terjadi pada wilayah tangkap Panai Hilir dapat digolongkan pada economic overfishing. 74

VIII. PERAN GENDER DALAM RUMAHTANGGA NELAYAN DAN KAPASITAS PERIKANAN TANGKAP