Akses dan Ko ntrol Terhadap Sumberdaya

23 5. Pemeliharaan tambak, seperti menebar pupuk pada waktu pengolahan tanah, memberi pakan, memanen ikan dan sebagainya.

2.7 Akses dan Ko ntrol Terhadap Sumberdaya

Akses adalah peluang yang bisa diperoleh laki-laki dan perempuan untuk memiliki atau menikmati sesuatu pekerjaan, kegiatan, barang, jasa. Sementara kontrol adalah sejauh mana perempuan dan laki-laki mempunyai kekuasaan atau kemampuan dalam proses pengambilan keputusan dalam merencanakan, melakukanmemiliki atau menikmati sesuatu Handayani dan Sugiarti, 2001. Laki-laki dan perempuan yang akses terhadap sumberdaya tertentu belum tentu memiliki kontrol terhadap sumberdaya tersebut. Hal ini disebabkan karena akses seseorang ditentukan oleh orang lain, sementara kontrol mencirikan bahwa seseorang itu berkuasa atau tidak untuk menentukan sumberdaya yang diakses atau tidak diakses. Dengan demikian kontrol merupakan kekuasaan yang dimiliki laki-laki dan perempuan terhadap sumberdaya yang dapat digunakan untuk berbagai hal sehingga benar-benar memberi manfaat. Akses dan kontrol laki-laki dan perempuan tidak lepas dari budaya dan tradisi lingkungan yang berbeda-beda. Umumnya masyarakat nelayan memiliki akses yang rendah, terlebih lagi nelayan buruh yang tidak memiliki kekuatan. Sebagaimana yang dikemukakan Marwoto 2004 Kelompok Nelayan yang ada saat ini dalam kenyataannya kurang dan bahkan tidak dapat mewakili kepentingan nelayan, terutama nelayan buruh. Menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga AD-ART Kelompok Nelayan pada umumnya menyebutkan bahwa yang dapat menjadi anggota Kelompok Nelayan adalah nelayan pemilik. Oleh karenanya Kelompok Nelayan tidak lain adalah kumpulan dari para pemilik unit penangkapan, yang biasanya sejenis. Dengan sistim keanggotaan yang demikian maka Kelompok Nelayan hanya menyuarakan kepentingan nelayan pemilik saja. Di sisi lain, program pembinaan dan penyuluhan yang dilakukan Pemerintah menggunakan pendekatan kelompok nelayan sehingga yang mempunyai kesempatan untuk mengikuti pembinaan dan penyuluhan hanyalah nelayan pemilik. Padahal meningkatnya produktifitas usaha penangkapan sangat ditentukan oleh 24 pengetahuan dan ket erampilan nelayan buruh dan keluarganya baik istri dan anak-anak yang secara langsung terjun dalam kegiatan penangkapan. Tetapi sangat disayangkan mereka seolah tidak memiliki kesempatan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan keterampilan yang diberikan oleh Pemerintah. Sebaliknya pengetahuan dan ketrampilan bagi pemilik unit penangkapan, tidak begitu penting karena yang lebih penting bagi mereka adalah bagaimana unit penangkapan siap untuk beroperasi, termasuk dalam menyediakan uang untuk membeli kebutuhan operasionalnya.

2.8 Gender dalam Pembangunan