Peran Laki-laki dan Perempuan Dalam Pengelolaan Kawasan Pantai

21 Pada sebagian rumahtangga, perempuan yang tinggal di rumah melakukan kegiatan yang bisa menghasilkan uang seperti; membuka usaha jasa jahitan, salon, kursus-kursus dan warung. Aktivitas tersebut merupakan aktivitas ekonomi, seperti yang dikemukakan oleh Archarya 1983 dalam; Prasetyaningsih 2004 bahwa dalam kenyataannya aktivitas -aktivitas yang dilakukan perempuan secara umum dapat dikategorikan ke dalam aktivitas ekonomi dan domestik. Keterlibatan perempuan dalam bidang pertanian, industri, perdagangan, jasa dan sebagainya dapat diklasifikasikan sebagai kegiatan ekonomi. Kegiatan -kegiatan lain seperti pemrosesan bahan makanan, pengambilan air, dan pengumpulan bahan makanan adalah bagian integral dari reproduksi ekonomi rumahtangga, yang secara umum untuk memenuhi kebutuhan ekonomi subsistensi. Kategorisasi hal-hal tersebut termasuk dalam aktivitas ekonomi karena kelompok aktivitas ini dapat ditampilkan secara komersial, dan nilai ekonomisnyapun dapat diukur. Sementara itu, aktivitas-aktivitas reproduktif lainnya seperti memasak, melayani suami dan anak-anak, membersihkan rumah, menyetrika, berbelanja, dan mengasuh anak dapat diklasifikasikan ke dalam aktivitas domestik. Kelompok aktivitas ini adalah inti dari proses reproduksi rumahtangga yang tidak dapat diukur secara ekonomis tetapi bernilai ekonomi supporting activities economic work .

2.6 Peran Laki-laki dan Perempuan Dalam Pengelolaan Kawasan Pantai

Kawasan pantai atau wilayah pesisir dapat didefinisikan sebagai daerah pertemuan antara darat dan laut. Bagian ke arah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan baik kering maupun terendam air yang masih dipengaruhi sifat- sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin, sedangkan kearah laut wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipen garuhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran Soegiarto, 1976 dalam Dahuri et al.1996. Tujuan dari pengelolaan wilayah pesisir dan lautan adalah untuk mengkoordinasikan berbagai kegiatan pembangunan guna mencapai keuntungan sosial ekonomi secara optimal dan berjangka panjang, termasuk resolusi konflik 22 pemanfaatan sumberdaya pesisir. Program pengelolaan yang berdasarkan pada pendekatan terpadu dan multisektor, dirancang untuk mengharmoniskan dan memandu perencanaan serta pengelolaan dari berbagai aktivitas sektor pembangunan yaitu; pertanian, kehutanan, perikanan, energi, transportasi, industri, perumahan, dan kesehatan Dahuri, et al. 1996. Masyarakat kawasan pantai dalam kehidupannya berinteraksi secara langsung dengan sumberdaya alam laut. Dengan memanfaatkan sumberdaya laut mereka dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidup. Menurut Simatraw et al., 2001 setiap usaha pengelolaan sumberdaya alam berawal dari proses bekerja menghasilkan suatu produk dan kemudian didistribusikan untuk di konsumsi sendiri atau dapat dipertukarkan dengan produk lain ataupun dengan uang diperdagangkan. Demikian juga untuk siklus-siklus yang berkaitan dengan cara masyarakat memelihara alam. Dimana keterlibatan masyarakat tersebut lebih disesuaikan dengan kebudayaan yang ada dengan membedakan peran laki-laki dan perempuan yang tercermin dalam aturan -aturan, kebiasaan, cara berproduksi, cara mendistribusikan hasil produksi, keluarga dan pengambilan keputusan. Pada intinya, laki-laki dan perempuan memiliki peran dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya laut. Adapun peran -peran tersebut dapat dilihat dari aktivitas ataupun pembagian kerja laki-laki dan perempuan. Menurut Departemen Pertanian dalam Saruan 2000 tentang peranan perempuan tani- nelayan bahwa jenis pekerjaan produktif yang dilakukan perempuan nelayan sebagai berikut: 1. Persiapan penangkapan, seperti menjurai jaring, menyiapkan bahan pengawet dan menyiapkan bekal makanan untuk suami yang akan pergi melaut. 2. Pengolahan hasil laut seperti; mengasap, memindang, mengasinkan, mengabon, membuat terasi, kerupuk dan sebagainya. 3. Pemasaran perikanan seperti melelang ikan, menjual pada agen, pengecer dan sebagainya. 4. Kerajinan, misalnya membuat keranjang, kerajinan kulit kerang, membuat jaring dan sebagainya. 23 5. Pemeliharaan tambak, seperti menebar pupuk pada waktu pengolahan tanah, memberi pakan, memanen ikan dan sebagainya.

2.7 Akses dan Ko ntrol Terhadap Sumberdaya