6.3. Keterkaitan Antar Sektor
Analisis keterkaitan antar sektor pada dasarnya melihat dampak output dari kenyataan bahwa sektor-sektor dalam perekonomian tersebut saling pengaruh
mempengaruhi. Keterkaitan antar sektor yang dianalisis dalam studi ini terdiri atas 1 keterkaitan langsung ke depan, yang menunjukkan akibat suatu sektor tertentu
terhadap sektor-sektor yang menggunakan sebagian output tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan akhir; 2 keterkaitan langsung ke
belakang, yang menunjukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor- sektor yang menyediakan input bagi sektor tersebut secara langsung per unti
kenaikan permintaan akhir; 3 keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan, yang menunjukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang
menggunakan output sektor tersebut secara langsung maupun tak langsung per unit kenaikan permintaan akhir; dan 4 keterkaitan langsung dan tidak langsung
ke belakang, yang menunjukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor- sektor yang menyediakan input bagi sektor tersebut secara langsung maupun tak
langsung per unit kenaikan permintaan akhir. Keterkaitan langsung ke depan dan keterkaitan langsung ke belakang
dianalisis dengan menggunakan matriks koefisien teknis. Sedangkan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan maupun keterkaitan langsung dan tidak
langsung ke belakang dianalisis dengan menggunakan matriks kebalikan leontief terbuka.
6.3.1. Keterkaitan ke Belakang dan ke Depan
Sektor yang memiliki keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang DIBL paling besar adalah sektor air bersih 9; angkutan udara 17;
bangunan 10; industri pengolahan 7; angkutan laut 15; dan seterusnya. Sektor dengan nilai DIBL yang besar mengindikasikan bahwa sektor-sektor
tersebut sangat tergantung dengan sektor-sektor lainnya dalam melakukan proses produksi atau disebut sebagai sektor penggerak sektor lainnya. Dalam analisis
dengan metode iput output, nilai DIBL sama dengan pengganda output.
Tabel 27. Sepuluh Sektor Terbesar Dalam Keterkaitan Langsung Ke
Belakang dan Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung Ke Belakang
No Sektor Kode DBL Sektor Kode
DIBL 1
Industri Pengolahan 7
0.78833 Air Bersih
9 2.63244
2 Air Bersih
9 0.77136
Angkutan Udara 17
2.52401 3
Bangunan 10 0.76578
Bangunan 10 2.32264
4 Angkutan Udara
17 0.74262
Industri Pengolahan 7
2.32229 5 Listrik
8 0.65046 Angkutan Laut
15 2.28230 6 Angkutan
Laut 15 0.61204 Jasa Penunjang Angkutan
18 2.20389
7 Angkutan Jalan
Raya 14 0.58540 Listrik
8 2.14533 8 Jasa
Rekreasi, Kebudayaan dan Olahraga
23 0.58077
Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
20 2.11185 9 Jasa
Penunjang Angkutan 18 0.56597
Jasa Rekreasi,
Kebudayaan dan Olahraga 23 2.10922
10 Perikanan 5
0.54416 Angkutan Jalan Raya 14
2.10024
Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Maluku Utara Updating, 2005, Data Diolah
Adapun sektor-sektor yang termasuk dalam sepuluh besar dengan keterkaitan langsung ke belakang DBL pada umumnya sama dengan keterkaitan
langsung dan tidak langsung ke belakang DIBL kecuali sektor perikanan 5 dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 20. Sektor yang memiliki
keterkaitan langsung ke belakang yang paling besar adalah sektor industri pengolahan 7; air bersih 9; bangunan 10; angkutan udara 17; angkutan laut
15; dan seterusnya. Jika dilihat sektor-sektor yang memiliki keterkaitan langsung dan tidak
lansung ke belakang pada Tabel 27 dibandingkan dengan nilai transaksi eksternal pada Tabel 24 hasilnya sangat signifikan. Sektor-sektor dengan transaksi eksternal
yang besar mempunyai keterkaitan ke belakang yang besar juga. Nilai transaksi eksternal dari sektor bangunan 75.37 ; air bersih 58.37 ; industri pengolahan
69.83 ; serta sektor angkutan udara 58.32 . Dibandingkan dengan pangsa PDRB 2005 atas dasar harga berlaku, hanya
sektor industri pengolahan yang memiliki keterkaitan ke belakang yang tinggi. Sedangkan sektor pertanian lima sub sektor serta sektor perdagangan, hotel dan
restoran meskipun tidak termasuk dalam sepuluh besar tetapi memiliki nilai keterkaitan yang cukup tinggi yaitu lebih besar dari satu.
Selanjutnya berdasarkan analisis keterkaitan ke depan, sebagaimana termuat dalam Tabel 28, maka sektor-sektor dalam perekonomian Provinsi
Maluku Utara yang dapat mendorong peningkatan output dari sektor-sektor perekonomian lainnya adalah sektor perdagangan besar dan eceran 11; industri
pengolahan 7; perikanan 5; bangunan 10; pertambangan dan penggalian 6; jasa pemerintahan umum 21; komunikasi 19; angkutan laut 15; tanaman
bahan makanan 1; serta perkebunan 2.
Tabel 28. Sepuluh Sektor Terbesar Dalam Keterkaitan Langsung Ke Depan dan Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung Ke Depan
No Sektor Kode DFL Sektor
Kode Sektor
DIFL 1
Perdagangan Besar dan Eceran
11 1.84089
Perdagangan Besar dan Eceran
11 4.48893 2
Industri pengolahan
7 0.97858 Perikanan
5 2.90914 3
Perikanan 5 0.85242
Industri pengolahan
7 2.86936 4
Bangunan 10 0.82654
Bangunan 10 2.43964
5 Pertambangan dan
Penggalian 6 0.63082
Komunikasi 19 2.18889
6 Jasa Pemerintahan Umum
21 0.60281 Angkutan
Laut 15 2.05760
7 Komunikasi 19 0.60112 Tanaman Bahan Makanan
1 2.04211
8 Angkutan Laut
15 0.59289 Perkebunan 2 2.03758
9 Tanaman Bahan
Makanan 1 0.56030 Pertambangan
dan Penggalian
6 2.03660 10 Perkebunan
2 0.43715 Jasa
Pemerintahan Umum 21
1.92695
Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Maluku Utara Updating, 2005, Data Diolah
Dari analisis keterkaitan ke depan pada Tabel 28, dapat dilihat bahwa keterkaitan ke depan sangat signifikan dengan kontribusi sektor dalam PDRB
Maluku Utara tahun 2005, antara lain sektor pertanian sub sektor perikanan, tanaman bahan makanan dan perkebunan, selanjutnya sektor industri pengolahan
yakni sub sektor industri pengolahan, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran yang diwakili oleh sub sektor perdagangan besar dan eceran.
Selain itu, dari analisis dapat terlihat bahwa sektor pengangkutan dan komunikasi sangat berpotensi dalam perekonomian Maluku Utara. Hal ini terlihat
dari besarnya nilai keterkaitan baik keterkaitan ke depan secara langsung dan tidak langsung maupun keterkaitan ke beakang secara langsung dan tidak
langsung. Nilai ini sangat signifikan dengan kontribusi sektor tersebut dalam PDRB 2005 yang menempati urutan keempat.
6.3.2. Kepekaan dan Koefisien Penyebaran Antar Sektor
Kepekaan penyebaran merupakan keterkaitan langsung dan tak langsung ke depan yang dinormalkan dengan jumlah sektor dan jumlah seluruh koefisien
matriks kebalikan leontief, sedangkan koefisien penyebaran merupakan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang yang dinormalkan dengan
jumlah sektor dan jumlah seluruh matriks kebalikan leontief Rassmusen, 1956 dan Bulmer-Thomas, 1982.
Sektor yang memiliki koefisien penyebaran tinggi mengindikasikan sektor tersebut memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap sektor lain. Sebaliknya
sektor yang memiliki kepekaan penyebaran tinggi berarti sektor tersebut memiliki keterkaitan ke depan atau daya dorong yang cukup kuat dibandingkan dengan
sektor-sektor lainnya. Adapun indeks koefisien penyebaran memberikan indikasi
bahwa sektor-sektor yang memiliki indeks koefisien penyebaran lebih dari satu 1 berarti daya penyebaran sektor tersebut di atas rata-rata daya penyebaran
secara keseluruhan. Demikian halnya untuk indeks kepekaan penyebaran, sektor yang mempunyai indeks kepekaan penyebaran lebih dari satu 1 berarti derajat
kepekaan sektor tersebut di atas derajat kepekaan rata-rata secara keseluruhan. Diagram keterkaitan antar sektor digunakan untuk mempermudah melihat
sektor yang saling berkaitan, yang terdiri dari garis vertikal yang menunjukkan indeks derajat kepekaan dan garis horizontal yang menunjukkan indeks daya
penyebaran. Diagram tersebut memiliki empat kuadran. Kuadran pertama merupakan sektor-sektor yang memiliki hubungan dengan sektor ke belakang
hulu dan ke depan hilir yang tinggi. Kuadran kedua merupakan sektor-sektor yang memiliki hubungan dengan sektor ke belakang hulu yang rendah, serta
memiliki hubungan dengan sektor ke depan hilir yang tinggi. Kuadran ketiga merupakan sektor-sektor yang memiliki hubungan dengan sektor ke belakang
hulu dan ke depan hilir yang rendah. Kuadran keempat merupakan sektor- sektor yang memiliki hubungan dengan sektor ke belakang hulu tinggi, namun
memiliki hubungan dengan sektor ke depan hilir yang rendah. Tabel 29 menunjukkan bahwa sepuluh sektor yang memiliki derajat
kepekaan yang tinggi dalam mendorong sektor-sektor lainnya adalah sektor perdagangan besar dan eceran; diikuti oleh sektor perikanan; industri pengolahan;
bangunan; komunikasi; angkutan laut; tanaman bahan makanan; perkebunan; pertambangan dan penggalian serta sektor jasa pemerintahan umum. Sebaliknya
sepuluh sektor terbesar yang memiliki daya penyebaran atau daya hela yang tinggi yaitu sektor air bersih; angkutan udara; bangunan; industri pengolahan; angkutan
laut; jasa penunjang angkutan; listrik, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; rekreasi, kebudayaan dan olahraga; dan sektor angkutan jalan raya.
Tabel 29. Sepuluh Sektor Terbesar Dalam Kepekaan Penyebaran dan
Koefisien Penyebaran
No Sektor Kode Indeks
Derajat Kepekaan
Sektor Kode Indeks
Daya Penyebaran
1 Perdagangan Besar dan
Eceran 11 2.367346
Air Bersih
9 1.388281 2 Perikanan
5 1.534203 Angkutan Udara
17 1.331097 3 Industri
pengolahan 7 1.513228 Bangunan
10 1.224899 4 Bangunan
10 1.286605 Industri pengolahan
7 1.224718
5 Komunikasi 19 1.154366 Angkutan
Laut 15 1.203626
6 Angkutan Laut
15 1.085125
Jasa Penunjang Angkutan
18 1.162273 7 Tanaman
Bahan Makanan 1 1.076958
Listrik 8 1.131390
8 Perkebunan 2 1.074566 Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan 20 1.113736
9 Pertambangan dan
Penggalian 6 1.07405
Jasa Rekreasi,
Kebudayaan dan Olahraga
23 1.112345 10
Jasa Pemerintahan Umum 21
1.016223 Angkutan Jalan
Raya 14
1.107610
Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Maluku Utara Updating, 2005, Data Diolah
Keterkaitan antar sektor yang berpengaruh terhadap output di Provinsi Maluku Utara dengan melihat daya penyebaran dan derajat kepekaan setiap sektor
perekonomian, dapat dilihat pada Gambar 8.
0,5 1
1,5 2
2,5
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1,4 1,6
11
5 7
10 19
15 18
14 23 20 16
8 9
17 12
24 22
3 4
13 21
1 2
6
Gambar 8. Diagram Keterkaitan Antar Sektor Terhadap Output di Provinsi Maluku Utara Tahun 2005
Indeks Daya Penyebaran In
de ks Deraj
at Kepe
kaa n
I II
III IV
Dari hasil plot yang dilakukan sebagaimana terlihat pada Gambar 8, maka nilai indeks daya penyebaran koefisien penyebaran dan indeks derajat kepekaan
kepekaan penyebaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kuadran, hasilnya
sebagai berikut:
Kuadran I : sektor-sektor dengan daya penyebaran dan derajat kepekaan tinggi yaitu industri pengolahan 7; bangunan 10; angkutan laut 15; perikanan 5;
dan komunikasi 19. Kuadran II : sektor-sektor dengan daya penyebaran rendah dan derajat kepekaan
tinggi yaitu pertambangan dan penggalian 6; perdagangan besar dan eceran 11; perkebunan 2; tanaman bahan makanan 1; dan jasa pemerintahan umum 21.
Kuadran III : sektor-sektor dengan daya penyebaran dan derajat kepekaan rendah yaitu jasa perorangan dan rumah tangga 24; hotel 12; peternakan 3; jasa
sosial dan kemasyarakatan 22; kehutanan 4; dan restoran 13. Kuadran IV : sektor-sektor dengan daya penyebaran tinggi dan derajat kepekaan
rendah yaitu air bersih 9; angkutan udara 17; jasa penunjang angkutan 18; listrik 8; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 20; jasa rekreasi,
kebudayaan dan olahraga 23; angkutan jalan raya 14; dan angkutan sungai, danau dan penyebrangan 16.
Dari uraian di atas maka dapat dijelaskan bahwa sektor-sektor yang berada pada kuadran I dengan derajat kepekaan dan daya penyebaran yang tinggi
merupakan simpul perekonomian di Provinsi Maluku Utara, yang berperan penting sebagai sektor atau kegiatan antara yang menghubungkan sektor-sektor di
hulu dan hilir, sehingga sektor-sektor tersebut harus ditingkatkan keberadaan baik jumlah aktifitas maupun nilai output atau produksi yang dihasilkan. Selanjutnya
sektor-sektor pada kuadran II dengan derajat kepekaan yang tinggi dan daya penyebaran yang rendah hendaknya dapat menggerakkan sektor-sektor hilir yang
memanfaatkan output dari sektor-sektor tersebut secara optimal. Sedangkan sektor-sektor pada kuadran III cenderung sebagai sektor
pendukung bagi pengembangan sektor-sektor lain baik kegiatan di hulu maupun di hilir khususnya terhadap kegiatan produksi domestik. Sektor-sektor pada
kuadran IV dengan derajat kepekaan rendah dan daya penyebaran tinggi, sangat tergantung dengan sektor-sektor hulu karena daya penyebarannya yang tinggi,
sehingga hendaknya dapat memanfaatkan secara optimal sektor-sektor di hulu untuk mendukung aktifitas atau kegiatan produksi yang pada gilirannya dapat
menggerakkan nilai total ekonomi wilayah secara signifikan. Jika indeks derajat kepekaan dan indeks daya penyebaran ini digabung
maka akan didapat indeks keterkaitan antar sektor Total Linkage. Suatu sektor bernilai indeks keterkaitan 2, berarti sektor tersebut memiliki indeks keterkaitan
lebih tinggi dari rata-rata indeks lainnya. Nilai indeks keterkaitan rata-rata 2, berasal dari penjumlahan nilai indeks daya penyebaran dan indeks derajat
kepekaan. Apabila dilihat indeks total keterkaitan yang terdapat pada Tabel 30 di
atas, maka sektor-sektor yang memiliki keterkaitan yang tinggi adalah sektor perdagangan besar dan eceran 11; sektor industri pengolahan 7; sektor
perikanan 5; sektor bangunan 10; sektor komunikasi 19; sektor angkutan laut 15; sektor air bersih 9; sektor angkutan udara 17; dan sektor jasa penunjang
angkutan 18. Sektor-sektor ini memiliki tingkat keterkaitan lebih tinggi dari rata-rata sektor lainnya atau dengan nilai indeks keterkaitan lebih dari dua 2.
Tabel 30. Indeks Total Keterkaitan Sektor Ekonomi Provinsi Maluku Utara Tahun 2005
No Sektor Indeks
Derajat Kepekaan
Indeks Daya
Penyebaran Indeks
Keterkaitan 1
Tanaman Bahan Makanan 1.0770
0.7337 1.8106 2 Perkebunan
1.0746
0.7504 1.8250 3 Peternakan
0.8406 0.8772
1.7177 4 Kehutanan
0.9739 0.7752
1.7491 5 Perikanan
1.5342 1.1002 2.6344
6 Pertambangan Penggalian
1.0741
0.8882 1.9623 7 Industri
pengolahan
1.5132 1.2247 2.7379
8 Listrik 0.6206
1.1314 1.7520
9 Air Bersih
0.7244 1.3883 2.1126
10 Bangunan
1.2866 1.2249 2.5115
11 Perdagangan Besar dan Eceran
2.3673
0.8377
3.2050
12 Hotel 0.7434
0.8857 1.6292
13 Restoran 0.8657
0.7646 1.6303
14 Angkutan Jalan Raya
0.7771
1.1076
1.8847 15 Angkutan
Laut
1.0851 1.2036 2.2888
16 Angkutan Sungai, Danau
Penyebrangan 0.6328
1.0346 1.6674
17 Angkutan Udara
0.7263
1.3311 2.0574
18 Jasa Penunjang Angkutan
0.8780 1.1623 2.0403
19 Komunikasi 1.1544 1.0988 2.2532
20 Keuangan, Persewaan Jasa
Perusahaan 0.8593
1.1137
1.9731 21
Jasa Pemerintahan Umum 1.0162
0.5274 1.5436 22
Jasa Sosial Kemasyarakatan 0.7748
0.7995 1.5743
23 Jasa Rekreasi, Kebudayaan
Olahraga 0.8064
1.1123
1.9187 24
Jasa Perorangan Rumah Tangga 0.5940 0.9268
1.5208 Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Maluku Utara Updating, 2005, Data Diolah
Dengan indeks total keterkaitan dalam melihat hubungan antar sektor tersebut, juga terlihat bahwa terdapat penambahan sektor-sektor yang dapat
menjadi simpul perekonomian Provinsi Maluku Utara, yakni sektor perdagangan besar dan eceran, sektor angkutan udara dan sektor jasa penunjang angkutan.
6.4. Angka Pengganda