Angka Pengganda SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN MALUKU UTARA

Tabel 30. Indeks Total Keterkaitan Sektor Ekonomi Provinsi Maluku Utara Tahun 2005 No Sektor Indeks Derajat Kepekaan Indeks Daya Penyebaran Indeks Keterkaitan 1 Tanaman Bahan Makanan 1.0770 0.7337 1.8106 2 Perkebunan 1.0746 0.7504 1.8250 3 Peternakan 0.8406 0.8772 1.7177 4 Kehutanan 0.9739 0.7752 1.7491 5 Perikanan 1.5342 1.1002 2.6344 6 Pertambangan Penggalian 1.0741 0.8882 1.9623 7 Industri pengolahan 1.5132 1.2247 2.7379 8 Listrik 0.6206 1.1314 1.7520 9 Air Bersih 0.7244 1.3883 2.1126 10 Bangunan 1.2866 1.2249 2.5115 11 Perdagangan Besar dan Eceran 2.3673 0.8377 3.2050 12 Hotel 0.7434 0.8857 1.6292 13 Restoran 0.8657 0.7646 1.6303 14 Angkutan Jalan Raya 0.7771 1.1076 1.8847 15 Angkutan Laut 1.0851 1.2036 2.2888 16 Angkutan Sungai, Danau Penyebrangan 0.6328 1.0346 1.6674 17 Angkutan Udara 0.7263 1.3311 2.0574 18 Jasa Penunjang Angkutan 0.8780 1.1623 2.0403 19 Komunikasi 1.1544 1.0988 2.2532 20 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 0.8593 1.1137 1.9731 21 Jasa Pemerintahan Umum 1.0162 0.5274 1.5436 22 Jasa Sosial Kemasyarakatan 0.7748 0.7995 1.5743 23 Jasa Rekreasi, Kebudayaan Olahraga 0.8064 1.1123 1.9187 24 Jasa Perorangan Rumah Tangga 0.5940 0.9268 1.5208 Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Maluku Utara Updating, 2005, Data Diolah Dengan indeks total keterkaitan dalam melihat hubungan antar sektor tersebut, juga terlihat bahwa terdapat penambahan sektor-sektor yang dapat menjadi simpul perekonomian Provinsi Maluku Utara, yakni sektor perdagangan besar dan eceran, sektor angkutan udara dan sektor jasa penunjang angkutan.

6.4. Angka Pengganda

Salah satu jenis analisis yang umum dilakukan dalam kerangka analisis input-output selain analisis keterkaitan antar sektor adalah analisis angka pengganda multiplier analysis. Analisis pengganda yang dilakukan pada studi ini adalah angka pengganda output, angka pengganda pendapatan, angka pengganda tenaga kerja, angka pengganda pajak dan angka pengganda nilai tambah

6.4.1. Pengganda Output

Analisis pengganda output digunakan untuk mengetahui pengaruh pengembangan suatu sektor terhadap pertumbuhan output di Provinsi Maluku Utara. Pengaruh yang dimaksudkan adalah sampai berapa jauh kenaikan permintaan akhir suatu sektor di dalam perekonomian berpengaruh terhadap output sektor yang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Sektor-sektor yang memiliki pengganda output besar di Provinsi Maluku Utara sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 31, adalah sektor air bersih, angkutan udara, bangunan, industri pengolahan dan angkutan laut. Dengan melakukan pengembangan terhadap sektor-sektor tersebut, maka akan memberikan dampak yang cukup besar di dalam perekonomian Provinsi Maluku Utara. Tabel 31. Nilai Pengganda Output Sepuluh Sektor Terbesar di Maluku Utara Tahun 2005 Kode Sektor Urutan Pengganda Output 9 17 10 7 15 18 8 20 23 14 Air bersih Angkutan udara Bangunan Industri pengolahan Angkutan laut Jasa penunjang angkutan Listrik Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Jasa rekreasi, kebudayaan dan olahraga Angkutan jalan raya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2.6324 2.5240 2.3226 2.3223 2.2823 2.2039 2.1453 2.1119 2.1092 2.1002 Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Maluku Utara Updating, 2005, Data Diolah Hal ini karena sektor-sektor tersebut memiliki keterkaitan yang sangat besar dengan sektor-sektor lainnya sebagai bahan input produksinya, sehingga setiap ada tambahan satu unit permintaan akhir maka sektor-sektor tersebut akan menggerakkan sektor-sektor lainnya untuk meningkatkan outputnya. Sektor air bersih merupakan sektor yang memiliki nilai pengganda output terbesar di Maluku Utara dengan nilai pengganda sebesar 2.6324. Nilai ini berarti jika terjadi peningkatan permintaan akhir terhadap sektor air bersih sebesar satu satuan, maka akan meningkatkan output pada semua sektor ekonomi sebesar 2.6324 satuan. Jika diamati peringkat penciptaan output setiap sektor, terlihat bahwa empat sektor dengan pengganda output besar yaitu sektor air bersih, angkutan udara, bangunan dan angkutan laut merupakan sektor-sektor yang terkait dengan penyediaan infrastruktur serta penunjang dan pendukung pembangunan. Sehingga keberadaan sektor-sektor tersebut sangat penting. Sedangkan sektor industri pengolahan yang menempati peringkat empat dalam penciptaan pengganda output di Provinsi Maluku Utara, terlihat sangat sejalan dan signifikan jika dikaitkan dengan kontribusi PDRB, struktur output maupun besaran keterkaitan antar sektor. Sektor industri pengolahan memiliki nilai pengganda output sebesar 2.3223. Hal ini berarti jika permintaan akhir sektor industri pengolahan di Provinsi Maluku Utara meningkat sebesar satu satuan maka total output atau produksi yang dihasilkan oleh perekonomian akan meningkat sebesar 2.3223. Apabila sektor industri pengolahan ditelusuri lebih jauh dampak penciptaan output akibat adanya peningkatan permintaan akhir satu satuan dari sektor tersebut Tabel 32, maka diperoleh hasil bahwa pada tahap dampak dukungan industri dengan perlakuan rumah tangga sebagai variabel eksogen pengganda tipe I sebesar 2.3223, sektor yang paling terpengaruh dalam penciptaan output yaitu sektor perkebunan 2 dengan dampak dukungan industri sebesar 0.2871; diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran 11 dengan dampak dukungan industri sebesar 0.2845; sektor industri pengolahan 7 itu sendiri dengan dampak dukungan industri sebesar 0.1359; dan sektor tanaman bahan makanan 1 dengan dampak dukungan industri sebesar 0.1022. Tabel 32. Dampak Peningkatan Permintahan Akhir Sektor Industri Pengolahan Terhadap Output Sektoral di Provinsi Maluku Utara Tahun 2005 ───────────────────────────────────────────────────────────────────── Sektor F.Demand Industri Consm Total Flow-On ────────────────────────────────────────────────────── 1 0.0000 0.1022 0.0537 0.1558 4.7 0.1558 6.6 2 0.0000 0.2871 0.0825 0.3697 11.0 0.3697 15.8 3 0.0000 0.0296 0.0244 0.0540 1.6 0.0540 2.3 4 0.0000 0.0535 0.0181 0.0717 2.1 0.0717 3.1 5 0.0000 0.0610 0.0401 0.1011 3.0 0.1011 4.3 6 0.0000 0.0811 0.0269 0.1080 3.2 0.1080 4.6 7 1.0000 0.1359 0.3112 1.4471 43.2 0.4471 19.1 8 0.0000 0.0078 0.0049 0.0127 0.4 0.0127 0.5 9 0.0000 0.0036 0.0035 0.0071 0.2 0.0071 0.3 10 0.0000 0.0301 0.0188 0.0488 1.5 0.0488 2.1 11 0.0000 0.2845 0.1514 0.4358 13.0 0.4358 18.6 12 0.0000 0.0056 0.0055 0.0111 0.3 0.0111 0.5 13 0.0000 0.0257 0.0406 0.0662 2.0 0.0662 2.8 14 0.0000 0.0334 0.0474 0.0808 2.4 0.0808 3.4 15 0.0000 0.0442 0.0213 0.0655 2.0 0.0655 2.8 16 0.0000 0.0065 0.0046 0.0111 0.3 0.0111 0.5 17 0.0000 0.0052 0.0058 0.0110 0.3 0.0110 0.5 18 0.0000 0.0139 0.0090 0.0230 0.7 0.0230 1.0 19 0.0000 0.0310 0.0251 0.0562 1.7 0.0562 2.4 20 0.0000 0.0249 0.0275 0.0524 1.6 0.0524 2.2 21 0.0000 0.0418 0.0261 0.0679 2.0 0.0679 2.9 22 0.0000 0.0087 0.0599 0.0686 2.1 0.0686 2.9 23 0.0000 0.0010 0.0065 0.0074 0.2 0.0074 0.3 24 0.0000 0.0041 0.0095 0.0136 0.4 0.0136 0.6 ────────────────────────────────────────────────────── Total 1.0000 1.3223 1.0244 3.3466 100.0 2.3466 100.0 Multiplier 1.0000 1.3223 1.0244 3.3466 2.3466 ────────────────────────────────────────────────────── Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Maluku Utara Updating, 2005, Data Diolah Sebaliknya apabila rumah tangga diperlakukan sebagai variabel endogen dengan pengganda tipe II sebesar 3.3466, maka adanya peningkatan permintaan akhir sektor industri pengolahan sebesar satu satuan, sektor yang paling besar dipengaruhi oleh kondisi tersebut dalam penciptaan output yaitu sektor industri tabpa migas itu sendiri 7; diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran 11; sektor perkebunan 2; dan sektor tanaman bahan makanan 1. Dari hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa dengan perlakuan rumah tangga sebagai variabel endogen ataupun eksogen, tidak terlalu mempengaruhi urutan sektor yang paling terpengaruh oleh perubahan permintaan akhir sektor industri pengolahan dalam penciptaanpeningkatan output.

6.4.2. Pengganda Pendapatan

Pengganda pendapatan income multiplier dari model input-output juga sering disebut dengan angka pengganda pendapatan rumah tangga household income multiplier . Pengganda pendapatan adalah besarnya peningkatan pendapatan pada suatu sektor akibat meningkatnya permintaan akhir output sektor tersebut sebesar satu unit. Artinya apabila permintaan akhir terhadap output sektor tertentu meningkat sebesar satu rupiah, maka akan meningkatkan pendapatan rumah tangga yang bekerja pada sektor tersebut sebesar nilai pengganda pendapatan sektor yang bersangkutan. Hasil analisis pengganda pendapatan pada Tabel 33 menunjukkan bahwa pengganda pendapatan tipe I sektor industri pengolahan 7 menduduki peringkat tertinggi yang kemudian diikuti berturut-turut oleh sektor listrik 8, sektor restoran 13, sektor air bersih 9 dan sektor angkutan jalan raya 14 dan seterusnya. Tabel 33. Nilai Pengganda Pendapatan Sepuluh Sektor Terbesar di Maluku Utara Tahun 2005 Kode Sektor Urutan Pengganda Pendapatan 7 8 13 9 14 10 17 20 15 23 Industri pengolahan Listrik Restoran Air bersih Angkutan jalan raya Bangunan Angkutan udara Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Angkutan laut Jasa rekreasi, kebudayaan dan olahraga 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 7.3448 5.4313 4.2228 3.4700 3.3060 3.2453 3.2203 3.0373 2.8783 2.6893 Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Maluku Utara Updating, 2005, Data Diolah Nilai pengganda pendapatan tipe I sektor industri pengolahan sebesar 7.3448 menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan tenaga kerja di sektor industri pengolahan karena penambahan permintaan akhir output dari sektor industri pengolahan sebesar satu satuan akan meningkatkan pendapatan rumah tangga yang bekerja di semua sektor ekonomi sebesar 7.3448 satuan baik langsung maupun tidak langsung dengan rumah tangga sebagai variabel eksogen. Selanjutnya jika dilihat dampak pengganda pendapatan akibat peningkatan permintaan akhir pada sektor industri pengolahan terhadap setiap sektor perekonomian, sebagaimana terlihat pada Tabel 34. Tabel 34 menunjukkan bahwa jika diasumsikan rumah tangga sebagai variabel eksogen dengan pengganda pendapatan tipe I sebesar 7.3448, terlihat bahwa adanya peningkatan permintaan akhir sektor industri pengolahan sebesar satu satuan yang mengarah pada perubahan output yang diproduksi, maka pada dampak awal initial effect hanya dirasakan oleh sektor industri pengolahan itu sendiri. Selanjutnya pada dampak industri industry effect, dampak peningkatan pendapatan yang ditimbulkan sangat dirasakan oleh sektor perkebunan 2; diikuti oleh sektor tanaman bahan makanan 1; sektor pertambangan dan penggalian 6; sektor perdagangan besar dan eceran 11; sektor jasa pemerintahan umum 21; sektor kehutanan 4; kemudian sektor industri pengolahan itu sendiri 7; dan seterusnya. Tabel 34. Dampak Peningkatan Permintahan Akhir Sektor Industri Pengolahan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga di Provinsi Maluku Utara Tahun 2005 ────────────────────────────────────────────────────── Sektor F.Demand Indust Consm Total Flow-On ────────────────────────────────────────────────────── 1 0.0000 0.0445 0.0234 0.0680 13.5 0.0680 14.9 2 0.0000 0.0977 0.0281 0.1258 25.0 0.1258 27.5 3 0.0000 0.0039 0.0032 0.0071 1.4 0.0071 1.6 4 0.0000 0.0226 0.0076 0.0302 6.0 0.0302 6.6 5 0.0000 0.0050 0.0033 0.0083 1.7 0.0083 1.8 6 0.0000 0.0373 0.0124 0.0497 9.9 0.0497 10.9 7 0.0472 0.0064 0.0147 0.0683 13.6 0.0211 4.6 8 0.0000 0.0006 0.0003 0.0009 0.2 0.0009 0.2 9 0.0000 0.0003 0.0003 0.0007 0.1 0.0007 0.2 10 0.0000 0.0033 0.0020 0.0053 1.1 0.0053 1.2 11 0.0000 0.0323 0.0172 0.0495 9.8 0.0495 10.8 12 0.0000 0.0003 0.0003 0.0006 0.1 0.0006 0.1 13 0.0000 0.0006 0.0010 0.0016 0.3 0.0016 0.3 14 0.0000 0.0023 0.0032 0.0055 1.1 0.0055 1.2 15 0.0000 0.0038 0.0018 0.0056 1.1 0.0056 1.2 16 0.0000 0.0007 0.0005 0.0011 0.2 0.0011 0.2 17 0.0000 0.0004 0.0004 0.0008 0.2 0.0008 0.2 18 0.0000 0.0016 0.0010 0.0026 0.5 0.0026 0.6 19 0.0000 0.0035 0.0029 0.0064 1.3 0.0064 1.4 20 0.0000 0.0018 0.0019 0.0037 0.7 0.0037 0.8 21 0.0000 0.0278 0.0173 0.0451 8.9 0.0451 9.9 22 0.0000 0.0016 0.0112 0.0128 2.5 0.0128 2.8 23 0.0000 0.0001 0.0006 0.0007 0.1 0.0007 0.1 24 0.0000 0.0011 0.0025 0.0036 0.7 0.0036 0.8 ────────────────────────────────────────────────────── Total 0.0472 0.2994 0.1572 0.5038 100.0 0.4566 100.0 Multiplier 1.0000 6.3448 3.3325 10.6773 9.6773 ────────────────────────────────────────────────────── Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Maluku Utara Updating, 2005, Data Diolah Apabila rumah tangga diberlakukan sebagai variabel endogen dengan pengganda pendapatan tipe II yakni sebesar 10.6773, sebagaimana diperhitungkan pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung dan pengaruh induksi, maka sektor yang paling merasakan dampak pendapatan adalah sektor perkebunan 2; diikuti oleh sektor industri pengolahan sendiri 7; sektor tanaman bahan makanan 1; sektor pertambangan dan penggalian 6; sektor perdagangan besar dan eceran 11; sektor jasa pemerintahan umum 21; serta sektor kehutanan 4.

6.4.3. Pengganda Tenaga Kerja

Pengganda tenaga kerjalapangan pekerjaan employment multiplier atau yang biasa pula disebut dengan efek lapangan pekerjaan employment effect merupakan efek total dari perubahan lapangan pekerjaan di perekonomian akibat adanya satu unit uang perubahan permintaan akhir di suatu sektor tertentu. Tabel 35. Nilai Pengganda Tenaga Kerja Sepuluh Sektor Terbesar Provinsi Maluku Utara Tahun 2005 Kode Sektor Urutan Pengganda Tenaga Kerja 13 7 12 9 20 6 8 18 14 16 Restoran Industri pengolahan Hotel Air bersih Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Pertambangan dan penggalian Listrik Jasa penunjang angkutan Angkutan jalan raya Angkutan sungai, danau dan penyebrangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 41.6279 26.3471 15.9879 9.4252 7.7155 6.6220 6.0670 4.5280 4.4109 4.1456 Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Maluku Utara Updating, 2005, Data Diolah Berdasarkan Tabel 35 di atas, sektor-sektor yang memiliki angka pengganda tenaga kerja terbesar rumah tangga sebagai variabel eksogen adalah sektor restoran 13 sebesar 41.6279, artinya sektor restoran akan menciptakan lapangan kerja untuk 41.6279 orang 42 orang tenaga kerja di semua sektor ekonomi jika output sektor tersebut meningkat sebesar satu juta rupiah. Selanjutnya diikuti oleh sektor industri pengolahan 7 dengan pengganda tenaga kerja sebesar 26.3471, artinya sektor industri pengolahan mampu menciptakan lapangan kerja untuk 26 orang tenaga kerja di semua sektor ekonomi jika output sektor tersebut meningkat satu juta rupiah. Peringkat ketiga di ditempati oleh sektor hotel 12 dengan pengganda sebesar 15.9879 yaitu kemampuan menciptakan lapangan kerja sektor hotel sebanyak 16 orang tenaga kerja. Jika diperhatikan Tabel 35, terlihat bahwa sektor-sektor yang memiliki angka pengganda tenaga kerja terbesar, pada dasarnya merupakan sektor-sektor yang memiliki tingkat produktivitas yang tinggi lihat kembali Tabel 24. Hal ini disebabkan karena jumlah tenaga kerja yang bekerja pada sektor tersebut tidak terlalu besar sedangkan nilai tambah yang dihasilkan sangat besar. Akibatnya koefisien input tenaga kerja yang dihasilkan menjadi sangat kecil dan selanjutnya menghasilkan nilai angka pengganda tenaga kerja yang besar. Kemudian ditelaah lebih jauh efek penciptaan lapangan kerja pada setiap sektor akibat adanya peningkatan permintaan akhir pada sektor tertentu, dalam hal ini dikhususkan penelaahan pada sektor restoran, sektor industri pengolahan dan sektor hotel yang memiliki nilai pengganda tenaga kerja terbesar di Provinsi Maluku Utara, sebagaimana disajikan secara detail pada Tabel 36, Tabel 37 dan Tabel 38 berikut ini. Tabel 36 menunjukkan bahwa sektor restoran memiliki angka pengganda tenaga kerja tipe I sebesar 41.6279 dan pengganda tenaga kerja tipe II sebesar 52.9419. Apabila terjadi peningkatan permintaan akhir pada sektor restoran 13 sebesar satu juta rupiah, maka efek penciptaan lapangan kerja sangat dirasakan oleh sektor perikanan 5; diikuti oleh sektor tanaman bahan makanan 1; sektor perkebunan 2; sektor peternakan 3; sektor kehutanan 4; sektor perdagangan besar dan eceran 11; dan sektor restoran 13 itu sendiri. Hal ini dapat dikatakan bahwa sektor-sektor yang memperoleh efek penciptaan lapangan kerja sektor restoran tersebut merupakan sektor-sektor yang terkait dengan penyediaan input berupa bahan baku makanan restoran, pemasaran hasil produksi dan berbagai input lainnya. Tabel 36. Pengganda Tenaga Kerja Sektor Restoran Provinsi Maluku Utara Tahun 2005 ────────────────────────────────────────────────────── Sektor F.Demand Indust Consm Total Flow-On ────────────────────────────────────────────────────── 1 0.0000 0.0181 0.0035 0.0216 27.4 0.0216 27.9 2 0.0000 0.0033 0.0052 0.0085 10.8 0.0085 11.0 3 0.0000 0.0069 0.0008 0.0077 9.8 0.0077 9.9 4 0.0000 0.0017 0.0011 0.0029 3.7 0.0029 3.7 5 0.0000 0.0281 0.0018 0.0300 38.0 0.0300 38.8 6 0.0000 0.0000 0.0000 0.0001 0.1 0.0001 0.1 7 0.0000 0.0001 0.0005 0.0006 0.7 0.0006 0.7 8 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0 0.0000 0.0 9 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0 0.0000 0.0 10 0.0000 0.0004 0.0004 0.0009 1.1 0.0009 1.1 11 0.0000 0.0012 0.0016 0.0028 3.5 0.0028 3.6 12 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0 0.0000 0.0 13 0.0015 0.0000 0.0000 0.0015 1.9 0.0000 0.1 14 0.0000 0.0001 0.0002 0.0003 0.4 0.0003 0.4 15 0.0000 0.0001 0.0002 0.0003 0.4 0.0003 0.4 16 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0 0.0000 0.0 17 0.0000 0.0000 0.0001 0.0001 0.1 0.0001 0.1 18 0.0000 0.0000 0.0000 0.0001 0.1 0.0001 0.1 19 0.0000 0.0001 0.0003 0.0004 0.5 0.0004 0.5 20 0.0000 0.0000 0.0001 0.0001 0.1 0.0001 0.1 21 0.0000 0.0001 0.0003 0.0004 0.5 0.0004 0.5 22 0.0000 0.0000 0.0003 0.0004 0.4 0.0004 0.5 23 0.0000 0.0000 0.0000 0.0001 0.1 0.0001 0.1 24 0.0000 0.0000 0.0001 0.0002 0.2 0.0002 0.2 ────────────────────────────────────────────────────── Total 0.0015 0.0604 0.0168 0.0787 100.0 0.0773 100.0 Multiplier 1.0000 40.6279 11.3140 52.9419 51.9419 ────────────────────────────────────────────────────── Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Maluku Utara Updating, 2005, Data Diolah Selanjutnya Tabel 37 menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan memiliki pengganda tenaga kerja tipe I sebesar 26.3471 dan pengganda tenaga kerja tipe II sebesar 37.6123. Tabel 37. Pengganda Tenaga Kerja Sektor Industri Pengolahan Provinsi Maluku Utara Tahun 2005 ────────────────────────────────────────────────────── Sektor F.Demand Indust Consm Total Flow-On ────────────────────────────────────────────────────── 1 0.0000 0.0225 0.0118 0.0343 17.9 0.0343 18.4 2 0.0000 0.0621 0.0179 0.0800 41.8 0.0800 43.0 3 0.0000 0.0034 0.0028 0.0062 3.3 0.0062 3.3 4 0.0000 0.0115 0.0039 0.0154 8.1 0.0154 8.3 5 0.0000 0.0095 0.0062 0.0157 8.2 0.0157 8.4 6 0.0000 0.0004 0.0001 0.0006 0.3 0.0006 0.3 7 0.0051 0.0007 0.0016 0.0074 3.8 0.0023 1.2 8 0.0000 0.0001 0.0000 0.0001 0.0 0.0001 0.0 9 0.0000 0.0000 0.0000 0.0001 0.0 0.0001 0.0 10 0.0000 0.0024 0.0015 0.0039 2.0 0.0039 2.1 11 0.0000 0.0102 0.0054 0.0156 8.2 0.0156 8.4 12 0.0000 0.0000 0.0000 0.0001 0.0 0.0001 0.0 13 0.0000 0.0000 0.0001 0.0001 0.1 0.0001 0.1 14 0.0000 0.0005 0.0007 0.0012 0.6 0.0012 0.6 15 0.0000 0.0016 0.0008 0.0024 1.3 0.0024 1.3 16 0.0000 0.0001 0.0001 0.0001 0.1 0.0001 0.1 17 0.0000 0.0002 0.0002 0.0004 0.2 0.0004 0.2 18 0.0000 0.0003 0.0002 0.0004 0.2 0.0004 0.2 19 0.0000 0.0012 0.0009 0.0021 1.1 0.0021 1.1 20 0.0000 0.0002 0.0002 0.0004 0.2 0.0004 0.2 21 0.0000 0.0015 0.0010 0.0025 1.3 0.0025 1.3 22 0.0000 0.0002 0.0011 0.0013 0.7 0.0013 0.7 23 0.0000 0.0000 0.0002 0.0002 0.1 0.0002 0.1 24 0.0000 0.0002 0.0005 0.0007 0.4 0.0007 0.4 ───────────────────────────────────────────────────── Total 0.0051 0.1288 0.0573 0.1912 100.0 0.1861 100.0 Multiplier 1.0000 25.3471 11.2652 37.6123 36.6123 ────────────────────────────────────────────────────── Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Maluku Utara Updating, 2005, Data Diolah Apabila terjadi peningkatan permintaan akhir pada sektor industri pengolahan 7 sebesar satu juta rupiah, maka efek penciptaan lapangan kerja sangat dirasakan oleh sektor perkebunan 2; diikuti sektor tanaman bahan makanan 1, sektor perdagangan besar dan eceran 11; sektor perikanan 7; sektor kehutanan 4; sektor industri pengolahan 7; dan sektor peternakan 3. Kemudian Tabel 38 menunjukkan bahwa sektor hotel memiliki pengganda tenaga kerja tipe I sebesar 15.9879 dan pengganda tenaga kerja tipe II sebesar 20.1076. Tabel 38. Pengganda Tenaga Kerja Sektor Hotel Provinsi Maluku Utara Tahun 2005 ────────────────────────────────────────────────────── Sektor F.Demand Indust Consm Total Flow-On ────────────────────────────────────────────────────── 1 0.0000 0.0122 0.0049 0.0171 14.7 0.0171 15.5 2 0.0000 0.0025 0.0074 0.0099 8.5 0.0099 9.0 3 0.0000 0.0050 0.0012 0.0062 5.3 0.0062 5.6 4 0.0000 0.0031 0.0016 0.0047 4.1 0.0047 4.3 5 0.0000 0.0590 0.0026 0.0616 53.0 0.0616 55.8 6 0.0000 0.0000 0.0001 0.0001 0.1 0.0001 0.1 7 0.0000 0.0001 0.0007 0.0008 0.7 0.0008 0.7 8 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0 0.0000 0.0 9 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0 0.0000 0.0 10 0.0000 0.0012 0.0006 0.0018 1.6 0.0018 1.7 11 0.0000 0.0021 0.0023 0.0043 3.7 0.0043 3.9 12 0.0058 0.0001 0.0000 0.0059 5.0 0.0001 0.1 13 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0 0.0000 0.0 14 0.0000 0.0001 0.0003 0.0004 0.3 0.0004 0.3 15 0.0000 0.0002 0.0003 0.0005 0.4 0.0005 0.5 16 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0 0.0000 0.0 17 0.0000 0.0000 0.0001 0.0001 0.1 0.0001 0.1 18 0.0000 0.0000 0.0001 0.0001 0.1 0.0001 0.1 19 0.0000 0.0006 0.0004 0.0010 0.8 0.0010 0.9 20 0.0000 0.0001 0.0001 0.0001 0.1 0.0001 0.1 21 0.0000 0.0001 0.0004 0.0005 0.4 0.0005 0.5 22 0.0000 0.0001 0.0005 0.0006 0.5 0.0006 0.5 23 0.0000 0.0001 0.0001 0.0001 0.1 0.0001 0.1 24 0.0000 0.0000 0.0002 0.0003 0.2 0.0003 0.2 ────────────────────────────────────────────────────── Total 0.0058 0.0866 0.0238 0.1162 100.0 0.1104 100.0 Multiplier 1.0000 14.9879 4.1196 20.1076 19.1076 ────────────────────────────────────────────────────── Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Maluku Utara Updating, 2005, Data Diolah Ketika terjadi peningkatan permintaan akhir pada sektor hotel 12 sebesar satu juta rupiah, maka efek penciptaan lapangan kerja sangat dirasakan oleh sektor perikanan 5; diikuti oleh sektor tanaman bahan makanan 1; sektor perkebunan 2; sektor peternakan 3; sektor hotel 12; dan sektor kehutanan 4. Dari uraian atas ketiga tabel di atas, rata-rata sektor yang dipengaruhi oleh ketiga sektor yaitu sektor restoran, sektor industri pengolahan dan sektor hotel pada dasarnya merupakan sektor yang sama dalam memperoleh efek penciptaan lapangan kerja. Proses penciptaan lapangan kerja ini terjadi karena adanya penggunaan tenaga kerja oleh sektor-sektor tertentu baik sebagai sektor penyedia input maupun sektor pengguna output dalam mendukung penciptaan output pada sektor-sektor yang mengalami peningkatan permintaan akhir.

6.4.4. Pengganda Pajak

Sumber pendapatan daerah berupa pajak daerah sangat penting gunanya dalam membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan suatu daerah sebagaimana tertuang dalam UU No. 18 tahun 1997. Pajak sebagai pendapatan daerah yang berasal dari pendapatan asli daerah merupakan iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada pemerintah daerah tanpa balas jasa langsung. Analisis pengganda pajak dilakukan dengan maksud untuk mengetahui sektor-sektor yang mampu menciptakan atau memberikan dampak penciptaan pajak yang besar dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Provinsi Maluku Utara. Pajak daerah yang dimaksud adalah pajak tak langsung netto yang merupakan bagian dari komponen input primer dalam tabel iput-output, yang dipungut atas barang dan jasa yang diproduksi dan dijual, misalnya bea masuk, pajak ekspor, iuran perizinan, pajak penjualan, pajak hiburan, cukai dan sebagainya. Hasil analisis pengganda pajak model input-output di Provinsi Maluku Utara tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 39 berikut ini. Dari Tabel 39 terlihat bahwa sepuluh sektor yang mampu menciptakan atau memberikan dampak penciptaan pajak yang besar dalam peningkatan pendapatan daerah Provinsi Maluku Utara yaitu sektor air bersih 9; sektor jasa perorangan dan rumah tangga 24; sektor jasa sosial dan kemasyarakatan 22; sektor angkutan udara 17; sektor jasa penunjang angkutan 18; sektor angkutan laut 15; sektor angkutan jalan raya 14; sektor industri pengolahan 7; sektor pertambangan dan penggalian 6; dan sektor bangunan 10. Tabel 39. Nilai Pengganda Pajak Sepuluh Sektor Terbesar di Provinsi Maluku Utara Tahun 2005 Kode Sektor Urutan Pengganda Pajak 9 24 22 17 18 15 14 7 6 10 Air bersih Jasa perorangan dan rumah tangga Jasa sosial dan kemasyarakatan Angkutan udara Jasa penunjang angkutan Angkutan laut Angkutan jalan raya Industri pengolahan Pertambangan dan penggalian Bangunan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 202.6973 17.3295 6.8288 6.4484 5.6306 4.0205 3.6014 3.1272 3.0444 2.6847 Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Maluku Utara Updating, 2005, Data Diolah Sektor yang memiliki nilai pengganda pajak tertinggi di Provinsi Maluku Utara adalah sektor air bersih yaitu sebesar 202.6973. Nilai tersebut menunjukkan ketika permintaan akhir sektor air bersih di Provinsi Maluku Utara meningkat sebesar satu rupiah maka penerimaan pajak yang tercipta pada seluruh sektor ekonomi di Provinsi Maluku Utara sebesar 202.6973 rupiah. Jika dilakukan perbandingan antara nilai angka pengganda output dan pengganda pajak, terlihat bahwa sektor air bersih yang memiliki pengganda pajak yang terbesar, sangat sesuai dengan proporsinya dalam menghasilkan penganda output terbesar pula. Sektor air bersih ini mencakup air minum yang diusahakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum PDAM maupun bukan PDAM.

6.4.5. Pengganda Nilai Tambah Bruto

Analisis ini digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu sektor dalam membentuk nilai tambah ekonomi ketika sektor tersebut mangalami peningkatan permintaan akhir. Nilai tambah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh komponen input primer yang terdapat di dalam tabel input-output yang terdiri dari nilai upah dan gaji, surplus usaha, pajak tak langsung netto dan penyusutan. Analisis ini juga digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu sektor dalam membentuk PDRB Provinsi Maluku Utara ketika terjadi pengembangan suatu sektor tertentu. Tabel 40. Pengganda Nilai Tambah Bruto Sepuluh Sektor Terbesar di Provinsi Maluku Utara Tahun 2005 Kode Sektor Urutan Pengganda Nilai Tambah 7 10 9 13 23 17 14 8 12 15 Indsutri pengolahan Bangunan Air bersih Restoran Jasa rekreasi, kebudayaan dan olahraga Angkutan udara Angkutan jalan raya Listrik Hotel Angkutan laut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4.9618 4.2441 3.8685 3.7108 3.1785 3.2924 2.8869 2.8650 2.6728 2.4270 Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Maluku Utara Updating, 2005, Data Diolah Tabel 40 menunjukkan sepuluh sektor terbesar yang memiliki kemampuan dalam pembentukan nilai tambah bruto di Provinsi Maluku Utara. Hasil analisis menunjukkan bahwa sektor-sektor yang memiliki pengganda nilai tambah yang besar di Provinsi Maluku Utara adalah sektor industri pengolahan 7; sektor bangunan 10, sektor air bersih 9; sektor restoran 13; sektor jasa rekreasi, kebudayaan dan olahraga 23; sektor angkutan udara 17; sektor angkutan jalan raya 14; sektor listrik 8; sektor hotel 12; dan sektor angkutan laut 15. Sektor industri pengolahan yang memiliki angka pengganda nilai tambah bruto yang tertinggi yakni sebesar 4.9618, menunjukkan bahwa ketika permintaan akhir di sektor industri pengolahan di Provinsi Maluku Utara meningkat sebesar satu rupiah maka nilai tambah ekonomi yang tercipta di Provinsi Maluku Utara akan meningkat sebesar 4.9618 rupiah. 6.5. Penentuan Sektor Unggulan Provinsi Maluku Utara Keterbatasan sumberdaya pembangunan seperti sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya, mengharuskan adanya prioritas pembangunan. Namun untuk menentukan prioritas tersebut sangat tergantung pada tujuan yang akan dicapai dalam pengembangan daerah setempat. Jika tujuan pembangunan daerah untuk meningkatkan pertumbuhan maka pengembangan sumberdaya diarahkan pada sektor unggulan yang mempunyai nilai tambah tinggi. Sebaliknya jika pembangunan daerah dilaksanakan untuk mengejar pemerataan maka pengembangan lebih diprioritaskan pada sektor unggulan yang menyerap tenaga kerja besar. Untuk menyamakan persepsi mengenai sektor unggulan khususnya mengenai pengertian dan kriterianya diperlukan metode yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menetapkan sektor unggulan di Provinsi Maluku Utara. Pengertian umum sektor unggulan dapat dilihat dari 2 dua sisi, yaitu dari 1 sisi permintaan demand driven dan 2 sisi penawaran supply driven. Dari dua sudut pandang pemahaman sektor unggulan ini, dapat disimpulkan bahwa sektor unggulan adalah sektor yang dapat menggerakkan permintaan pasar yang tinggi terhadap pasar domestik maupun manca negara dan mempunyai kemampuan untuk menyediakannya dalam jumlah yang banyak. Di samping itu, sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa sebaiknya penentuan sektor unggulan perlu memperhatikan tujuan pembangunan daerah dalam hal ini Provinsi Maluku Utara, maka mencoba mengaitkan studi yang dilakukan dengan arah kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Maluku Utara, terdapat titik temu antara arah kebijakan Pemerintah Provinsi Maluku Utara dengan tujuan dalam studi ini yang perlu dipertimbangkan, yaitu: 1. Mengembangkan perekonomian daerah yang berorientasi global dan berkelanjutan sesuai kemajuan teknologi dengan membangun keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan komparatif dari setiap produk unggulan di setiap daerah, terutama pertanian, perikanan dan kelautan, pariwisata, industri kecil, dan kerajinan rakyat. 2. Melakukan berbagai upaya untuk mempercepat proses penghapusan kemiskinan dan mengurangi pengangguran sebagai dampak krisis ekonomi dan mengupayakan penciptaan lapangan kerja baru. 3. Mengembangkan potensi-potensi daerah sebagai basis utama untuk menggerakkan dan meningkatkan kegiatan ekonomi rakyat serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. 4. Mengembangkan upaya-upaya peningkatan produksi dan kualitas sektorkomoditas unggulan, mengupayakan peningkatan nilai tambah dan meningkatkan daya saing baik regional, nasional maupun internasional. 5. Memperkuat struktur ekonomi berbasis sektor pertanian mengarah pada jasa dan industri, melalui pengembangan sektor unggulan dan andalan yang bernilai tambah tinggi, serta berdaya saing yang kuat berorientasi bahan baku lokal, berwawasan lingkungan dan produk bersih dalam rangka pengembangan agrobisnis dan agroindustri yang andal guna mendukung keterkaitan antar sektor ekonomi. Dari berbagai pengertian dan konsepsi sektor unggulan dan dikaitkan dengan hasil analisis input-output, tujuan pembangunan daerah dan berbagai kriteria maka selanjutnya dilakukan penetapan sektor unggulan dalam struktur perekonomian Provinsi Maluku Utara, sebagaimana disajikan dalam Tabel 41. Dari hasil analisis tersebut, maka dapat diidentifikasi sektor-sektor yang menjadi sektor unggulan, sektor potensial, dan sektor tertinggal. Sektor unggulan Provinsi Maluku Utara berdasarkan hasil analisis dengan berbagai kriteria adalah sektor industri pengolahan 7; sektor angkutan laut 15; dan sektor bangunan 10. Hasil identifikasi sektor unggulan ini juga sejalan dengan hasil identifikasi sektor unggulan yang dilakukan oleh BPS Maluku Utara tahun 2001, akan tetapi dalam hasil identifikasi yang dilakukan saat ini, tidak mengkategorikan sektor perikanan 5 ke dalam sektor unggulan, hal ini disebabkan karena meskipun sektor perikanan memiliki keterkaitan yang tinggi terutama keterkaitan ke depan, tetapi dampak pengganda terhadap sektor-sektor perekonomian lainnya relatif rendah. Pembangunan perekonomian serta permintaan akhir, terutama injeksi investasi, selayaknya diarahkan kepada sektor- sektor unggulan tersebut karena akan memberikan pengaruh dan dampak yang besar terhadap sektor-sektor Tabel 41. Penentuan Sektor Unggulan dengan Berbagai Kriteria di Provinsi Maluku Utara Tahun 2005 Hasil Analisis Input-Output No Sektor Derajat Kepekaan Rank Daya Penyebaran Rank Pengganda Output Rank Pengganda Nilai Tambah Rank Pengganda Pendapatan Rank 1 Tanaman Bahan Makanan 1.0770 7 0.7337 23 1.3912 23 1.3136 23 1.2351 23 2 Perkebunan 1.0746 8 0.7504 22 1.4229 22 1.3765 20 1.4879 20 3 Peternakan 0.8406 15 0.8772 17 1.6633 17 1.7734 18 2.3300 14 4 Kehutanan 0.9739 11 0.7752 20 1.4699 20 1.3359 21 1.2605 22 5 Perikanan 1.5342 2 1.1002 11 2.0862 11 2.1308 12 2.5539 12 6 Pertambangan Penggalian 1.0741 9 0.8882 15 1.6842 15 1.5672 19 1.4503 21 7 Industri pengolahan 1.5132 3 1.2247 4 2.3223 4 4.9618 1 7.3448 1 8 Listrik 0.6206 23 1.1314 7 2.1453 7 2.8650 8 5.4313 2 9 Air Bersih 0.7244 21 1.3883 1 2.6324 1 3.8685 3 3.4700 4 10 Bangunan 1.2866 4 1.2249 3 2.3226 3 4.2441 2 3.2453 6 11 Perdagangan Besar dan Eceran 2.3673 1 0.8377 18 1.5884 18 1.3329 22 1.6107 19 12 Hotel 0.7434 19 0.8857 16 1.6795 16 2.6728 9 2.6834 11 13 Restoran 0.8657 13 0.7646 21 1.4499 21 3.7108 4 4.2228 3 14 Angkutan Jalan Raya 0.7771 17 1.1076 10 2.1002 10 2.8869 7 3.3060 5 15 Angkutan Laut 1.0851 6 1.2036 5 2.2823 5 2.4270 10 2.8783 9 16 Angkutan Sungai, Danau Penyebrangan 0.6328 22 1.0346 13 1.9618 13 1.8057 17 2.1171 16 17 Angkutan Udara 0.7263 20 1.3311 2 2.5240 2 3.2924 6 3.2203 7 18 Jasa Penunjang Angkutan 0.8780 12 1.1623 6 2.2039 6 2.0940 14 2.4465 13 19 Komunikasi 1.1544 5 1.0988 12 2.0835 12 2.0207 15 2.1804 15 20 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 0.8593 14 1.1137 8 2.1119 8 1.9615 16 3.0373 8 21 Jasa Pemerintahan Umum 1.0162 10 0.5274 24 1.0000 24 1.0000 24 1.0000 24 22 Jasa Sosial Kemasyarakatan 0.7748 18 0.7995 19 1.5160 19 2.2381 11 2.0518 17 23 Jasa Rekreasi, Kebudayaan Olahraga 0.8064 16 1.1123 9 2.1092 9 3.1785 5 2.6893 10 24 Jasa Perorangan Rumah Tangga 0.5940 24 0.9268 14 1.7574 14 2.1099 13 1.8047 18 Lanjutan Tabel 41. Hasil Analisis Input-Output No Sektor Pengganda Tenaga Kerja Rank Pengganda Pajak Rank Penggunaan Input Impor Rank Kontribusi dalam PDRB Rank Aspek Keberlanjutan 1 Tanaman Bahan Makanan 1.2429 22 1.3348 20 0.1407 3 10.3064 4 1 2 Perkebunan 1.2312 23 1.3170 21 0.0220 1 16.2467 2 1 3 Peternakan 1.8159 18 1.8253 16 7.6816 17 1.9515 12 1 4 Kehutanan 1.2488 21 1.7029 18 0.2988 5 3.5398 8 1 5 Perikanan 1.8588 17 2.1764 14 0.0871 2 6.0482 5 1 6 Pertambangan Penggalian 6.6220 6 3.0444 9 0.1486 4 4.4407 7 7 Industri pengolahan 26.3471 2 3.1272 8 2.9620 12 13.3816 3 1 8 Listrik 6.0670 7 0.0000 23 3.2960 13 0.3429 19 1 9 Air Bersih 9.4252 4 202.6973 1 0.7090 6 0.3196 20 1 10 Bangunan 2.1126 16 2.6847 10 2.1509 10 1.9292 13 1 11 Perdagangan Besar dan Eceran 1.6911 19 1.2131 22 4.4797 14 21.8684 1 1 12 Hotel 15.9879 3 1.5371 19 45.6987 23 0.2570 21 1 13 Restoran 41.6279 1 1.8858 15 66.5920 24 0.1992 23 1 14 Angkutan Jalan Raya 4.4109 9 3.6014 7 16.6529 19 1.6169 14 1 15 Angkutan Laut 3.0273 12 4.0205 6 1.7158 9 2.1876 11 1 16 Angkutan Sungai, Danau Penyebrangan 4.1456 10 2.6300 12 6.5479 15 0.1677 24 1 17 Angkutan Udara 2.8401 14 6.4484 4 2.4120 11 0.9212 16 1 18 Jasa Penunjang Angkutan 4.5280 8 5.6306 5 1.0332 7 0.5216 18 1 19 Komunikasi 2.4381 15 2.6393 11 7.0489 16 3.1157 10 1 20 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 77155 5 1.7937 17 1.4293 8 3.1670 9 1 21 Jasa Pemerintahan Umum 1.0000 24 0.0000 24 31.8641 21 5.4906 6 1 22 Jasa Sosial Kemasyarakatan 2.9115 13 6.8288 3 38.0671 22 1.2020 15 1 23 Jasa Rekreasi, Kebudayaan Olahraga 3.0997 11 2.1879 13 22.4237 20 0.2203 22 1 24 Jasa Perorangan Rumah Tangga 1.6908 20 17.3295 2 12.9957 18 0.5581 17 1 Sumber: Hasil Kuantifikasi Analisis I-O Maluku Utara Updating dan Data Sekunder lainnya di Provinsi Maluku Utara karena sektor-sektor tersebut mempunyai dampak multiplier serta keterkaitan yang tinggi terhadap sektor-sektor perekonomian lainnya, dari sisi penggunaan input impor juga relatif rendah, kontribusi PDRB yang relatif besar, serta menggunakan sumberdaya yang berkelanjutan. Lebih terinci pada ketiga sektor unggulan tersebut, jika dilihat dari setiap aspek pertimbangan, sektor industri pengolahan merupakan sektor yang paling unggul dibanding sektor-sektor ekonomi lainnya, akan tetapi pada aspek penggunaan input impor, sektor industri pengolahan berada pada rank 12 artinya tidak termasuk dalam sepuluh besar penggunaan input impor yang terkecil. Oleh karena itu, sebaiknya dalam proses pengembangan lebih diarahkan untuk menggunakan bahan baku lokal local input, sehingga lebih tercipta efisiensi. Disamping itu, terdapat sektor-sektor lainnya yang sangat mendukung pengembangan sektor industri pengolahan. Selanjutnya sektor angkutan laut dan sektor bangunan, sama halnya memiliki keunggulan seperti sektor industri pengolahan, tetapi kedua sektor tersebut memiliki nilai pengganda tenaga kerja yang relatif rendah dibanding sektor lainnya, yaitu berada pada rank 12 dan 16. Oleh karena itu, pengembangan sektor ini terutama sangat mendukung dalam penciptaan pendapatan dan nilai tambah, sehingga bersama-sama dengan sektor- sektor lainnya dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan dinamis. Lebih lengkapnya akan dibahas selanjutnya pada bab kebijakan pengembangan sektor perekonomian. Sektor unggulan di atas adalah satu grup sektorsubsektor yang mampu mendorong kegiatan ekonomi dan menciptakan kesejahteraan di Maluku Utara terutama melalui produksi, ekspor dan penciptaan lapangan pekerjaan sehingga identifikasi sektor unggulan sangat penting terutama dalam rangka menentukan prioritas dan perencanaan pembangunan ekonomi di daerah. Sektor unggulan dipastikan memiliki potensi lebih besar untuk tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor lainnya dalam suatu daerah terutama adanya faktor pendukung terhadap sektor unggulan tersebut yaitu akumulasi modal, pertumbuhan tenaga kerja yang terserap, dan kemajuan teknologi technological progres. Penciptaan peluang investasi juga dapat dilakukan dengan memberdayakan potensi sektor unggulan yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Selain sektor-sektor unggulan tersebut di atas, dapat juga diidentifikasi sektor-sektor yang dapat menjadi sektor potensial Provinsi Maluku Utara. Disebut potensial karena setidaknya mempunyai satu kaitan sektoral yang tinggi yakni memiliki kaitan ke belakang tinggi atau kaitan ke depan tinggi. Disamping itu, sektor-sektor potensial juga memiliki beberapa dampak multiplier yang cukup besar terhadap sektor lainnya, penggunaan imput primer yang relatif besar, aspek keberlanjutan yang potensial dan kontribus PDRB yang relatif besar. Sektor- sektor yang teridentifikasi sebagai sektor potensial yaitu sektor air bersih 9; sektor angkutan jalan raya 14; sektor listrik 8; sektor angkutan udara 17; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 20; sektor jasa rekreasi, kebudayaan dan olahraga 23; sektor pertambangan dan penggalian 6; sektor angkutan sungai, danau dan penyebrangan 16; sektor jasa penunjang angkutan 18; sektor tanaman bahan makanan 1; sektor perkebunan 2; sektor perikanan 5; sektor perdagangan besar dan eceran 11; sektor komunikasi 19; dan sektor pemerintahan umum 21 Identifikasi sektor ekonomi selanjutnya adalah sektor tertinggal yakni sektor yang memiliki keterkaitan ke depan dan keterkaitan belakang yang rendah serta dampak multiplier yang relatif rendah. Sektor-sektor tersebut yaitu sektor peternakan 3; sektor kehutanan 4; sektor hotel 12; sektor restoran 13; sektor jasa sosial dan kemasyarakatan 22; dan sektor jasa perorangan dan rumah tangga 24. Dari hasil identifikasi dan pengelompokan sektor-sektor perekonomian Maluku Utara tersebut, diperoleh tiga sektor unggulan, lima belas sektor potensial dan enam sektor yang tertinggal. Pengelompokkan sektor tersebut berdasarkan pertimbangan berbagai kriteria dan hasil analisis input-output. Sektor-sektor yang tergolong dalam sektor unggulan diharapkan dapat menjadi simpul perekonomian yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan menciptakan pemerataan ekonomi secara sektoral dengan kemampuan yang dapat mendorong dan menarik sektor lain untuk berkembang. Selanjutnya sektor-sektor yang tergolong dalam sektor potensial diharapkan dapat mendorong pengembangan sektor unggulan melalui keterkaitan input-output yang tercipta antar sektor perekonomian sehingga secara alamiah terencana dapat meningkatkan output dari sektor-sektor potensial dan dalam jangka panjang diharapkan sektor-sektor potensial dapat terpacu pertumbuhannnya dan menjadi sektor unggulan dan andalan Provinsi Maluku Utara. Demikian halnya dengan sektor tertinggal, diharapakan dengan adanya keterkaitan dengan sektor unggulan dan sektor potensial dapat memacu sektor tertinggal sehingga dapat menjadi sektor yang berpotensi dan berperan dalam perekonomian Provinsi Maluku Utara.

VII. LOKASI PENGEMBANGAN SEKTOR UNGGULAN DI MALUKU UTARA