Tabel 46. Hasil Perhitungan Shift Share Sektor Ekonomi Provinsi Maluku Utara pada Tiap KabupatenKota
Pengaruh Bauran Industri atau Proportional Shift Mij Pengaruh Keunggulan Kompetitif atau Differential Shift Cij
No Ternate Tidore Halut
Halsel Haltim Halbar Halteng Sula Ternate Tidore Halut Halsel Haltim Halbar Halteng Sula
1 -966.5
-1 905.5 -2 828.8
-2 991.6 -1 575.8
-608.2 -771.1
-1284.2 -3 024.3
656.9 -1 444.9
-1 490.6 4 362.1
-196.7 1 713.4
276.7
2 -33.4 -73.9
-109.4 -135.7
-56.1 -66.9 -31.9 -74.2 3 363.4
-2 536.4 -4 147.6
6 494.9 45.1
-1 729.8 -225.9
-581.7 3 -152.2
-89.5 -339.2
-254.5 -91.3 -366.8 -254.0 -165.3 759.4 -50.7 -282.5
-218.0 74.3 -217.5
197.4
-151.3 4
112.5 140.7 211.2 180.6 108.9 44.5 93.2 132.5
231.9 -20.5 167.9
-309.8 -340.1 -95.8 -67.2 472.5 5 -161.7
-277.1 -359.9
-474.3 -249.3 -129.0 -156.1 -226.6 850.5 677.3 -809.1 -763.2 34.1
-299.7 886.2
-430.0 6 -309.6
-90.7 -44.1 -37.1 -2
110.0 -18.5 -5
861.7 -25.1 -4.8 213.0 155.3 103.1
1 257.9 6.6
-1 690.8
64.0
7 -453.3 -207.1
-1 476.5
-1593.0 -155.1 -710.6 -148.0
-1 031.6 -395.1
1 025.1 -412.5 -992.7 76.3
-1 432.1 4 242.4
-1 200.5 8 -100.2 -2.9 -11.2
-14.7 -2.1 -19.8 -1.5
-9.2
43.8 15.8 -28.6 -19.8 6.2
-26.0
7.9 4.0
9 47.1 5.9 22.3 19.2 5.1 8.1 3.7
24.7 -77.2
57.3 -74.1 -57.9 71.3
-14.5 64.7 71.2
10 -37.9 -15.3 -8.4 -9.5
-13.2 -2.8 -9.1 -6.5
1 030.3 -289.9 -179.2
-209.3 -237.2 -51.8 -65.1 70.7
11
9 513.4 3 226.1
5 626.9 6 948.4
2 076.0 3 321.5
1 516.3 4 281.4
-1 371.8 4 864.1
-5 774.2 4 921.7
-925.9 -5 090.5 1 941.0
2 427.7
12
268.3 0.7 37.2 41.3 0.4 51.0 0.2 30.7
-317.3
0.9 163.3 142.3 4.5
-66.4
1.2 188.1
13 11.7 1.6 22.8 30.3 3.1 3.7 2.1
13.1 22.8 -2.1 -38.5
119.1 -8.4 -8.8 -3.6
-70.2 14 -198.5 -19.3 -36.9 -42.4 -14.0 -29.9 -9.9
-29.7
201.4 246.6 -263.4 -273.4 221.1
-39.1
175.1
-185.1 15 -409.4
-312.2 -442.1 -534.0
-225.2 -270.8 -152.3 -328.4 345.2 -77.3 -171.1
-171.8 24.2 -49.9
50.9 62.2 16 -11.8 -1.3 -8.7 -8.7 -1.8 -3.4 -1.3
-7.0 -17.7 -1.5 -20.1
-36.6
56.0
-7.5
28.6 16.5
17 640.8 0.0 861.5
647.1 67.1 0.0 0.0 382.5
-933.2 0.0 2
075.1 -988.4 746.8 0.0 0.0
-104.7 18 -43.7 -4.4 -14.2
-14.2 -3.3 -10.2 -2.1
-9.4 -347.8
31.3 183.2 77.3 64.1
-45.6
24.0 50.8
19
113.9 2.4 15.0 24.6 1.7 11.1 0.9 14.4
-262.9
0.7
-263.0
1 052.4 19.8
-121.7 -6.2 -288.9
20 -445,9 -51,7 -140.8 -175.8 -36.4 -88.3 -23.4
-122.2 -325.0 136.2
-684.3 -403.8 72.2 958.6 37.2 324.9 21 -1
747,1 -401,0 -323.9 -377.8 -221.1 -179.4 -380.1 -232.5
3 090.8 -844.5 -204.4
-512.4 -485.4 -82.3
-512.6 -293.6
22
150,3 43,9 33.1 33.5 30.5 6.9 20.4 12.5
848.7
-349.4
435.6
-310.2 -252.5 -32.2 -151.8 -73.2 23
115,6 2,0 113.0 209.0 1.4 17.2 1.4
111.9
-175.3
3.7 156.3 242.5 2.4
-21.0
2.4
-153.8 24 271,7 46,0 58.6 78.1 31.9 17.2 21.0 45.6
300.7 115.1 -174.8 -133.6 45.0 -46.2 15.7
-86.7 Total 0,0 0,0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
0.0 8 785.5
2 980,6 -11 821.2
6 335.2 1 850.4
-7 850.4 -1 043.8
1 293.3
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Maluku Utara = 0.10
Lanjutan Tabel 46.
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Provinsi atau National Growth Effect Nij Dampak Riil Pertumbuhan Ekonomi daerah Dij
No Ternate Tidore Halut Halsel Haltim Halbar Halteng Sula
Ternate Tidore Halut Halsel Haltim Halbar Halteng Sula 1
1 542.1 3 040.2
4 513.4 4 773.0
2 514.2 970.3
1 230.2 2 049.0
-2 448.7 1 791.6
239.7 290.9
5 300.5 165.4
2 172.5 1 041.5
2 2 198.0
4 859.5 7 194.2
8 928.8 3 687.9
4 399.4 2 099.1
4 884.9 5 528.0
2 249.2 2 937.3
15 287.9 3 677.0
2 602.7 1 841.3
4 228.9 3
295.2 173.5 657.8 493.6 177.1 711.5 492.6 320.7 902.4 33.3 36.1 21.0 160.1 127.2 435.9 4.0
4 579.4 724.5
1 087.9 930.1 560.9 229.2 480.0 682.6 923.9 844.7
1 467.0 800.9 329.7 177.8 506.0
1 287.7
5 834.7 1
430.7 1 857.8 2
448.4 1 287.2 665.9 805.7 1
169.9 1.523.5 1 830.8 688.9 1
211.0 1 071.9 237.3 1
535.9 513.3 6 387.1
113.4 55.1 46.4 2
638.0 23.1 7
328.9 31.4 72.7 235.7
166.3 112.4
1 786.0 11.3
-223.6 70.2 7
2 654.3 1 212.7
8 645.5 9 327.9
907.9 4 160.7
866.3 6 040.5
1.805.9 2 030.7
6 756.6 6 742.2
829.1 2 018.0
4 960.7 3 808 4
8 465.0 13.5 51.9 68.4 9.9 92.0 6.8 42.9 408.6 26.4 12.1 33.8 13.9 46.2 13.2 37.6
9 169.8 21.1 80.4 69.4 18.4 29.3 13.2 88.9 139.7 84.3 28.5 30.7 94.8 22.9 81.6
184.8 10 1
294.7 523.8 287.3 323.5 450.8 94.4 311.1 223.7 2
287.1 218.6 99.7 104.7 200.5 39.8 236.9 287.8 11
13 159.3 4 462.5
7 783.4 9 611.4
2 871.6 4 594.5
2 097.4 5 922.2
21 300.9 12 552.6
7 636.1 21 481.6
4 021.7 2 825.4
5 554.7 12 631.3
12 260.5 0.7 36.1
40.1 0.4 49.5 0.2
29.8 211.5 2.3
236.6 223.8 5.3
34.2 1.5 248.6
13 55.4 7.7 107.6
143.3 14.6 17.6 9.9 62.1 89.9 7.3 91.9 292.8 9.3 12.4 8.3 5.0
14 1 657.3 161.5 308.4 354.0 117.2 249.4 82.9 248.0
1 660.2 388.8
8.0 38.2 324.3 180.5 248.0 33.2 15 766.8 584.8 828.0
1 000.2 421.7 507.2 285.3 615.1 702.6 195.3 214.8 294.4 220.8 186.5 183.9 348.9
16 73.9 8.0 54.4 54.4 11.0 21.1 8.2 43.6 44.3 5.2 25.6 9.1 65.2 10.2 35.5 53.1 17 455.3
0.0 612.1 459.8 47.7 0.0
0.0 271.8 162.9 0.0
3 548.8 118.5 861.5
0.0 0.0 549.7
18 434.7 43.5 141.4
140.9 33.2 101.9 21.2 93.9 43.2 70.4
310.4 204.1 93.9 46.0 43.1
135.3 19
2 297.4 48.6
302.5 496.1 34.8
224.4 17.8 290.5
2 148.4 51.7 54.5
1 573.2 56.3
113.9 12.4 16.0 20 2
957.8 343.3 933.7 1
166.4 241.6 585.5 155.1 810.3 2
187.0 427.7 108.6 586.8 277.4 1
455.8 168.9 1
013.1 21 5
693.0 1
306.7 1
055.5 1
231.0 720.5 584.6 1
238.6 757.7 7
036.8 61.1 527.2 340.8 14.0 322.9 345.9 231.6 22 1
261.3 368.1 277.8 280.7 256.2 58.2 170.9 104.6 2
260.4 62.5 746.5 4.0 34.2 32.9 39.5 43.9
23 95.3 1.6 93.1
172.2 1.1 14.2 1.1
92.2 35.7 7.4
362.3 623.8 4.9
10.4 4.9 50.4
24 651.2 110.3 140.4 187.1 76.4 41.2 50.4 109.2 1
223.6 271.4 24.2 131.6 153.3 12.2 87.1 68.1 Total
40 239.6 19 560 2
37 105.6 42 747.2
17 100.5 18 425.0
17 772.8 24 985.6
49 025.1 22 540.7
25 284.4 49 082.5
18 950.9 10 574.6 16.728.9 26
278.9
Sumber: Hasil Analisis Data Sekunder
1. Sektor ekonomi yang kompetitif di Kabupaten Halmahera Utara yaitu sektor
angkutan udara; jasa sosial dan kemasyarakatan; jasa penunjang angkutan; kehutanan; hotel; jasa rekreasi, kebudayaan dan olahraga; serta pertambangan
dan penggalian. 2.
Sektor ekonomi yang kompetitif di Kabupaten Halmahera Selatan yaitu sektor perkebunan; perdagangan besar dan eceran; komunikasi; jasa rekreasi,
kebudayaan dan olahraga; hotel; restoran; pertambangan dan penggalian; serta jasa penunjang angkutan.
3. Sektor ekonomi yang kompetitif di Kabupaten Halmahera Timur yaitu sektor
tanaman bahan makanan; pertambangan dan penggalian; angkutan udara; angkutan jalan raya; industri pengolahan; peternakan; keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan; air bersih; jasa penunjang angkutan; angkutan sungai, danau dan penyebrangan; perkebunan; jasa perorangan dan rumah tangga;
perikanan; angkutan laut; komunikasi; listrik; hotel; serta jasa rekreasi, kebudayaan dan olahraga.
4. Sektor ekonomi yang kompetitif di Kabupaten Halmahera Barat yaitu sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; serta pertambangan dan penggalian.
5. Sektor ekonomi yang kompetitif di Kabupaten Halmahera Tengah yaitu sektor
industri pengolahan; perdagangan besar dan eceran; tanaman bahan makanan; perikanan; peternakan; angkutan jalan raya; air bersih; angkutan laut;
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; angkutan sungai, danau dan penyebrangan; jasa penunjang angkutan; jasa perorangan dan rumah tangga;
listrik; jasa rekreasi, kebudayaan dan olahraga; serta restoran.
6. Sektor ekonomi yang kompetitif di Kabupaten Kepulauan Sula yaitu sektor
perdagangan besar dan eceran; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; tanaman bahan makanan; hotel; air bersih; bangunan; pertambangan dan
penggalian; angkutan laut; jasa penunjang angkutan; angkutan sungai, danau dan penyebrangan; serta listrik.
7. Sektor ekonomi yang kompetitif di Kota Ternate yaitu sektor perkebunan; jasa
pemerintahan umum; bangunan; perikanan; jasa sosial dan kemsyarakatan; peternakan; angkutan laut; jasa perorangan dan rumah tangga; kehutanan;
angkutan jalan raya; listrik; dan restoran. 8.
Sektor ekonomi yang kompetitif di Kota Tidore Kepulauan yaitu sektor perdagangan besar dan eceran; industri pengolahan; perikanan; tanaman bahan
makanan; angkutan jalan raya; pertambangan dan penggalian; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; jasa perorangan dan rumah tangga; air bersih;
jasa penunjang angkutan; listrik; jasa rekreasi, kebudayaan dan olahraga; hotel; dan komunikasi.
Sektor-sektor ekonomi yang teridentifikasi pada delapan kabupatenkota tersebut selama periode pengamatan telah menunjukkan tingkat kekompetitifan
yang semakin tinggi dibandingkan dengan sektor yang sama di tingkat perekonomian Provinsi Maluku Utara. Nilai C
ij
yang negatif mengindikasikan bahwa sektor ekonomi tersebut mengalami penurunan competitiveness terhadap
sektor ekonomi yang sama di tingkat provinsi. Sebaliknya nilai C
ij
yang positif mengindikasikan bahwa sektor ekonomi tersebut mengalami peningkatan
competitiveness terhadap sektor ekonomi yang sama di tingkat provinsi.
7.2.3. Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Sektor Ekonomi
KabupatenKota di Provinsi Maluku Utara
Dari hasil analisis Location Quotient dan Shift Share sebagaimana termuat
pada Tabel 44 dan Tabel 46 sebelumnya, nampak bahwa pada tiap kabupatenkota sektor ekonomi yang memiliki keunggulan komparatif tidak selalu memiliki
keunggulan kompetitif, demikian juga sebaliknya, sektor yang memiliki keunggulan kompetitif tidak serta merta juga memiliki keunggulan komparatif.
Berdasarkan hasil identifikasi terdapat beberapa sektor ekonomi pada tiap kabupatenkota di Maluku Utara yang selain memiliki keunggulan komparatif
juga memiliki keunggulan kompetitif. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 47.
Tabel 47. Sektor Ekonomi yang Memiliki Keunggulan Komparatif dan Kompetitif pada Tiap KabupatenKota di Maluku Utara Tahun
2005
No KabupatenKota Keunggulan Komparatif dan Keunggulan Kompetitif
Sektor Ekonomi 1
2 3
4 5
6
7 8
Halmahera Utara Halmahera Selatan
Halmahera Timur Halmahera Barat
Halmahera Tengah Kepulauan Sula
Ternate Tidore Kepulauan
Angkutan udara; kehutanan; serta jasa rekreasi, kebudayaan dan olahraga.
Perkebunan; jasa rekreasi, kebudayaan dan olahraga; serta restoran.
Tanaman bahan makanan; pertambangan dan penggalian; perkebunan; perikanan; serta angkutan
laut. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.
Peternakan. Perdagangan besar dan eceran; kehutanan; air bersih;
angkutan laut; serta angkutan sungai, danau dan penyebrangan.
Jasa pemerintahan umum; bangunan; jasa sosial dan kemasyarakatan; jasa perorangan dan rumah tangga;
angkutan jalan raya; serta listrik. Perdagangan besar dan eceran; perikanan; serta
tanaman bahan makanan.
Sumber: Hasil Olahan LQ dan SSA
Apabila ditelaah lebih jauh mengenai keunggulan komparatif sektor basis dan keunggulan kompetitif daya saing yang dimiliki oleh sektor unggulan
provinsi di setiap kabupatenkota di Provinsi Maluku Utara dengan menggunakan
analisis Location Quotient LQ dan analisis Shift Share SSA, terlihat bahwa sektor unggulan provinsi yaitu sektor industri pengolahan, sektor angkutan laut
dan sektor bangunan yang sebelumnya teridentifikasi menjadi sektor basis atau memiliki keunggulan komparatif di beberapa kabupatenkota melalui analisis LQ,
tetapi melalui analisis SSA sektor unggulan tersebut mengalami perubahan struktur sehingga terjada penurunan kekompetitifannya atau tidak memiliki
keunggulan kompetitif pada kabupatenkota tersebut. Sebaliknya kabupatenkota yang sebelumnya teridentifikasi tidak memiliki keunggulan komparatif dari sektor
unggulan provinsi, tetapi melalui analisis SSA, sektor unggulan tersebut memiliki keunggulan kompetitif. Dalam konteks ini, terjadi inkonsistensi karena sektor
ekonomi khususnya sektor unggulan provinsi yang memiliki keunggulan komparatif di beberapa kabupatenkota tidak memiliki keunggulan kompetitif di
kabupatenkota yang sama. Secara keunggulan kompetitif, sektor unggulan industri pengolahan
kompetitif di Kota Tidore Kepulauan, Kabupaten Halmahera Timur dan Kabupaten Halmahera Tengah. Sektor unggulan angkutan laut sangat kompetitf di
Kota Ternate, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Tengah dan Kabupaten Kepulauan Sula. Untuk sektor unggulan bangunan, sangat kompetitif
di Kota Ternate dan Kabupaten Kepulauan Sula. Namun demikian masih terdapat keberadaan sektor unggulan provinsi di
tiap kabupatenkota yang terdientifikasi selain memiliki keunggulan komparatif juga mempunyai keunggulan kompetitif yaitu sektor angkutan laut di Kabupaten
Halmahera Timur dan Kepulauan Sula, serta sektor bangunan di Kota Ternate.
Kondisi ini berlaku karena dapat terjadi suatu komoditi sektor memiliki keunggulan kompetitif di pasaran akibat adanya dukungan kebijakan proteksi
distortif pemerintah, walaupun sebenarnya komoditi sektor tersebut tidak memiliki keunggulan komparatif. Sebaliknya, dapat pula terjadi, suatu komoditi
sektor memiliki keunggulan komparatif, namun karena tingginya distorsi pasar tingginya biaya transaksi menyebabkan komoditi sektor tersebut menjadi tidak
memiliki daya saing Gonarsyah, 2001. Distorsi dapat terjadi karena adanya kebijakan pemerintah government policy, baik yang bersifat langsung seperti
tarif maupun tak langsung seperti regulasi, dan atau karena adanya ketaksempurnaan pasar market imperfection, misalnya adanya monopoli
monopsoni domestik. Faktor distorsi pasar diduga menjadi penyebab sektor yang mempunyai
keunggulan komparatif di kabupatenkota menjadi tidak memiliki keunggulan kompetitif. Kebijakan pemerintah yang bersifat langsung seperti penentuan tarif
harga input produksi maupun harga output hasil produksi serta yang bersifat tak langsung seperti regulasi menjadi kendala bagi sektor basis kabupatenkota
tersebut untuk berkembang. Gambaran mengenai harga input yang mahal dan harga output yang murah pada sektor yang memiliki keunggulan komparatif di
tiap kabupatenkota khususnya sektor unggulan provinsi menjadi cerminan bahwa adanya distorsi pasar yang di alami oleh beberapa sektor tersebut. Terkait dengan
ini perlu di teliti lebih spesifik tentang pengaruh distorsi pasar terhadap tingkat kompetitif dari sektor yang mempunyai keunggulan komparatif di Maluku Utara.
Dalam strategi pembangunan ekonomi wilayah, pengembangan sektor yang mempunyai peranan sebagai sektor basis sangat penting, karena sektor basis
adalah sektor yang berorientasi pada pemenuhan pasar atau permintaan luar daerah export oriented. Dengan demikian maka, potensi pasar dari sektor basis
lebih besar dari sektor yang hanya melayani pemenuhan kebutuhan masyarakt lokal service sectors. Untuk itu maka, dalam konteks pengembangan ekonomi
wilayah Provinsi Maluku Utara melalui pengembangan sektor unggulan provinsi yang diterjemahkan menjadi sektor basis kabupatenkota, yang mempunyai
potensi supply yang besar dan potensi pasar ekspor yang besar harus di kembangkan sehingga dapat menjadi sektor yang memiliki tingkat keunggulan
kompetitf daya saing yang tinggi.
VIII. DUKUNGAN ANGGARAN DAN KELEMBAGAAN DALAM PENGEMBANGAN SEKTOR–SEKTOR