156.3 242.5 2.4 LOKASI PENGEMBANGAN SEKTOR UNGGULAN DI MALUKU UTARA

Tabel 46. Hasil Perhitungan Shift Share Sektor Ekonomi Provinsi Maluku Utara pada Tiap KabupatenKota Pengaruh Bauran Industri atau Proportional Shift Mij Pengaruh Keunggulan Kompetitif atau Differential Shift Cij No Ternate Tidore Halut Halsel Haltim Halbar Halteng Sula Ternate Tidore Halut Halsel Haltim Halbar Halteng Sula 1 -966.5 -1 905.5 -2 828.8 -2 991.6 -1 575.8 -608.2 -771.1 -1284.2 -3 024.3 656.9 -1 444.9 -1 490.6 4 362.1 -196.7 1 713.4 276.7 2 -33.4 -73.9 -109.4 -135.7 -56.1 -66.9 -31.9 -74.2 3 363.4 -2 536.4 -4 147.6 6 494.9 45.1 -1 729.8 -225.9 -581.7 3 -152.2 -89.5 -339.2 -254.5 -91.3 -366.8 -254.0 -165.3 759.4 -50.7 -282.5 -218.0 74.3 -217.5 197.4 -151.3 4 112.5 140.7 211.2 180.6 108.9 44.5 93.2 132.5 231.9 -20.5 167.9 -309.8 -340.1 -95.8 -67.2 472.5 5 -161.7 -277.1 -359.9 -474.3 -249.3 -129.0 -156.1 -226.6 850.5 677.3 -809.1 -763.2 34.1 -299.7 886.2 -430.0 6 -309.6 -90.7 -44.1 -37.1 -2 110.0 -18.5 -5 861.7 -25.1 -4.8 213.0 155.3 103.1 1 257.9 6.6 -1 690.8 64.0 7 -453.3 -207.1 -1 476.5 -1593.0 -155.1 -710.6 -148.0 -1 031.6 -395.1 1 025.1 -412.5 -992.7 76.3 -1 432.1 4 242.4 -1 200.5 8 -100.2 -2.9 -11.2 -14.7 -2.1 -19.8 -1.5 -9.2

43.8 15.8 -28.6 -19.8 6.2

-26.0

7.9 4.0

9 47.1 5.9 22.3 19.2 5.1 8.1 3.7

24.7 -77.2

57.3 -74.1 -57.9 71.3

-14.5 64.7 71.2 10 -37.9 -15.3 -8.4 -9.5 -13.2 -2.8 -9.1 -6.5 1 030.3 -289.9 -179.2 -209.3 -237.2 -51.8 -65.1 70.7 11 9 513.4 3 226.1 5 626.9 6 948.4 2 076.0 3 321.5 1 516.3 4 281.4 -1 371.8 4 864.1 -5 774.2 4 921.7 -925.9 -5 090.5 1 941.0 2 427.7 12 268.3 0.7 37.2 41.3 0.4 51.0 0.2 30.7 -317.3

0.9 163.3 142.3 4.5

-66.4

1.2 188.1

13 11.7 1.6 22.8 30.3 3.1 3.7 2.1

13.1 22.8 -2.1 -38.5

119.1 -8.4 -8.8 -3.6 -70.2 14 -198.5 -19.3 -36.9 -42.4 -14.0 -29.9 -9.9 -29.7 201.4 246.6 -263.4 -273.4 221.1 -39.1 175.1 -185.1 15 -409.4 -312.2 -442.1 -534.0 -225.2 -270.8 -152.3 -328.4 345.2 -77.3 -171.1 -171.8 24.2 -49.9

50.9 62.2 16 -11.8 -1.3 -8.7 -8.7 -1.8 -3.4 -1.3

-7.0 -17.7 -1.5 -20.1 -36.6 56.0 -7.5

28.6 16.5

17 640.8 0.0 861.5 647.1 67.1 0.0 0.0 382.5 -933.2 0.0 2 075.1 -988.4 746.8 0.0 0.0 -104.7 18 -43.7 -4.4 -14.2 -14.2 -3.3 -10.2 -2.1 -9.4 -347.8

31.3 183.2 77.3 64.1

-45.6

24.0 50.8

19 113.9 2.4 15.0 24.6 1.7 11.1 0.9 14.4 -262.9 0.7 -263.0 1 052.4 19.8 -121.7 -6.2 -288.9 20 -445,9 -51,7 -140.8 -175.8 -36.4 -88.3 -23.4 -122.2 -325.0 136.2 -684.3 -403.8 72.2 958.6 37.2 324.9 21 -1 747,1 -401,0 -323.9 -377.8 -221.1 -179.4 -380.1 -232.5 3 090.8 -844.5 -204.4 -512.4 -485.4 -82.3 -512.6 -293.6 22 150,3 43,9 33.1 33.5 30.5 6.9 20.4 12.5 848.7 -349.4 435.6 -310.2 -252.5 -32.2 -151.8 -73.2 23 115,6 2,0 113.0 209.0 1.4 17.2 1.4 111.9 -175.3

3.7 156.3 242.5 2.4

-21.0 2.4 -153.8 24 271,7 46,0 58.6 78.1 31.9 17.2 21.0 45.6 300.7 115.1 -174.8 -133.6 45.0 -46.2 15.7 -86.7 Total 0,0 0,0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 8 785.5 2 980,6 -11 821.2 6 335.2 1 850.4 -7 850.4 -1 043.8 1 293.3 Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Maluku Utara = 0.10 Lanjutan Tabel 46. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Provinsi atau National Growth Effect Nij Dampak Riil Pertumbuhan Ekonomi daerah Dij No Ternate Tidore Halut Halsel Haltim Halbar Halteng Sula Ternate Tidore Halut Halsel Haltim Halbar Halteng Sula 1 1 542.1 3 040.2 4 513.4 4 773.0 2 514.2 970.3 1 230.2 2 049.0 -2 448.7 1 791.6 239.7 290.9 5 300.5 165.4 2 172.5 1 041.5 2 2 198.0 4 859.5 7 194.2 8 928.8 3 687.9 4 399.4 2 099.1 4 884.9 5 528.0 2 249.2 2 937.3 15 287.9 3 677.0 2 602.7 1 841.3 4 228.9 3 295.2 173.5 657.8 493.6 177.1 711.5 492.6 320.7 902.4 33.3 36.1 21.0 160.1 127.2 435.9 4.0 4 579.4 724.5 1 087.9 930.1 560.9 229.2 480.0 682.6 923.9 844.7 1 467.0 800.9 329.7 177.8 506.0 1 287.7 5 834.7 1 430.7 1 857.8 2 448.4 1 287.2 665.9 805.7 1 169.9 1.523.5 1 830.8 688.9 1 211.0 1 071.9 237.3 1 535.9 513.3 6 387.1 113.4 55.1 46.4 2 638.0 23.1 7 328.9 31.4 72.7 235.7 166.3 112.4 1 786.0 11.3 -223.6 70.2 7 2 654.3 1 212.7 8 645.5 9 327.9 907.9 4 160.7 866.3 6 040.5 1.805.9 2 030.7 6 756.6 6 742.2 829.1 2 018.0 4 960.7 3 808 4 8 465.0 13.5 51.9 68.4 9.9 92.0 6.8 42.9 408.6 26.4 12.1 33.8 13.9 46.2 13.2 37.6 9 169.8 21.1 80.4 69.4 18.4 29.3 13.2 88.9 139.7 84.3 28.5 30.7 94.8 22.9 81.6 184.8 10 1 294.7 523.8 287.3 323.5 450.8 94.4 311.1 223.7 2 287.1 218.6 99.7 104.7 200.5 39.8 236.9 287.8 11 13 159.3 4 462.5 7 783.4 9 611.4 2 871.6 4 594.5 2 097.4 5 922.2 21 300.9 12 552.6 7 636.1 21 481.6 4 021.7 2 825.4 5 554.7 12 631.3 12 260.5 0.7 36.1 40.1 0.4 49.5 0.2 29.8 211.5 2.3 236.6 223.8 5.3 34.2 1.5 248.6 13 55.4 7.7 107.6 143.3 14.6 17.6 9.9 62.1 89.9 7.3 91.9 292.8 9.3 12.4 8.3 5.0 14 1 657.3 161.5 308.4 354.0 117.2 249.4 82.9 248.0 1 660.2 388.8 8.0 38.2 324.3 180.5 248.0 33.2 15 766.8 584.8 828.0 1 000.2 421.7 507.2 285.3 615.1 702.6 195.3 214.8 294.4 220.8 186.5 183.9 348.9 16 73.9 8.0 54.4 54.4 11.0 21.1 8.2 43.6 44.3 5.2 25.6 9.1 65.2 10.2 35.5 53.1 17 455.3 0.0 612.1 459.8 47.7 0.0 0.0 271.8 162.9 0.0 3 548.8 118.5 861.5 0.0 0.0 549.7 18 434.7 43.5 141.4 140.9 33.2 101.9 21.2 93.9 43.2 70.4 310.4 204.1 93.9 46.0 43.1 135.3 19 2 297.4 48.6 302.5 496.1 34.8 224.4 17.8 290.5 2 148.4 51.7 54.5 1 573.2 56.3 113.9 12.4 16.0 20 2 957.8 343.3 933.7 1 166.4 241.6 585.5 155.1 810.3 2 187.0 427.7 108.6 586.8 277.4 1 455.8 168.9 1 013.1 21 5 693.0 1 306.7 1 055.5 1 231.0 720.5 584.6 1 238.6 757.7 7 036.8 61.1 527.2 340.8 14.0 322.9 345.9 231.6 22 1 261.3 368.1 277.8 280.7 256.2 58.2 170.9 104.6 2 260.4 62.5 746.5 4.0 34.2 32.9 39.5 43.9 23 95.3 1.6 93.1 172.2 1.1 14.2 1.1 92.2 35.7 7.4 362.3 623.8 4.9 10.4 4.9 50.4 24 651.2 110.3 140.4 187.1 76.4 41.2 50.4 109.2 1 223.6 271.4 24.2 131.6 153.3 12.2 87.1 68.1 Total 40 239.6 19 560 2 37 105.6 42 747.2 17 100.5 18 425.0 17 772.8 24 985.6 49 025.1 22 540.7 25 284.4 49 082.5 18 950.9 10 574.6 16.728.9 26 278.9 Sumber: Hasil Analisis Data Sekunder 1. Sektor ekonomi yang kompetitif di Kabupaten Halmahera Utara yaitu sektor angkutan udara; jasa sosial dan kemasyarakatan; jasa penunjang angkutan; kehutanan; hotel; jasa rekreasi, kebudayaan dan olahraga; serta pertambangan dan penggalian. 2. Sektor ekonomi yang kompetitif di Kabupaten Halmahera Selatan yaitu sektor perkebunan; perdagangan besar dan eceran; komunikasi; jasa rekreasi, kebudayaan dan olahraga; hotel; restoran; pertambangan dan penggalian; serta jasa penunjang angkutan. 3. Sektor ekonomi yang kompetitif di Kabupaten Halmahera Timur yaitu sektor tanaman bahan makanan; pertambangan dan penggalian; angkutan udara; angkutan jalan raya; industri pengolahan; peternakan; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; air bersih; jasa penunjang angkutan; angkutan sungai, danau dan penyebrangan; perkebunan; jasa perorangan dan rumah tangga; perikanan; angkutan laut; komunikasi; listrik; hotel; serta jasa rekreasi, kebudayaan dan olahraga. 4. Sektor ekonomi yang kompetitif di Kabupaten Halmahera Barat yaitu sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; serta pertambangan dan penggalian. 5. Sektor ekonomi yang kompetitif di Kabupaten Halmahera Tengah yaitu sektor industri pengolahan; perdagangan besar dan eceran; tanaman bahan makanan; perikanan; peternakan; angkutan jalan raya; air bersih; angkutan laut; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; angkutan sungai, danau dan penyebrangan; jasa penunjang angkutan; jasa perorangan dan rumah tangga; listrik; jasa rekreasi, kebudayaan dan olahraga; serta restoran. 6. Sektor ekonomi yang kompetitif di Kabupaten Kepulauan Sula yaitu sektor perdagangan besar dan eceran; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; tanaman bahan makanan; hotel; air bersih; bangunan; pertambangan dan penggalian; angkutan laut; jasa penunjang angkutan; angkutan sungai, danau dan penyebrangan; serta listrik. 7. Sektor ekonomi yang kompetitif di Kota Ternate yaitu sektor perkebunan; jasa pemerintahan umum; bangunan; perikanan; jasa sosial dan kemsyarakatan; peternakan; angkutan laut; jasa perorangan dan rumah tangga; kehutanan; angkutan jalan raya; listrik; dan restoran. 8. Sektor ekonomi yang kompetitif di Kota Tidore Kepulauan yaitu sektor perdagangan besar dan eceran; industri pengolahan; perikanan; tanaman bahan makanan; angkutan jalan raya; pertambangan dan penggalian; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; jasa perorangan dan rumah tangga; air bersih; jasa penunjang angkutan; listrik; jasa rekreasi, kebudayaan dan olahraga; hotel; dan komunikasi. Sektor-sektor ekonomi yang teridentifikasi pada delapan kabupatenkota tersebut selama periode pengamatan telah menunjukkan tingkat kekompetitifan yang semakin tinggi dibandingkan dengan sektor yang sama di tingkat perekonomian Provinsi Maluku Utara. Nilai C ij yang negatif mengindikasikan bahwa sektor ekonomi tersebut mengalami penurunan competitiveness terhadap sektor ekonomi yang sama di tingkat provinsi. Sebaliknya nilai C ij yang positif mengindikasikan bahwa sektor ekonomi tersebut mengalami peningkatan competitiveness terhadap sektor ekonomi yang sama di tingkat provinsi.

7.2.3. Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Sektor Ekonomi

KabupatenKota di Provinsi Maluku Utara Dari hasil analisis Location Quotient dan Shift Share sebagaimana termuat pada Tabel 44 dan Tabel 46 sebelumnya, nampak bahwa pada tiap kabupatenkota sektor ekonomi yang memiliki keunggulan komparatif tidak selalu memiliki keunggulan kompetitif, demikian juga sebaliknya, sektor yang memiliki keunggulan kompetitif tidak serta merta juga memiliki keunggulan komparatif. Berdasarkan hasil identifikasi terdapat beberapa sektor ekonomi pada tiap kabupatenkota di Maluku Utara yang selain memiliki keunggulan komparatif juga memiliki keunggulan kompetitif. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 47. Tabel 47. Sektor Ekonomi yang Memiliki Keunggulan Komparatif dan Kompetitif pada Tiap KabupatenKota di Maluku Utara Tahun 2005 No KabupatenKota Keunggulan Komparatif dan Keunggulan Kompetitif Sektor Ekonomi 1 2 3 4 5 6 7 8 Halmahera Utara Halmahera Selatan Halmahera Timur Halmahera Barat Halmahera Tengah Kepulauan Sula Ternate Tidore Kepulauan Angkutan udara; kehutanan; serta jasa rekreasi, kebudayaan dan olahraga. Perkebunan; jasa rekreasi, kebudayaan dan olahraga; serta restoran. Tanaman bahan makanan; pertambangan dan penggalian; perkebunan; perikanan; serta angkutan laut. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Peternakan. Perdagangan besar dan eceran; kehutanan; air bersih; angkutan laut; serta angkutan sungai, danau dan penyebrangan. Jasa pemerintahan umum; bangunan; jasa sosial dan kemasyarakatan; jasa perorangan dan rumah tangga; angkutan jalan raya; serta listrik. Perdagangan besar dan eceran; perikanan; serta tanaman bahan makanan. Sumber: Hasil Olahan LQ dan SSA Apabila ditelaah lebih jauh mengenai keunggulan komparatif sektor basis dan keunggulan kompetitif daya saing yang dimiliki oleh sektor unggulan provinsi di setiap kabupatenkota di Provinsi Maluku Utara dengan menggunakan analisis Location Quotient LQ dan analisis Shift Share SSA, terlihat bahwa sektor unggulan provinsi yaitu sektor industri pengolahan, sektor angkutan laut dan sektor bangunan yang sebelumnya teridentifikasi menjadi sektor basis atau memiliki keunggulan komparatif di beberapa kabupatenkota melalui analisis LQ, tetapi melalui analisis SSA sektor unggulan tersebut mengalami perubahan struktur sehingga terjada penurunan kekompetitifannya atau tidak memiliki keunggulan kompetitif pada kabupatenkota tersebut. Sebaliknya kabupatenkota yang sebelumnya teridentifikasi tidak memiliki keunggulan komparatif dari sektor unggulan provinsi, tetapi melalui analisis SSA, sektor unggulan tersebut memiliki keunggulan kompetitif. Dalam konteks ini, terjadi inkonsistensi karena sektor ekonomi khususnya sektor unggulan provinsi yang memiliki keunggulan komparatif di beberapa kabupatenkota tidak memiliki keunggulan kompetitif di kabupatenkota yang sama. Secara keunggulan kompetitif, sektor unggulan industri pengolahan kompetitif di Kota Tidore Kepulauan, Kabupaten Halmahera Timur dan Kabupaten Halmahera Tengah. Sektor unggulan angkutan laut sangat kompetitf di Kota Ternate, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Tengah dan Kabupaten Kepulauan Sula. Untuk sektor unggulan bangunan, sangat kompetitif di Kota Ternate dan Kabupaten Kepulauan Sula. Namun demikian masih terdapat keberadaan sektor unggulan provinsi di tiap kabupatenkota yang terdientifikasi selain memiliki keunggulan komparatif juga mempunyai keunggulan kompetitif yaitu sektor angkutan laut di Kabupaten Halmahera Timur dan Kepulauan Sula, serta sektor bangunan di Kota Ternate. Kondisi ini berlaku karena dapat terjadi suatu komoditi sektor memiliki keunggulan kompetitif di pasaran akibat adanya dukungan kebijakan proteksi distortif pemerintah, walaupun sebenarnya komoditi sektor tersebut tidak memiliki keunggulan komparatif. Sebaliknya, dapat pula terjadi, suatu komoditi sektor memiliki keunggulan komparatif, namun karena tingginya distorsi pasar tingginya biaya transaksi menyebabkan komoditi sektor tersebut menjadi tidak memiliki daya saing Gonarsyah, 2001. Distorsi dapat terjadi karena adanya kebijakan pemerintah government policy, baik yang bersifat langsung seperti tarif maupun tak langsung seperti regulasi, dan atau karena adanya ketaksempurnaan pasar market imperfection, misalnya adanya monopoli monopsoni domestik. Faktor distorsi pasar diduga menjadi penyebab sektor yang mempunyai keunggulan komparatif di kabupatenkota menjadi tidak memiliki keunggulan kompetitif. Kebijakan pemerintah yang bersifat langsung seperti penentuan tarif harga input produksi maupun harga output hasil produksi serta yang bersifat tak langsung seperti regulasi menjadi kendala bagi sektor basis kabupatenkota tersebut untuk berkembang. Gambaran mengenai harga input yang mahal dan harga output yang murah pada sektor yang memiliki keunggulan komparatif di tiap kabupatenkota khususnya sektor unggulan provinsi menjadi cerminan bahwa adanya distorsi pasar yang di alami oleh beberapa sektor tersebut. Terkait dengan ini perlu di teliti lebih spesifik tentang pengaruh distorsi pasar terhadap tingkat kompetitif dari sektor yang mempunyai keunggulan komparatif di Maluku Utara. Dalam strategi pembangunan ekonomi wilayah, pengembangan sektor yang mempunyai peranan sebagai sektor basis sangat penting, karena sektor basis adalah sektor yang berorientasi pada pemenuhan pasar atau permintaan luar daerah export oriented. Dengan demikian maka, potensi pasar dari sektor basis lebih besar dari sektor yang hanya melayani pemenuhan kebutuhan masyarakt lokal service sectors. Untuk itu maka, dalam konteks pengembangan ekonomi wilayah Provinsi Maluku Utara melalui pengembangan sektor unggulan provinsi yang diterjemahkan menjadi sektor basis kabupatenkota, yang mempunyai potensi supply yang besar dan potensi pasar ekspor yang besar harus di kembangkan sehingga dapat menjadi sektor yang memiliki tingkat keunggulan kompetitf daya saing yang tinggi.

VIII. DUKUNGAN ANGGARAN DAN KELEMBAGAAN DALAM PENGEMBANGAN SEKTOR–SEKTOR