2. Kepekaan Penyebaran Sensitivity of Dispersion
Kepekaan penyebaran ini merupakan gambaran tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh satu unit permintaan akhir untuk semua sektor di dalam
perekonomian. Kepekaan penyebaran merupakan keterkaitan langsung dan tak langsung ke depan yang dinormalkan dengan jumlah sektor dan jumlah seluruh
koefisien matriks kebalikan Leontief Rassmusen, 1956 dan Bulmer Thomas, 1982 secara matematik dapat ditulis dalam bentuk rumus sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
= =
=
=
n i
n j
ij n
j ij
i
b b
n Fd
1 1
1
............................................................................... 4.24
dimana: Fd
i
= kepekaan penyebaran sektor ke i b
ij
= Unsur matriks kebalikan Leontief terbuka Apabila nilai indeks B
d
dari sektor i 1, hal ini menunjukkan bahwa sektor tersebut memperoleh pengaruh dari sektor lainnya juga tinggi. Dengan
perkataan lain, sektor tersebut peka terhadap pengaruh sektor lain. Sebaliknya apabila indeks F
d
dari sektor j 1, berarti pengaruh sektor tersebut terhadap sektor lainnya juga tinggi Bulmer Thomas, 1982.
4.5.3. Analisis Location Quotient
LQ adalah suatu metode untuk menghitung perbandingan relatif sumbangan nilai tambah sebuah sektor di suatu daerah KabupatenKota terhadap
sumbangan nilai tambah sektor yang bersangkutan dalam skala provinsi atau nasional. Dengan kata lain, LQ dapat menghitung perbandingan antara share
output sektor i di kabkota dan share output sektor i di provinsi:
p ip
k ik
V V
v v
LQ =
............................................................................... 4.25
dimana: v
ik
= Nilai output PDRB sektor i daerah studi k kabupatenkota misal dalam pembentukan PDRBdaerah studi k.
v
k
= PDRB total semua sektor di daerah studi k. V
ip
= Nilai output PDRB sektor i daerah referensi p provinsi misalnya dalam pembentukan PDRB daerah referensi p.
V
p
= PDRB total di semua sektor daerah referensi p. LQ
i
1 mengindikasikan ada kegiatan ekspor di sektor tersebut atau sektor basis B, sedangkan LQ
i
1 disebut sektor nonbasis NB. Asumsi teknik ini adalah: pertama, semua penduduk di setiap daerah mempunyai pola permintaan
yang sama dengan pola permintaan pada tingkat nasional pola pengeluaran secara geografis sama, produktivitas tenaga kerja sama, dan setiap industri
menghasilkan barang yang homogen pada setiap sektor. Ada beberapa keunggulan dari metode LQ, antara lain: 1 Metode LQ
memperhitungkan ekspor langsung dan ekspor tidak langsung dan 2 Metode LQ sederhana dan tidak mahal serta dapat diterapkan pada data historis untuk
mengetahui trend. Beberapa kelemahan Metode LQ adalah: 1 Berasumsi bahwa pola
permintaan di setiap daerah identik dengan pola permintaan nasional dan bahwa produktivitas tiap pekerja di setiap sektor regional sama dengan produktivitas tiap
pekerja dalam industri-industri nasional dan 2 Berasumsi bahwa tingkat ekspor tergantung pada tingkat disagregasi.
Penggunaan metode Location Quotient dalam penelitian ini yaitu untuk membantu melihat secara spasial di daerah kabupatenkota mana sektor-sektor
unggulan hasil analisis Input-Output itu berada dan memiliki potensi dan keunggulan untuk dikembangkan dalam mendukung kebijakan sektoral di tataran
provinsi. Oleh karena itu, dengan mengetahui sektor basis suatu daerah kabupatenkota, dapat diperbandingkan dengan analisis kebijakan pengembangan
sektoral provinsi.
4.5.4. Analisis Shift Share