Kebijakan Pengembangan Sektor Perekonomian pada Level Provinsi

IX. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SEKTOR–SEKTOR PEREKONOMIAN MALUKU UTARA

8.3. Kebijakan Pengembangan Sektor Perekonomian pada Level Provinsi

Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan – kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan endogeneous development dengan menggunakan potensi sumberdaya–sumberdaya manusia, kelembagaan, dan sumberdaya fisik secara lokal daerah Arsyad, 1999. Orientasinya ini mengarahkan kita kepada pengambilan inisiatif- inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang peningkatan ekonomi. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa salah satu tujuan penelitian ini adalah merumuskan kebijakan pengembangan sektor perekonomian Provinsi Maluku Utara, dengan memperhatikan dan mempertimbangkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan wilayah Provinsi Maluku Utara. Salah satu sasaran pembangunan daerah Maluku Utara yaitu tercapainya pertumbuhan ekonomi. Tujuan pencapaian pertumbuhan ekonomi Maluku Utara yaitu untuk meningkatkan pendapatan per kapita, pendapatan asli daerah, aksebilitas ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan memperkecil kemiskinan. Fokus daripada implementasi tersebut adalah melalui peningkatan investasi pemerintah dan swasta pada sektor unggulan, dengan program yaitu revitalisasi sektor perikanan dan kelautan, pertanian dan perkebunan, kehutanan, pertambangan, dan pariwisata. Berlandas pada tujuan tersebut, maka dilakukan analisis sektor perekonomian Provinsi Maluku Utara secara komprehensif dengan asumsi keseimbangan antar input dan output serta keterkaitan yang terjadi antar sektor perekonomian, dimana proses analisis memakai metode Tabel Input-Ouput, sehingga diketahui sektor-sektor yang perlu menjadi prioritas untuk dikembangkan atau disebut dengan sektor unggulan dan sektor yang berpotensi dan menjadi pendukung dalam pengembangan sektor unggulan. Hasil analisis menunjukkan bahwa Provinsi Maluku Utara memiliki tiga sektor unggulan yaitu sektor industri pengolahan, sektor angkutan laut dan sektor bangunan. Dari ketiga sektor unggulan tersebut, sektor industri pengolahan merupakan sektor yang sangat signifikan untuk dikembangkan dan menjadi prioritas terkait dengan pencapaian tujuan pertumbuhan ekonomi Maluku Utara. Hal ini karena sektor industri pengolahan merupakan satu-satunya sektor yang memiliki tingkat keterkaitan yang tinggi baik derajat kepekaan dan daya penyebaran serta memiliki dampak pengganda multiplier effect yang sangat besar terhadap sektor perekonomian Provinsi Maluku Utara. Namun yang menjadi pertanyaan adalah konsep pengembangan sektor unggulan industri pengolahan seperti apa yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif serta memiliki daya tahan yang tingi dan dinamis dari setiap perubahan kondisi perekonomian. Pertimbangan yang dipakai dalam perumusan konsep kebijakan pengembangan sektor unggulan industri pengolahan yaitu: 1. Berdasarkan hasil analisis, ketika terjadi peningkatan permintaan akhir pada sektor industri pengolahan, maka dampak pengganda sektor ini sangat dirasakan oleh beberapa sektor, yaitu dampak penciptaan output sangat dirasakan oleh sektor perkebunan; sektor perdagangan besar dan eceran; dan sektor tanaman bahan makanan. Dampak penciptaan pendapatan sangat dirasakan oleh sektor perkebunan; sektor tanaman bahan makanan; sektor pertambangan dan penggalian; sektor perdagangan besar dan eceran; sektor jasa pemerintahan umum; sektor kehutanan. Kemudian dampak penciptaan lapangan kerja sangat dirasakan oleh sektor perkebunan; sektor tanaman bahan makanan; sektor perdagangan besar dan eceran; sektor perikanan; sektor kehutanan; dan sektor peternakan Lihat kembali Tabel 32, 34, dan 37. 2. Dampak pengganda yang ditimbulkan oleh industri pengolahan secara rata- rata sangat dirasakan oleh sub-sub sektor pertanian dan sub sektor perdagangan besar dan eceran. 3. Rata-rata sub-sub sektor pertanian memiliki tingkat keterkaitan ke depan atau derajat kepekaan yang tinggi. 4. Fokus pencapaian pertumbuhan ekonomi Maluku Utara adalah melalui peningkatan investasi pemerintah dan swasta pada sektor unggulan, dengan program yaitu revitalisasi sub-sub sektor pertanian. 5. Daya dukung sektor-sektor perekonomian sangat diperlukan sehingga akan tercipta hubungan simbiosis mutualisme antar sektor industri pengolahan dengan sektor-sektor lainnya. 6. Arah kebijakan ekonomi Maluku Utara yaitu meningkatkan efisiensi dengan memperkuat struktur ekonomi berbasis sektor pertanian mengarah pada jasa dan industri, melalui pengembangan sektorkomoditas unggulan dan andalan yang bernilai tambah tinggi, serta berdaya saing yang kuat berorientasi bahan baku lokal, berwawasan lingkungan dan produk bersih dalam rangka pengembangan agrobisnis dan agroindustri yang andal guna mendukung keterkaitan antar sektor ekonomi. Dengan pertimbangan tersebut, mengilhami suatu konsep kebijakan pengembangan perekonomian Provinsi Maluku Utara yaitu : “pengembangan industri pengolahan berbasis pertanian” dengan pengoptimalan daya dukung sektor perekonomian lainnya, atau dengan kata lain yaitu pengembangan agroindustri. Kaitan yang paling sesuai sebagai kebijakan pengembangan adalah pengolahan produk-produk output pertanian ke dalam pengembangan agroindustri. Industri pengolahan berbasis pertanian yang dimaksud adalah industri pengolah hasil pertanian, yang meliputi tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Terdapat berbagai teori dan studi empiris yang menjelaskan bagaimana keterkaitan antarsektor mempengaruhi perekonomian suatu wilayah. Di wilayah Provinsi Maluku Utara di mana peranan sektor pertanian masih substansial. Sektor pertanian terbukti mampu menjadi penopang perekonomian nasional dan Provinsi Maluku Utara khususnya ketika terjadi krisis multidimensi dan krisis horizontal yang terjadi pada beberapa periode yang lalu. Oleh karena itu, siginifikan jika pengembangan sektor perekonomian khususnya sektor unggulan yaitu sektor industri pengolahan, sebaiknya adalah pengembangan sektor industri pengolahan berbasis sektor pertanian dengan dukungan optimal dari sektor-sektor perekonomian lainnya. Konsep ini juga sangat mendukung pengembangan ekonomi kerakyatan di Provinsi Maluku Utara yang berbasis sumberdaya lokal dengan berbagai inovasi teknologi. Pengembangan industri pengolahan ini, dapat dimulai dengan pengembangan indutri kecil yang padat modal maupun padat karya yang tentunya berbasis input sumberdaya pertanian. Tambunan 1993 dalam Kuncoro 2004 melalui studi empirisnya menemukan bahwa, pertama dari sudut penawaran, industri pengolahan khususnya industri kecil sangat tergantung pada sektor pertanian, dan pada tingkat yang lebih rendah tergantung dengan industri menengah dan besar dalam mendapatkan input-input material. Kedua, dari segi permintaan, konsumen-konsumen pribadi dan kegiatan di sektor konstruksi sektor sekunder dan tersier merupakan faktor terpenting bagi pertumbuhan industri kecil. Industri pengolahan berbasis pertanian yang diidentifikasi dalam komponen penyusun kontribusi industri pengolahan terhadap PDRB Maluku Utara yaitu sub makanan, minuman dan tembakau serta sub barang kayu dan hasil hutan lainnya. Hasil analisis LQ komoditi dari setiap sub sektor pertanian di Provinsi Maluku Utara, menunjukkan bahwa terdapat beberapa komoditi yang dapat dijadikan sebagai komoditi basis dalam pengembangan industri pengolahan yaitu, antara lain lihat lampiran 7: 1. Sektor sub sektor tanaman bahan makanan pangan dan holtikultura terdiri dari komoditi ubi jalar, kacang tanah, padi ladang, dan ubi kayu. 2. Sektor sub sektor perkebunan terdiri dari komoditi kayu manis, pisang, pepaya, salak, tembakau, jeruk, kopi, pala, durian dan vanili. 3. Sektor sub sektor peternakan terdiri dari komoditi peternakan, pemotongan hewan, dan unggas. 4. Sektor sub sektor kehutanan terdiri dari komoditi kayu bulat. 5. Sektor sub sektor perikanan perikanan laut terdiri dari komoditi julung- julung, cakalang, ikan terbang, ubur-ubur, layang, teri, terubuk, cucut layam, kerapu bebek, tongkol, bentong, kuwe, sungkir, lencam. Komoditi-komoditi basis dari lima sub sektor pertanian di atas, dapat dilakukan pengolahan selanjutnya, melalui pengembangan industri pengolahan di Provinsi Maluku Utara, antara lain melalui: 1. Industri aneka kerajinan rumah tangga; 2. Industri anyam-anyaman dari rotan, bambu, pandan, rumput dan sejenisnya; 3. Industri barang dari tanah liat untuk keperluan bahan bangunan; 4. Industri batu bata dari tanah liat; 5. Industri berbagai macam pati palma; 6. Industri es batu; 7. Industri genteng dari tanah liat; 8. Industri gula aren; 9. Industri kapalperahu; 10. Industri kerajinan ukir-ukiran dari kayu; 11. Industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan penerbitan; 12. Industri kerupuk udangikan; 13. Industri kue-kue basah; 14. Industri makanan dari tepung, kecuali kue basah; 15. Industri minyak goreng dari minyak kelapa; 16. Industri minyak goreng dari minyak kelapa sawit; 17. Industri pati ubi kayu; 18. Industri pembekuan ikan dan biota perairan; 19. Industri pengasapan ikan dan biota perairan lainnya; 20. Industri pengasinanpemanisan buah-buahan dan sayuran; 21. Industri pengawetan rotan dan sejenisnya; 22. Industri pengeringan ikan; 23. Industri penggaramanpengeringan ikan dan biota perairan lainnya; 24. Industri penggergajian dan pengolahan kayu; 25. Industri pengolahan dan pengawetan daging; 26. Industri pengolahan dan pengawetan ikan dan biota perairan lainnya; 27. Industri pengolahan kopi; 28. Industri pengolahan sagu; 29. Industri pengupasan dan pembersihan kopi; 30. Industri perabot dan kelengkapan rumah tangga dari kayu; 31. Industri perabot dan kelengkapan rumah tangga dari kayu, bambu dan rotan; 32. Industri roti, kue kering dan sejenisnya; 33. Industri susu; 34. Industri tempe; 35. Industri penggergajian kayu. Dengan adanya pengolahan lebih lanjut output sektor pertanian oleh sektor industri pengolahan diharapkan dapat menciptakan nilai tambah yang besar dan dalam jangka pendek dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang baik, oleh karena adanya akumulasi modal dari penciptaan nilai tambah, peningkatan produktivitas melalui penciptaan output, peningkatan kesejahteraan melalui peningkatan pendapatan masyarakat dan penciptaan lapangan kerja yang baru.

8.4. Perkembangan dan Prospek Sektor Industri Pengolahan Berbasis