sektor pertanian. Disamping itu, kebijakan pengembangan yang dimaksud juga sangat didukung oleh sektor basis lain yang juga dimiliki oleh Halmahera Timur
yaitu sektor bangunan dan sektor angkutan laut, dimana kedua sektor tersebut merupakan dua diantra tiga sektor unggulan provinsi.
5. Kabupaten Halmahera Tengah
Sama halnya dengan Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Tengah memiliki basis yang lebih besar pada sektor pertambangan. Tentunya sektor
pertambangan merupakan sektor yang bersifat unrenewable sehingga diperlukan alternatif kebijakan pengembangan sektor perekonomian dalam jangka panjang.
Untuk mendukung maksud tersebut, maka pengembangan sektor pertanian menjadi pilihan terbaik. Hal ini karena Halmahera Tengah memiliki basis pada
peternakan dan kehutanan yang didukung oleh basis sektor unggulan bangunan.
6. Kabupaten Kepulauan Sula
Kepulauan Sula merupakan salah satu kabupaten yang sebaiknya dijadikan lokasi pengembangan sektor unggulan industri pengolahan berbasis pertanian,
dimana arahan pengembangan pada pengembangan industri pengolahan kehutanan dan industri pengolahan perkebunan. Kebijakan pengembangan ini
sangat didukung oleh pengembangan sektor lainnya yang menjadi basis yaitu sektor air bersih, perdagangan besar dan eceran, restoran, angkutan laut, angkutan
sungai, danau dan penyebrangan, angkutan udara, dan jasa sosial dan kemasyarakatan.
7. Kota Ternate
Kota Ternate sebagai pusat pemerintaha Provinsi Maluku Utara, tidak memiliki keunggulan dan basis baik pada industri pengolahan maupun pertanian.
Secara keseluruhan Kota Ternate memiliki basis pada semua sektor sekunder dan terseir. Kebijakan yang dapat dibuat pada Kota Ternate yaitu menjadi daerah
penyangga utama bagi pengembangan sektor pertanian dan industri pengolahan maupun sektor-sektor lainnya di daerah kabupatenkota lainnya di Provinsi
Maluku Utara.
8. Kota Tidore Kepulauan
Kota Tidore Kepulauan memiliki sedikit kemiripan dengan Kabupaten Halmahera Timur dan Kabupaten Halmahera Tengah. Daerah ini tidak memiliki
basis pada sektor unggulan industri pengolahan, tetapi memiliki potensi besar dan menjadi basis pada sektor pertanian yaitu tanaman bahan makanan, perkebunan,
kehutanan dan perikanan. Pemerintah daerah setempat perlu mengembangan sektor pertanian secara efisien sehingga dapat memberikan nilai tambah yang
tinggi dalam menggerakkan perekonomian Kota Tidore Kepulauan. Selain itu, daerah ini sebaiknya dikembangkan secara lebih baik sektor bangunan dan sektor
angkutan laut serta sektor perdagangan besar dan eceran sehingga dapat mendukung sektor pertanian.
8.7. Implikasi
Secara keseluruhan, kebijakan pengembangan sektor perekonomian di Provinsi Maluku Utara dengan sasaran pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan
melalui pengembangan sektor unggulan yang berkelanjutan. Sektor unggulan yang dimaksud yaitu sektor industri pengolahan. Kebijakan yang sebaiknya
adalah pengembangan industri pengolahan yang berbasis pertanian. Kebijakan ini dinilai sangat sesuai dengan fokus pembangunan Maluku Utara dalam mencapai
pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan investasi pada sektor unggulan;
revitalisasi sektor pertanian; dan karakteristik wilayah local specific Maluku Utara yang merupakan provinsi kepulauan yang berbasis sumberdaya dimana
potensi terbesar berada pada sektor pertanian. Dalam mendukung pengembangan industri pengolahan berbasis pertanian
maka perlu dikembangkan peranan beberapa sektor selain sektor pertanian dan industri pengolahan yang dinilai sebagai sektor pelancar accelerator sector yaitu
sektor perdagangan besar dan eceran, sektor angkutan jalan raya, sektor angkutan laut, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, sektor bangunan, sektor
listrik dan sektor komunikasi. Terkait dengan lokasi pengembangan sektor unggulan industri pengolahan
berbasis pertanian sebaiknya diarahkan pada daerah kabupatenkota yang memiliki basis pada sektor unggulan. Kabupatenkota yang dimaksud yaitu
Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Halmahera Barat, dan Kabupaten Kepulauan Sula. Sedangkan kabupatenkota
lainnya kecuali Kota Ternate yang tidak memiliki basis pada sektor industri pengolahan tetapi memiliki basis pada sektor pertanian, perlu dilakukan
pengembangan sektor pertanian dengan manajemen yang lebih efisien dan terpadu. Sehingga dalam jangka panjang dapat pula dikembangkan industri
pengolahan yang berbasis pertanian guna menciptakan nilai tambah yang tinggi. Kota Ternate dapat menjadi daerah penyanga dalam pengembangan sektor-sektor
perekonomian kabupatenkota lainnya karena selain sebagai pusat pemerintahan saat ini, juga secara keseluruhan memiliki basis di sektor tersier dan sekunder.
Dalam aspek kelembagaan, peran serta stakeholders khususnya masyarakat secara aktif perlu ditingkatkan melalui pembagian peran antar
pemerintah dan masyarakat, dalam arti pemerintah lebih berperan sebagai katalisator, konverner dan fasilitator. Pemerintah daerah harus bertindak social
orianted bukan profit orianted sehingga pengalokasian anggaran pembangunan
bersifat partisipatif, transparansi, dan akuntabel serta lebih terarah pada sektor- sektor yang signifikan. Selain itu, setiap dinas atau badan perlu memahami
koordinasi dan keserasian tujuan pembangunan sehingga kebijakan yang dikeluarkan tidak bersifat parsial tetapi komprehensif. Secara keseluruhan,
implikasi kebijakan pengembangan sektor perekonomian di Maluku Utara dapat terlihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Kebijakan Pengembangan Sektor Perekonomian di Provinsi
Maluku Utara
Pemerintah Provinsi dan KabupatenKota:
Katalisator, Konverner, Fasilitator, Dinamisator Jaminan Keamanan, Kepastian Hukum, Transparansi dan Kelancaran
Administrasi Prosedur, Jaminan Tata Ruang, Konsistensi Perencanaan Pembangunan Pelaksanaan, Jaminan Berusaha
Industri Pengolahan Berbasis Pertanian
Pemanfaatan Sumberdaya Basis
sebagai Faktor Input: Peranan Sektor
Pertanian Dukungan
Sektor Sekunder dan
Tersier lainnya:
Bangunan, Listrik, Air
Bersih, Angkutan
dan Komunikasi
serta jasa. KabupatenKota
PenyanggaBasis KabupatenKota
PenyanggaBasis Pasar Lokal
Pasar Luar Wilayah
Pemasaran: -
Perdagangan, Hotel dan
Restoran, -
Jasa Pengangkutan
- Angkutan
Laut dan Udara
Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank : Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Stakeholders Terkait
Pengembangan perekonomian Provinsi Maluku Utara sebaiknya diarahkan pada sektor-sektor yang memiliki keunggulan dengan disesuaikan dengan visi,
misi, dan kondisi keuangan daerah dalam hal ini industri pengolahan berbasis pertanian. Dalam jangka pedek, prioritas pembangunan daerah yang akan
dilaksanakan belum tentu sama dengan sektor-sektor unggulan dari hasil penelitian ini. Namun demikian, pemerintah daerah dapat melakukan berbagai
pilihan terhadap perencanaan pembangunan. Bila untuk memicu pertumbuhan ekonomi maka pengembangan sumberdaya diarahkan pada sektor unggulan yang
mempunyai pengganda output tinggi. Selanjutnya bila ingin memacu pendapatan maka pengembangan diarahkan pada sektor unggulan yang memiliki pengganda
pendapatan tinggi. Jika pembangunan daerah dilaksanakan diprioritaskan untuk menciptakan lapangan kerja maka pengembangan lebih diprioritaskan pada sektor
unggulan yang memiliki pengganda tenaga kerja yang besar.
X. KESIMPULAN DAN SARAN