KERANGKA PEMIKIRAN Analisis Perekonomian Provinsi Maluku Utara Pendekatan Multisektoral

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Upaya pencapaian pertumbuhan ekonomi dengan memfokuskan peningkatan investasi pemerintah dan swasta pada sektor unggulan prime sector yaitu sektor pertanian, selama ini belum memberikan hasil yang optimal dalam pembangunan daerah Provinsi Maluku Utara, sebagaimana diungkapkan sebelumnya. Oleh karena itu, evaluasi terhadap kebijakan tersebut secara ilmiah sangat diperlukan guna membuat strategi selanjutnya yang lebih baik. Proses evaluasi tersebut dilakuan pada dua aspek yaitu, 1 penentuan sektor unggulan Provinsi Maluku Utara dan 2 penentuan sektor basis daerah sebagai rujukan lokasi pengembangan sektor unggulan. Sehingga nantinya dapat dirumuskan kebijakan pengembangan sektor perekonomian dengan pertimbangan secara ilmiah normatif. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka pendekatan yang dipakai dalam penulisan ini yaitu pengembangan perekonomian dengan pendekatan multisektoral. Dalam pendekatan multisektoral, perkembangan ekonomi regional terjadi melalui pertumbuhan sektor unggulan dan diversifikasi sektor-sektor lainnya. Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi lain tersebut disebabkan adanya keterkaitan antara sektor ekonomi unggulan dengan sektor-sektor ekonomi lainnya. Dengan demikian diharapkan keuntungan dari pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan merupakan hasil dari sumbangan interaksi yang saling memperkuat diantara semua sektor dan wilayah yang terlibat. Pemikiran didasari pada bentuk pengembangan perkonomian daerah yang berpijak pada teori pertumbuhan ekonomi wilayah yaitu bahwa dalam pelaksanaan pembangunan daerah, faktor akumulasi modal merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi. Pengembangan sektor-sektor perekonomian yang memiliki keunggulan dan menjadi basis daerah, akan menciptakan pembentukan modal. Hal ini terjadi karena dengan terbatasnya sumberdaya, maka pengembangan sektor tersebut dengan pengutamaan injeksi investasi akan berdampak pada peningkatan output sektor yang menjadi unggulan dan pada gilirannya akan meningkatkan output, pendapatan dan kesempatan kerja pada sektor lainnya dan perekonomian daerah secara keseluruhan. Perencanaan pembangunan daerah yang disusun secara komprehensif pada akhirnya akan meningkatkan kinerja pembangunan daerah sehingga hasil-hasilnya yang diharapkan dapat tercapai. Dalam pembangunan perekonomian daerah, setiap kebijakan dan kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan pembangunan di daerah pasti akan mendasarkan diri dari kekhasan yang menjadi ciri daerah yang bersangkutan, dimana kegiatan tersebut ditujukan bagi terciptanya peningkatan, baik jumlah maupun jenis, kesempatan kerja bagi masyarakatnya, pertumbuhan ekonomi wilayah yang stabil, dan peningkatan pendapatan perkapita. Adapun pola-pola pendekatan analisis, sumber data, dan prosedur yang dilakukan dalam penulisan ini dapat diuraikan sebagaimana berikut. Dengan memahami pola dan prosedur pendekatan analisis yang dilakukan diharapkan dapat dicapai tujuan yang telah ditetapkan.

1. Penentuan Sektor Unggulan Provinsi Maluku Utara

Untuk mengevaluasi apakah sektor pertanian merupakan sektor unggulan ataukah terdapat kemungkinan sektor-sektor perekonomian lainnya yang dapat menjadi sektor unggulan Provinsi Maluku Utara secara ilmiah dan normatif, maka sarana dasar yang dilakukan yaitu analisis Input-Output I-O terhadap sektor- sektor perekonomian di Maluku Utara berdasarkan Tabel I-O updating tahun 2005. Tabel I-O dasar yang dipakai dalam proses updating yaitu Tabel I-O tahun 2001, dimana teknik yang digunakan untuk melakukan updating yaitu dengan menggunakan Metode RAS dengan melakukan survei parsial dan terbatas, yang dikembangkan oleh Prof. Richard Stone dari Cambridge University, Inggris Miller dan Blair, 1985. Analisis yang dilakukan terhadap Tabel I-O updating tahun 2005 adalah analisis struktur perekonomian, keterkaitan antarsektor dan angka pengganda sektoral. Analisis keterkaitan dan angka pengganda dilakukan dengan menggunakan koefisien teknis matriks A dan matriks kebalikan leontief terbuka matriks B yang dihasilkan dari proses updating Tabel I-O tahun 2005 Maluku Utara. Struktur perekonomian yang dianalisis yaitu struktur permintaan dan penawaran, struktur output dan nilai tambah bruto, struktur permintaan akhir, struktur ketenagakerjaan, dan tingkat ketergantungan faktor input. Untuk keterkaitan antarsektor, dianalisis keterkaitan langsung dan tidak langsung baik ke depan maupun ke belakang. Sedangkan analisis angka pengganda, diperoleh nilai angka pengganda output, angka pengganda pendapatan, angka pengganda tenaga kerja, angka pengganda pajak, dan angka pengganda nilai tambah. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan dan menggunakan data-data dari hasil analisis Tabel I-O updating Maluku Utara tahun 2005, dapat ditentukan sektor- sektor unggulan Maluku Utara serta mengevaluasi apakah sektor pertanian merupakan sektor unggulan Maluku Utara. Diagram alir penentuan sektor unggulan Provinsi Maluku Utara sebagaimana terlihat pada Gambar 1. Gambar 1. Diagram Alir Penentuan Sektor Unggulan Provinsi Menganalisis sektor-sektor unggulan di level provinsi dalam struktur perekonomian Provinsi Maluku Utara. Analisis Input-Output Level Provinsi Updating Tabel I-O 24 Sektor Tahun 2005 Koefisien Teknis a ij Open Inverse Matriks Leontief b ij Analisis Keterkaitan Analisis Angka Pengganda Pengganda output, pendapatan, tenaga kerja, pajak, nilai tambah DBL, DFL, DIBL, DIFL, SD, CD, Analisis Struktur Perekonomian Struktur permintaan, penawaran, output, nilai tambah, permintaan akhir, ketenagakerjaan, TKFI Resume Struktur Perekonomian, Keterkaitan Antar Sektor dan Dampak Pengganda Sektoral Kriteria Sektor Unggulan Maluku Utara Penentuan Sektor Unggulan Sektor Unggulan Provinsi Maluku Utara Kriteria penetapan sektor unggulan di Provinsi Maluku Utara, adalah: 1. Mempunyai kemampuan menciptakan permintaan pasar yang tinggi sehingga menjadikan Provinsi Maluku Utara sebagai pasar output yang potensial; variabel yang digunakan adalah derajat kepekaan. 2. Berkemampuan menggerakan penyediaan atau penawaran yang tinggi atas output sektor lainnya; variabel yang digunakan adalah daya penyebaran. 3. Berorientasi bahan baku lokal yang besar; variabel yang digunakan adalah persentase penggunaan input impor. 4. Mampu memicu pertumbuhan ekonomi, menciptakan nilai tambah, memacu peningkatan pendapatan masyarakat, dan menciptakan tenaga kerja; variabel yang digunakan adalah pengganda output, pengganda nilai tambah, pengganda pendapatan, dan pengganda tenaga kerja. 5. Memiliki potensi sebagai sumber pendapatan daerah; variabel yang digunakan adalah pengganda pajak. 6. Memiliki kontribusi PDRB yang besar; variabel yang digunakan adalah kontribusi dalam struktur perekonomian. 7. Mempertimbangkan aspek keberlanjutan sustainibility, maka sektor-sektor yang dipilih merupakan sektor-sektor dengan sifat sumber daya terbaharukan renewable. Jika sumber daya sektor bersifat terbaharukan maka diberi nilai angka satu 1, sebaliknya jika sumber daya sektor bersifat tidak terbaharukan maka diberi nilai angka nol 0. Kriteria-kriteria tersebut dievaluasi sesuai nilai masing-masing kriteria. Tiga sektor yang secara umum memberikan nilai terbaik pada seluruh kriteria ditetapkan sebagai sektor unggulan Provinsi Maluku Utara.

2. Identifikasi Sektor-sektor Unggulan Provinsi yang Menjadi Sektor Basis

pada Tiap KabupatenKota Setelah dianalisis keterkaitan sektoral pada tataran provinsi, selanjutnya dianalisis pada kabupatenkota mana sektor-sektor tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan, pendekatan yang dipakai adalah dengan menentukan sektor basis pada setiap kabupatenkota. Pemahaman sektor basis pada setiap kabupatenkota dimaksudkan untuk mendukung kebijakan pengembangan sektoral pada tataran provinsi. Proses penentuan sektor basis pada kabupatenkota dalam mendukung pengembangan sektor unggulan provinsi, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2. Diagram Alir Identifikasi Lokasi Sektor Unggulan Provinsi yang Menjadi Basis tiap KabupatenKota di Maluku Utara Mengidentifikasi sektor-sektor unggulan provinsi yang Menjadi Sektor Basis pada Tiap KabupatenKota. Sektor Unggulan Provinsi Maluku Utara Penetapan Lokasi Pengembangan Sektor Unggulan Location Quotient LQ 1 Shift Share Analysis SSA 0 Basis Aktivitas Sektor Unggulan pada KabupatenKota Keunggulan Kompetitif dan Bauran Industri Lokasi-lokasi Pengembangan Sektor Unggulan di Maluku Utara Analisis yang digunakan untuk identifikasi lokasi pengembangan sektor unggulan di Provinsi Maluku Utara adalah metode Location Quotient LQ dan Shift Share Analysis SSA. Dari analisis LQ, dapat diketahui basis aktivitas sektor unggulan Provinsi Maluku Utara pada kabupatenkota yang ditandai dengan nilai LQ1. Dari hasil analisis SSA dapat diperoleh data mengenai differential shift DS dan proportional effect PE yang menggambarkan bahwa sektor-sektor unggulan mempunyai daya saing atau tingkat kompetitif serta bauran industri pada kabupatenkota di Maluku Utara, indikator yang digunakan adalah nilai DS 0 dan PE 0 positif. Selanjutnya, rekomendasi arahan untuk pengembangan sektor unggulan Provinsi Maluku Utara pada tiap kabupatenkota yang sesuai dan memenuhi kriteria di atas yaitu nilai LQ sektor 1 dan nilai DS serta PE 0 atau positif.

3. Kebijakan Pengembangan Sektor Perekonomian Provinsi Maluku Utara

Setelah di analisis sektor unggulan dan lokasi kabupatenkota pengembangan sektor unggulan, maka selanjutnya dirumuskan kebijakan pengembangan sektor perekonomian di Maluku Utara baik secara spasial pada level provinsi dan kabupatenkota maupun secara sektoral dengan pola pengembangan sektor perekonomian yang memperhatikan keterkaitan dan pengganda yang diciptakan oleh masing-masing sektor perekonomian. Kebijakan pengembangan sektor perekonomian pada level provinsi dilakukan dengan memperhatikan hasil analisis sektor unggulan. Jika hasil evaluasi, menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor unggulan maka sektor pertanian dinyatakan layak dan harus diprioritaskan dalam injeksi investasi di Maluku Utara. Namun sebaliknya, jika sektor pertanian bukanlah sektor unggulan Maluku Utara dan terdapat sektor lainnya yang menjadi unggulan Maluku Utara, maka harus dibuat suatu kebijakan yang dapat mengembangkan sektor unggulan lain tersebut bersamaan dengan sektor pertanian melalui pola pengembangan yang terintegrasi. Diprioritaskannya sektor pertanian dalam pembangunan Provinsi Maluku Utara, mengingat beberapa hal yaitu: 1 sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB, 2 sektor pertanian mempunyai daya serap tenaga kerja yang sangat tinggi, dan 3 sektor pertanian dalam jangka pendek masih merupakan sektor tumpuan kehidupan masyarakat pada umumnya. Permasalahan yang dihadapi sektor pertanian adalah masalah produktivitas yang rendah. Oleh karena itu, melalui analisis ini dapat ditemukan pola pengembangan sektor pertanian yang lebih memberikan nilai tambah dan tetap menjadi penggerak perekonomian Maluku Utara. Sedangkan pada level kabupatenkota, kebijakan pengembangan memperhatikan hasil analisis sektor unggulan provinsi dan sektor basis kabupatenkota sebagai dasar penentuan lokasi pengembangan. Kabupatenkota yang memenuhi kriteria dalam pengembangan sektor unggulan provinsi maka arahan lokasi pengembangan sektor unggulan lebih diprioritaskan pada kabupatenkota tersebut. Sebaliknya kabupatenkota yang memiliki basis tidak seperti sektor unggulan provinsi, maka kebijakan pengembangan yang dilakukan diprioritaskan pada sektor basis setiap kabupatenkota, dan dapat juga menjadi kabupatenkota penyangga pengembangan sektor unggulan provinsi. Selain itu, perlu juga diidentifkasi sektor-sektor pendukung dalam mengembangkan sektor unggulan maupun basis, sehingga pengembangan ekonomi lebih sinergis dan terintegrasi. Proses perumusan kebijakan pengembangan sektor perekonomian, sebagaimana terlihat pada Gambar 3. Gambar 3. Diagram Alir Perumusan Kebijakan Pengembangan Sektor Perekonomian Maluku Utara Sektor Unggulan Provinsi Maluku Utara Merumuskan kebijakan pengembangan sektor perekonomian Maluku Utara Sektor Unggulan adalah Sektor Pertanian Ya Tidak Sektor Lainnya adalah Sektor Unggulan Sektor Pertanian Diprioritaskan Kebijakan Pengembangan Sektor Unggulan Lainnya dan Sektor Pertanian yang Sinergis dan Terintegrasi Sektor Basis KabupatenKota Sektor Unggulan Provinsi = Sektor Basis KabupatenKota Sektor Unggulan Provinsi ≠ Sektor Basis KabupatenKota Arahan Lokasi Pengembangan Sektor Unggulan pada KabupatenKota yang Memiliki Basis Sektor Unggulan Pengembangan Sektor Perekonomian Sesuai dan Diprioritaskan pada Basis KabupatenKota Hubungan Spasial KabupatenKota dan Sektoral yang Saling Menunjang dalam Pengembangan Sektor Perekonomian Provinsi Maluku Utara

IV. METODE PENELITIAN