Pendapatan Jumlah Tanggungan Karakteristik Responden Sekitar Kawasan Industri Pengolahan Aspal
ke dokter yang ada di klinik atau rumah sakit dengan alasan lebih terpercaya. Tabel 15 menunjukkan data perhitungan biaya kesehatan yang dikeluarkan oleh
rumahtangga responden setiap tahunnya. Tabel 15. Biaya kesehatan yang dikeluarkan responden
Biaya Pengobatan Rp Jenis
Penyakit Jumlah
Responden Min
Maks Total
Rata-ratatahun rumahtangga
ISPA 20
10.000 750.000 2.520.000
126.000 TBC
6 100.000
160.000 880.000
146.666,67 Gatal-gatal
6 10.000
60.000 235.000
39.166,67 Total biaya kesehatan yang dikeluarkan setiap rumahtangga berbeda-beda
sesuai dengan penyakit yang diderita. Rata-rata kerugian rumahtangga akibat ISPA sebesar Rp126.000 per tahun, sedangkan rata-rata kerugian rumahtangga akibat TBC
sebesar Rp146.666,67 per tahun, dan rata-rata kerugian rumahtangga akibat gatal- gatal sebesar Rp39.166,67 per tahun. Untuk memperoleh nilai total rata-rata kerugian
responden akibat biaya berobat dilakukan dengan cara mendapatkan nilai persentase jumlah responden yang harus mengeluarkan biaya berobat dari jumlah keseluruhan
responden yang sakit, kemudian hasilnya dikalikan dengan nilai rata-rata biaya berobat masing-masing penyakit per rumahtangga setiap tahunnya. Hasil perhitungan
dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Nilai total rata-rata responden akibat biaya berobat
Jenis Penyakit Jumlah
Responden Persentase
Nilai total rata-rata Rptahunrumahtangga
ISPA 20
45,45 57.267
TBC 6
13,64 20.005,34
Gatal-gatal 6
13,64 5.342,68
Total 82.614,68
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai total rata-rata responden akibat biaya berobat yaitu sebesar Rp82.614,68,- per rumahtangga per tahun.
6.2.2 Nilai Pendapatan yang Hilang Loss of Earnings Pencemaran udara yang terjadi di kawasan pemukiman sekitar industri
pengolahan aspal telah menyebabkan masyarakat menderita berbagai penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan pernapasan. Akibatnya, produktivitas
masyarakat pun mengalami penurunan. Berdasarkan hasil wawancara, sebanyak 22 dari 44 responden 50 mengaku apabila mereka jatuh sakit, selain mengeluarkan
biaya untuk berobat mereka juga harus menanggung hilangnya waktu yang dapat digunakan untuk bekerja. Responden dengan profesi wiraswasta seperti pengrajin dan
pedagang adalah profesi yang rentan kehilangan pendapatan karena penghasilan mereka bersifat harian.
Berdasarkan keterangan dari responden yang mengaku tidak dapat bekerja ketika sakit, sebanyak delapan responden 36,36 tidak bekerja selama satu hari
dalam setahun, sedangkan sebanyak 12 responden 54,54 tidak bekerja selama dua hari dalam setahun, dan sebanyak dua responden 9,1 tidak bekerja selama tiga
hari dalam setahun. Rata-rata responden yang tidak dapat bekerja ketika sakit berprofesi sebagai wiraswasta seperti pedagang dan pengrajin. Profesi tersebut rentan
kehilangan pendapatan karena penghasilannya bersifat harian, berbeda dengan karyawan swasta atau PNS yang ketidakhadirannya tidak terlalu mempengaruhi gaji
yang mereka terima. Responden yang mengaku tetap bekerja ketika sakit biasanya memaksakan diri karena menganggap penyakit yang diderita tidak terlalu parah.
Tetapi apabila seseorang yang menderita sakit tetap dapat melakukan pekerjaannya sehari-hari, walaupun tidak ada pendapatan yang hilang, namun penyakit yang
dideritanya membuat kondisi tubuh tidak segar sehingga produktivitas seseorang akan menurun. Penurunan produktivitas ini merupakan nilai intangible yang tidak
termasuk dalam nilai pendapatan yang hilang. Data nilai pendapatan responden yang hilang karena tidak dapat bekerja
ketika sakit dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Nilai pendapatan responden yang hilang Nilai Pendapatan yang Hilang
No .
Tidak Bekerja
Hari Jumlah
Responden Min
Maks Total
Rata-rata Kerugianrumah
tanggatahun
1. 1
8 33.000 120.000 455.000
56.875 2.
2 12 66.000 132.000 1.136.000
94.666,67 3.
3 2 75.000
75.000 150.000
75.000 Total
1.741.000 79.136,36
Nilai pendapatan yang hilang per rumahtangga bervariasi. Rumahtangga yang respondennya tidak bekerja selama satu hari dalam setahun mengalami rata-rata
kerugian sebesar Rp56.875 per tahun, sementara rumahtangga yang respondennya tidak bekerja selama dua hari mengalami rata-rata kerugian sebesar Rp94.666,67 per
tahun, dan rumahtangga yang respondennya tidak bekerja selama tiga hari mengalami rata-rata kerugian sebesar Rp75.000 per tahun. Berdasarkan hasil tersebut dapat
diperoleh total nilai rata-rata kerugian rumahtangga akibat kehilangan waktu untuk bekerja sebesar Rp79.136,36 per rumahtangga per tahun. Hasil ini diperoleh dari nilai
total pendapatan yang hilang sebesar Rp1.741.000,- dibagi jumlah responden sebanyak 22 orang.
6.2.3 Rata-rata Kerugian Akibat Pencemaran Oleh Industri Kerugian yang diterima masyarakat akibat pencemaran oleh industri
diestimasi dengan menghitung biaya berobat akibat gangguan kesehatan yang dialami masyarakat akibat pencemaran, dan nilai pendapatan masyarakat yang hilang karena
tidak dapat bekerja ketika sakit. Rata-rata kerugian masyarakat setiap rumahtangga dalam satu tahun dihitung dengan menjumlahkan nilai rata-rata kerugian masyarakat
akibat biaya berobat dan nilai rata-rata kerugian masyarakat akibat pendapatan yang hilang. Melalui perhitungan matematis dengan menjumlahkan nilai rata-rata kerugian
akibat biaya berobat dan pendapatan yang hilang diperoleh nilai rata-rata total kerugian masyarakat akibat pencemaran oleh industri pengolahan aspal sebesar
Rp161.751,04 per tahun. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Kerugian masyarakat akibat aktivitas industri No. Kerugian masyarakat
Total kerugian
yang diderita Rptahun
Rata-rata total kerugian Rprumahtanggatahun
1. Biaya berobat 3.635.000
82.614,68 2. Nilai pendapatan yang
hilang 1.741.000
79.136,36 Total
5.376.000 161.751,04
6.2.4 Estimasi Nilai Total Kerugian Masyarakat Akibat Kegiatan Industri Pengolahan Aspal
Pencemaran udara yang terjadi akibat kegiatan industri pengolahan aspal menyebabkan kerugian yang harus diterima oleh masyarakat. Nilai kerugian
diestimasi dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan untuk berobat dan nilai pendapatan yang hilang ketika sakit. Potensi biaya eskternal akibat pencemaran ini
dapat dirasakan oleh seluruh warga RT 01 dan RT 02, RW 01, Kampung Poncol, Kelurahan Kayumanis. Estimasi total nilai kerugian masyarakat diestimasi dengan
mengalikan rata-rata biaya berobat dan nilai pendapatan yang hilang dengan jumlah Kepala Keluarga di RT 01 dan RT 02, RW 01, Kampung Poncol, Kelurahan
Kayumanis. Perhitungan total nilai kerugian dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Nilai total kerugian akibat kegiatan industri pengolahan aspal
Biaya eksternal Rata-rata biaya RpKKtahun Jumlah KK
Total biaya RpKKtahun
Biaya berobat 82.614,68
73 5.998.021,64
Nilai pendapatan yang hilang
79.136,36 73
5.776.954,28 Total
11.774.975,92 Total nilai kerugian yang diterima masyarakat dalam satu tahun adalah
sebesar Rp11.774.975,92,-. Jumlah ini sangat besar bila dibandingkan dengan kompensasi yang sudah diberikan oleh pihak industri pengolahan aspal yaitu biaya
pengobatan gratis ke Puskesmas sebesar Rp3.000 per kunjungan, serta uang tunai sebesar Rp25.000 dan santunan sembako per rumahtangga setiap hari raya Idul Fitri.
Kerugian yang ditanggung oleh masyarakat ini sebaiknya dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak industri untuk lebih memperhatikan nilai kompensasi yang
seharusnya diberikan kepada masyarakat.