Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnya WTA

Melihat nilai total WTA masyarakat yang sangat besar, pihak industri sebenarnya bisa saja memberikan uang tersebut sebagai dana kompensasi kepada masyarakat. Namun setelah besarnya nilai kompensasi yang diinginkan masyarakat telah dipenuhi, hal ini tidak akan dapat menyelesaikan masalah pencemaran. Pencemaran akan tetap terjadi dan tetap akan menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Oleh karena itu pihak industri sebaiknya melakukan proses internalisasi, dimana biaya eksternalitas dimasukkan ke dalam biaya produksi sehingga biaya produksinya sudah termasuk dengan social cost yang selama ini ditanggung oleh masyarakat. Nilai kompensasi yang cukup besar tersebut dapat digunakan pihak industri untuk mengembangkan teknologi yang lebih baru agar pencemaran yang terjadi dapat diminimalisir. Dengan demikian, pada jangka panjang pencemaran dapat dikurangi dan masyarakat tidak lagi mengalami kerugian. Kekurangan dalam penelitian ini adalah peneliti belum mengestimasi nilai yang harus dikeluarkan oleh pihak industri apabila melakukan proses internalisasi dengan mengembangkan teknologi baru. Oleh karena itu penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengestimasi biaya yang diperlukan oleh pihak industri pengolahan aspal untuk mengembangkan teknologi baru yang dapat mengurangi pencemaran. SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan 1. Eksternalitas negatif yang muncul akibat kegiatan industri pengolahan aspal di RW 01, Kampung Poncol, Kelurahan Kayumanis, Kota Bogor dirasakan oleh seluruh responden yang bertempat tinggal di RT 01 dan RT 02. Eksternalitas yang paling dirasakan oleh responden adalah pencemaran udara. Selain itu responden juga merasa kenyamanannya terganggu akibat kualitas udara yang menurun dan lingkungan yang menjadi kumuh. Pencemaran udara yang terjadi juga menimbulkan penyakit dan membuat responden kehilangan waktu untuk bekerja sehingga terdapat nilai pendapatan yang hilang. 2. Rata-rata kerugian yang dirasakan oleh setiap rumahtangga akibat pencemaran adalah sebesar Rp161.751,04,- per tahun. Hasil ini diperoleh dari penjumlahan rata-rata biaya berobat dan rata-rata nilai pendapatan yang hilang. Sementara nilai total kerugian masyarakat akibat kegiatan industri pengolahan aspal diduga sebesar Rp11.774.975,92 per tahun. 3. Sebanyak 42 orang responden bersedia menerima ganti rugi berupa kompensasi dari industri pengolahan aspal, sementara sisanya sebanyak tiga orang responden tidak bersedia menerima ganti rugi. Nilai rata-rata Willingness to Accept responden sebesar Rp821.428,56 per tahun dengan total WTA responden sebesar Rp34.500.000 per tahun dan total WTA masyarakat diduga sebesar Rp59.964.284,88,- per tahun. 4. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata pada besarnya nilai WTA responden adalah usia responden, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, jarak tempat tinggal dengan industri, dan kualitas udara di sekitar tempat tinggal responden.

7.2 Saran

1. Pencemaran yang terjadi di RW 01, Kampung Poncol, Kelurahan Kayumanis, Kota Bogor telah mengakibatkan eksternalitas negatif bagi masyarakat sekitar. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi kebijakan bagi perusahaan untuk menentukan kompensasi yang tepat bagi masyarakat yang terkena dampak. 2. Pemerintah perlu bertindak tegas dalam pemberian izin pendirian industri yang lokasinya berdekatan dengan pemukiman masyarakat. Sehingga di masa yang akan datang tidak akan terjadi lagi kerugian yang harus dirasakan masyarakat akibat pencemaran. 3. Pihak industri diharapkan untuk lebih memperhatikan keadaan masyarakat di sekitar industri yang mengalami kerugian. Jika memungkinkan industri perlu untuk menerapkan teknologi baru dalam proses produksinya sehingga pencemaran udara dapat berkurang. 4. Penelitian selanjutnya diharapkan melakukan analisis Willingness to Pay dari industri pengolahan aspal di Kelurahan Kayumanis dan mengestimasi nilai yang diperlukan untuk membuat teknologi yang lebih baru agar dapat mengurangi pencemaran. DAFTAR PUSTAKA Ahmeer, S.T. 2014. Estimasi nilai kerugian masyarakat akibat pencemaran air tanah di sekitar kawasan industri studi kasus industri keramik di Kelurahan Nanggewer, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. [BLH Jatim] Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur. 2014. Salinan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2011 tentang Ganti Kerugian Akibat Pencemaran danatau Kerusakan Lingkungan Hidup. [internet] diacu [16 Desember 2014]. Tersedia dari: http:blh.jatimprov.go.id [BPKP] Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. 2014. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. [internet] diacu [16 Desember 2014]. Tersedia dari: http:www.bpkp.go.id [BPS Jabar] Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. 2014. Jumlah Penduduk KabupatenKota di Jawa Barat 2004-2012. [internet] diacu [11 Oktober 2014]. Tersedia dari: http:jabar.bps.go.id Dixon, J.A. 1996. Economic Analysist of Environmental Impacts. London UK: Earthscan Publication Ltd. Farhani, N. 2011. Kerugian sosial ekonomi dan alternatif kebijakan dalam mengatasi permasalahan kemacetan di sepanjang jalan cicurug-parungkuda, Kabupaten Sukabumi [skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Teori dan Aplikasi. Jakarta ID: Gramedia. Firdaus, M. 2011. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Jakarta ID: Bumi Aksara. Gujarati, D.N. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta ID: Penerbit Erlangga. Hanum, P.H. 2014. Analisis manfaat sosial ekonomi ruang terbuka hijau pada normalisasi Waduk Ria Rio Jakarta [skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. Hanley, N. Clive L. S. 1993. Cost-Benefit Analysis and The Environment. England UK: Edward Elgar. Hufschmidt et al. 1992. Lingkungan Sistem Alami dan Pembangunan: Pedoman Penilaian Ekonomis. Sukanto Reksohardiprodjo, penerjemah. Yogyakarta ID: UGM Pr. Juanda, B. 2009. Ekonometrika: Pemodelan dan Pendugaan. Bogor ID: IPB Pr. [Kemenperin] Kementerian Perindustrian. 2014. Undang-undang No. 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian. [internet] diacu [16 Desember 2014]. Tersedia dari: http:www.kemenperin.go.id _______________. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri. [internet] diacu [29 Mei 2015]. Tersedia dari: http:www.kemenperin.go.id Kristanto, P. 2002. Ekologi Industri. Yogyakarta ID: Penerbit Andi. Mangkoesoebroto, G. 1994. Kebijakan Ekonomi Publik di Indonesia, Substansi dan Urgensi. Jakarta ID: Gramedia. Paramitha, C. 2013. Dampak keberadaan industri peleburan besi dan baja terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat di Dusun Palahrar, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang [skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. Priyatno, D. 2011. Buku Saku SPSS Analisis Statistik Data Lebih Cepat, Efisien, dan Akurat. Yogyakarta ID: MediaKom. Puskesmas Kayumanis. 2014. Daftar jumlah penyakit pasien RW 01 Kelurahan Kayumanis tahun 2014. Ramadhan, A. 2009. Analisis kesediaan menerima ganti rugi di TPAS Cipayung Kota Depok, Jawa Barat [skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. Sufren, Y.N. 2014. Belajar Otodidak SPSS Pasti Bisa. Jakarta ID: PT. Elex Media Komputindo. Sukirman, S. 2007. Beton Aspal Campuran Panas. Jakarta ID: Yayasan Obor Indonesia. Tampubolon, B.I. 2011. Analisis willingness to accept masyarakat akibat eksternalitas negatif kegiatan penambangan batu gamping [skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. Ulhaq, A.D. 2010. Estimasi nilai kerugian masyarakat sekitar kawasan industri dan kesediaan membayar terhadap program perbaikan lingkungan hidup di Kelurahan Jatinegara [skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. Utami, D.T. 2006. Karakterisasi sifat mekanik hasil formulasi derivat aspal dengan matriks dari fraksi minyak bumi untuk peningkatan kualitas aspal jalan [skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. Walpole, R.E. 1995. Pengantar Statistika. Jakarta ID: Gramedia Pustaka Utama. Wardhana, W.A. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi. Yogyakarta ID: Penerbit Andi. LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 42 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 1.78512563E4 Most Extreme Differences Absolute .134 Positive .134 Negative -.062 Kolmogorov-Smirnov Z .869 Asymp. Sig. 2-tailed .437 a. Test distribution is Normal. Lampiran 2 Hasil analisis regresi linier berganda Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .752 a .566 .443 20206.250 1.744 a. Predictors: Constant, Tanggungan, KualitasUdara, TotalKerugian, Pendapatan, Usia, JenisKelamin, JarakRumah, LamaTinggal, Pendidikan b. Dependent Variable: WTA Nilai R 2 56,6 artinya sebesar 56,6 keragaman WTA dapat dijelaskan oleh model, sisanya dijelaskan oleh faktor lain di luar model.