Kerangka Pemikiran Operasional Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Akibat Kegiatan Industri Pengolahan Aspal Di Kelurahan Kayumanis, Kota Bogor

sampling dengan berbagai pertimbangan tertentu karena responden dianggap sebagai pihak-pihak yang terkait untuk mencapai tujuan penelitian. Kriteria yang menjadi pertimbangan yaitu jarak tempat tinggal responden dengan industri tidak lebih dari 250 meter, dan di dalam rumahtangga tersebut tidak ada anggota keluarganya yang bekerja di industri pengolahan aspal. Jumlah populasi yang termasuk dalam kriteria tersebut yaitu sebanyak 73 rumahtangga. Sementara itu jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 45 rumahtangga. Penetapan jumlah responden ini sesuai dengan kaidah statistika dalam pengambilan sampel sosial yaitu minimal 30 data atau sampel agar mendekati sebaran normal Walpole, 1995.

4.4 Metode Analisis Data

Data yang diambil dalam penelitian ini untuk mengestimasi nilai WTA dilakukan dengan metode close-ended referendum, dimana responden diberikan beberapa nilai WTA yang disarankan kepada mereka untuk dipilih, sehingga responden tinggal memberikan jawaban sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka. Tabel 5 menunjukkan daftar kebutuhan data, jenis dan sumber data, serta teknik pengumpulan data dalam penelitian ini. Tabel 5. Daftar kebutuhan data, jenis dan sumber data serta teknik pengumpulan data No Tujuan Penelitian Data yang Dibutuhkan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data 1. Menganalisis karakteristik masyarakat sekitar pabrik pengolahan aspal Karakteristik responden Data primer dan data sekunder Wawancara responden dan pengumpulan data dari instansi terkait 2. Mengestimasi nilai kerugian yang ditanggung masyarakat akibat kegiatan pabrik pengolah aspal Nilai cost of illness dan loss of earnings responden Data primer Wawancara dengan responden menggunakan kuisioner 3. Mengestimasi nilai minimum yang bersedia diterima masyarakat sebagai kompensasi Nilai WTA responden Data primer Wawancara dengan responden menggunakan kuisioner 4. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya nilai WTA responden Karakteristik responden Data primer Wawancara dengan responden menggunakan kuisioner Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dan menggunakan komputer dengan program Microsoft Office Excel 2013 dan SPSS 16. 4.4.1 Teknik Perhitungan Nilai Kerugian Ekonomi Penelitian ini menggunakan metode loss of earnings dan cost of illness untuk mengestimasi nilai kerugian ekonomi yang harus ditanggung masyarakat akibat pencemaran udara yang terjadi akibat kegiatan industri pengolahan aspal di Kampung Poncol, Kelurahan Kayumanis, Kota Bogor. 1. Cost of Illness Biaya Berobat Pencemaran yang terjadi di sekitar kawasan pabrik pengolahan aspal membuat kualitas lingkungan khususnya udara menjadi menurun. Hal ini menyebabkan masyarakat sekitar terkena dampak negatifnya. Masyarakat sekitar mulai terjangkit berbagai macam penyakit pernapasan akibat menghirup udara yang sudah tercemar. Akibatnya masyarakat harus pergi berobat ke puskesmas atau rumah sakit. Biaya berobat yang ditanggung oleh masyarakat sebagai responden dihitung dari jumlah uang yang dikeluarkan untuk berobat. Sehingga untuk memperoleh biaya rata ratanya, maka total jumlah uang yang dikeluarkan untuk berobat dibagi jumlah responden yang mengeluarkan biaya untuk berobat, dimana : ∑ RBB : Rata-rata biaya berobat Rptahun BB : Biaya Berobat Rptahun n : Jumlah masyarakat yang sakit orang i : Responden ke-i 1,2,3,...n 2. Loss of Earnings Hilangnya pendapatan Pencemaran udara yang terjadi di kawasan pemukiman sekitar pabrik pengolahan aspal menyebabkan masyarakat rentan terkena penyakit pernapasan. Akibatnya, produktivitas masyarakat sekitar kawasan pabrik pengolah aspal pun akan menurun. Apabila masyarakat sering jatuh sakit akibat pencemaran udara yang terjadi, maka mereka harus menanggung hilangnya waktu yang dapat digunakan untuk bekerja. Kerugian masyarakat sebagai responden yang tidak masuk kerja akibat sakit dihitung berdasarkan tingkat pendapatan per hari. Teknik perhitungan ini dihitung dengan cara jumlah hari tidak kerja responden dikali dengan tingkat pendapatan responden per hari. ∑ KRTMK : Kerugian responden tidak masuk kerja Rptahun JHTK : Jumlah hari tidak kerja dalam satu tahun TKP : Tingkat pendapatan per hari Rp n : Jumlah responden orang i : Responden ke-i 1,2,3,…...,n 4.4.2 Contingent Valuation Method CVM CVM merupakan salah satu metode survei dengan bertanya langsung kepada responden secara individual. CVM juga merupakan suatu instrumen yang penting dalam melakukan penilaian terhadap lingkungan, karena tidak semua barang lingkungan memiliki nilai pasar Hanley dan Spash, 1993. Tahapan penerapan analisis CVM dalam menentukan nilai WTA, yaitu: 1. Membuat pasar hipotetik Setting up the hypothetical market Tahap pertama adalah membuat pasar hipotetik. Pasar hipotetik ini dibuat untuk meyakinkan masyarakat alasan mengapa mereka seharusnya menerima sejumlah uang sebagai kompensasi dari kehilangan barang atau jasa lingkungan. Pasar hipotetik: Peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan meningkatnya jumlah kebutuhan terhadap barang dan jasa. dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, maka mulai dibangun berbagai macam industri. Proses industrialisasi ini selain mendatangkan dampak positif juga mengakibatkan dampak negatif bagi masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan industri. Kegiatan pabrik-pabrik tersebut menyebabkan penurunan kualitas lingkungan sehingga masyarakat tersebut harus menanggung kerugiannya. Karena itulah perlu ada kompensasi dari pihak pabrik kepada masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik sebagai ganti rugi akibat pencemaran yang ditimbulkan. Selama ini sudah ada sejumlah uang yang diberikan sebagai ganti rugi namun dirasakan tidak sebanding dengan dampak negatif yang harus diterima masyarakat. Nilai ganti rugi yang sudah diberikan menjadi harga dasar dalam menentukan WTA dalam penelitian ini. 2. Mendapatkan penawaran besarnya nilai WTA Obtaining bids Tahapan selanjutnya adalah membuat kuesioner untuk pengambilan sampel. Setelah kuesioner selesai dibuat maka langkah selanjutnya adalah wawancara langsung dengan responden untuk mendapatkan data. Wawancara langsung dilakukan agar lebih memudahkan responden menjawab pertanyaan dalam kuesioner yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa yang lebih mudah dimengerti. Wawancara langsung juga memungkinkan pertanyaan dan jawaban lebih merinci dan memungkinkan terkumpulnya data-data baru yang sebelumnya tidak ditanyakan dalam kuesioner. Responden ditanyai nilai minimum WTA dengan metode close-ended referendum. Melalui metode ini nilai ganti rugi yang bersedia mereka terima sudah ditentukan besarnya sehingga memudahkan responden menentukan jawabannya karena tinggal memilih nominal yang telah disediakan dalam kuisioner. Metode ini dipilih untuk menghindari terjadinya nilai yang terlalu bervariasi dan menghindari terjadinya bias. 3. Memperkirakan nilai rata-rata WTA Calculating aggregate WTA Setelah data terkumpul, maka tahapan selanjutnya adalah mencari nilai rata-rata mean dari nilai WTA yang sudah terkumpul. WTA dapat dihitung dengan melakukan penjumlahan keseluruhan dari nilai WTA dibagi dengan jumlah responden. 4. Memperkirakan kurva penawaran WTA Estimating bid curves Kurva penawaran dapat diperkirakan dari nilai WTA sebagai variabel dependen dan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tersebut sebagai variabel independennya. Kurva penawaran berfungsi untuk memperkirakan perubahan nilai WTA karena perubahan sejumlah variabel independen, dan untuk menguji sensitivitas jumlah WTA terhadap variasi perubahan mutu lingkungan. 5. Menjumlahkan data Aggregating data Tahapan selanjutnya adalah menjumlahkan data. Penjumlahan data merupakan proses dimana rata-rata penawaran dikonversikan terhadap total populasi yang dimaksud. Setelah menduga nilai tengah WTA dari responden penjumlahan data dilakukan dengan persamaan: dimana: TWTA : Total WTA Rp WTAi : WTA individu ke-i P : Jumlah populasi i : Responden ke-i i=1,2,3...,n Jumlah populasi yang termasuk ke dalam perhitungan ini adalah jumlah kepala keluarga di Kampung Poncol, RT 01 dan RT 02, RW 01, sebanyak 73 kepala keluarga. 6. Mengevaluasi penggunaan CVM Evaluating the CVM exercise Tahap ini merupakan penilaian sejauh mana penggunaan CVM telah berhasil. Uji yang dapat dilakukan adalah dengan uji keandalan yang melihat R- Square dari model Ordinary Least Square OLS. 4.4.3 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Nilai WTA Analisis ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya nilai WTA masyarakat yang mengalami eksternalitas yang terjadi di Kampung Poncol, Kelurahan Kayumanis. Fungsi persamaannya adalah sebagai berikut: midWTA = β0 – β1 DJK + β2 UR + β3 PDK + β4 PDT + β5 JT + β6 LT + β7 JTT + β8 KWUD + β9 NKR + ε dengan: