menghidupi keluarganya. Bahkan harga ikan hasil tangkapan seringkali ditentukan secara sepihak oleh pemberi pinjaman tanpa mengikuti mekanisme
pasar. Dalam hal ini, keuntungan tersembunyi hidden profit yang diperoleh pemberi pinjaman secara signifikan akan mengurangi tingkat pendapatan nelayan.
4.4 Peranan Kelompok Nelayan
4.4.1 Bidang ekonomi
Kelompok-kelompok nelayan di Kecamatan Tobelo tidak hanya berperan sebagai nelayan penangkap ikan sebagaimana umumnya nelayan di Indonesia.
Kelompok-kelompok nelayan seperti Kelompok nelayan Kurnia, Nustalenta, dan Imanuel juga menyelenggarakan kegiatan arisan keluarga yang dilakukan secara
rutin. Kegiatan arisan ini dilakukan oleh ketiga kelompok nelayan yang menjadi responden dalam penelitian ini, meskipun masih banyak lagi kelompok nelayan
yang tidak menjadi sampel dalam penelitian ini, juga melakukan arisan keluarga secara rutin. Artinya, karakteristik dari kelompok nelayan di Kecamatan Tobelo
memiliki karakhteristik yang khas yang membedakan dengan kelompok nelayan lainnya di Indonesia. Program-program yang dilakukan oleh kelompok nelayan
ini merupakan inisiatif sendiri dari anggota kelompok yang merasa turut bertanggung jawab terhadap kesejahteraan sesamanya. Secara tidak langsung,
program ini mendukung program-program penanggulangan kemiskinan, meskipun yang dilakukan oleh kelompok nelayan ini masih relatif kecil, namun
mampu memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya. Program-program bantuan yang berorientasi pada
“kedermawanan pemerintah
” yang selama ini dilakukan justru dapat memperburuk moral dan perilaku masyarakat miskin. Program bantuan untuk orang miskin seharusnya
lebih difokuskan untuk menumbuhkan budaya ekonomi produktif dan mampu membebaskan ketergantungan penduduk yang bersifat permanen. Di lain pihak,
program-program bantuan sosial yang sering dilakukan justru dapat menimbulkan korupsi dalam penyalurannya. Akan tetapi, sebagai suku asli Tobelo, mereka
tidak melupakan peranannya sebagai umat manusia yang saling membantu satu sama lainnya.
Selain menangkap ikan, Kelompok Nelayan Nustalenta dan Imanuel juga melakukan kegaitan pemasaran atau bertindak sebagai pengumpul hasil tangkapan
nelayan lainnya Tabel 7. Sebagai kelompok yang memiliki sumberdaya manusia yang cukup banyak, membuat beban pekerjaan dalam kelompok
didistribusikan secara adil dan merata sesuai dengan kemampuan dan kapasitas nelayan. Hal ini berkaitan dengan tingkat pendidikan anggota kelompok nelayan
yang relatif tinggi sebagaimana telah diuraikan sebelumnya. Mereka memiliki inovasi dan kreativitas yang tinggi dalam kelompok.
Tabel 7 Peranan kelompok nelayan dalam bidang ekonomi Peranan
Kelompok Nelayan Kurnia
Nustalenta Imanuel
PemasaranPengumpul hasil tangkapn √
√ Usaha Simpan Pinjam
√ Arisan Keluarga
√ √
√ Arisan Sarana Usaha
√ Kegiatan anggota kelompok nelayan lainnya adalah melakukan kegiatan
usaha simpan pinjam. Kegiatan ini dilakukan untuk membantu kelompok nelayan lainnya agar tidak terlalu tergantung pada rentenir atau tengkulak. Sebagaimana
dijelaskan di atas, kelompok nelayan Imanuel merupakan kelompok nelayan yang relatif paling mandiri dibanding kelompok nelayan lainnya karena memiliki
modal sendiri sebanyak 50 Gambar 13. Tingkat ketergantungan kelompok ini terhadap juragan relatif kecil. Dengan demikian, kelebihan modal yang mereka
miliki dapat disalurkan kepada nelayan yang kekurangan modal. Hal ini sebagai wujud nyata Kelompok Nelayan Imanuel dalam membantu pemerintah
menanggulangi kemiskikan. Upaya lain yang dilakukan oleh Kelompok Nelayan Imanuel adalah melalui arisan sarana usaha terhadap anggota kelompoknya dan
non anggota yang mau bergabung dengan arisan ini. Pada dasarnya ada dua faktor penting yang dapat menyebabkan kegagalan
program penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Pertama, program-program penanggulangan kemiskinan selama ini cenderung fokus pada upaya penyaluran
bantuan sosial untuk orang miskin. Hal itu, antara lain, berupa beras untuk rakyat
miskin dan program jaring pengaman sosial JPS untuk orang miskin. Upaya seperti ini sulit menyelesaikan persoalan kemiskian karena sifat bantuan tidak
untuk pemberdayaan, tetapi menimbulkan ketergantungan. Faktor kedua yang mengakibatkan gagalnya program penanggulangan kemiskinan adalah kurangnya
pemahaman tentang penyebab kemiskinan, sehingga program yang ada tidak didasarkan pada isu kemiskinan, yang penyebabnya berbeda-beda secara lokal.
4.4.2 Bidang sosial keagamaan