4.2.1 Kondisi sosial ekonomi
Kemampuan masyarakat desa yang masih tradisional dalam membangun struktur ekonomi sangat dipengaruhi oleh ikatan-ikatan sosial yang asli dan
organis, sistem kesukuan tradisional, kebutuhan-kebutuhan yang tak terbatas dan bersahaja, prinsip produksi semata-mata untuk keperluan keluarga, pengekangan
pertukaran sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan, serta tidak terlalu berorientasi kepada laba non profit oriented. Landasan struktur ekonomi
masyarakat desa diletakkan pada prinsip hemat, ingat, dan istirahat Boeke, 1983. Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa karakter masyarakat yang
tinggal di desa dengan karakter masyarakat yang tinggal di perkotaan sangat berbeda. Begitu juga dengan karakter kelompok masyarakat nelayan Imanuel dan
kelompok nelayan Karunia keduanya tinggal di Desa Kumo di Pulau Kumo, memiliki karakter yang sangat berbeda dengan kelompok masyarakat nelayan
Nustalenta yang tinggal di Desa Rawa Jaya Kecamatan Tobelo yang berada di ibukota kabupaten.
Bagi masyarakat Kecamatan Tobelo, tak terkecuali kelompok-kelompok nelayan yang ada saat ini, laut dianggap sebagai tempat memenuhi kebutuhan
keluarga dan mencari nafkah ekonomi. Selain itu, laut juga dianggap sebagai warisan nenek moyang mereka yang harus dijaga dan penggunaannya untuk
seluruh keturunan masyarakat Kecamatan Tobelo. Kelompok-kelompok nelayan juga melakukan uparaca-upacara adat yang diperuntukkan agar terjadi
keseimbangan alam atas dieksploitasinya sumberdaya perikanan dan kelautan. Pemanfaatan perikanan Kecamatan Tobelo sudah dilakukan secara turun-temurun
oleh masyarakat Tobelo pada umumnya untuk memenuhi kebutuhan subsistem mereka. Perkembangan masyarakat dan kebutuhan ekonomi sudah membuat
mereka lebih berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan keluarga dan pasar, walaupun dalam skala yang masih sederhana. Kesederhanaannya masih dapat
dilihat dari cara mereka menggunakan teknologi penangkapan ikan yang masih bersifat tradisional dan skala kecil.
Mayoritas mata pencaharian penduduk Kecamatan Tobelo di desa pesisir dan pulau-pulau kecil adalah petani dan nelayan. Mereka yang berprofesi sebagai
nelayan ada yang melaut secara sendiri-sendiri, dan ada pula yang melaut secara bersama-sama berkelompok. Mereka yang bersama-sama membentuk kelompok
dalam melakukan penangkapan, membagi hasil tangkapan secara adil sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya. Walaupun sistem bagi hasil ini didasarkan
atas peran dan tanggung jawab, namun masyarakat nelayan juga tetap mengedepankan kebersamaan dan budaya gotong royong.
4.2.2 Kondisi sosial budaya