Umur anggota kelompok nelayan

Sedangkan bagi kelompok nelayan yang tinggal di daerah perkotaan seperti kelompok nelayan Nustalenta yang ada di Desa Rawajaya, kepedulian mereka terhadap lingkungan pesisir sangat kecil. Meskipun sebagian dari sumber penghidupan mereka berasal dari laut seperti ikan-ikan yang berkembang biak di sekitar hutan mangrove, tingkat keperdulian mereka dalam menjaga kelestarian sumberdaya pesisir lebih rendah dibandingkan dengan kelompok nelayan di Desa Kumo. Kelompok masyarakat nelayan Nustalenta yang tinggal di daerah perkotaan tidak memiliki tingkat kesadaran yang cukup baik terhadap lingkungannya. Hal ini terlihat jelas dari banyaknya intensitas pembabatan hutan mangrove di sekitar mereka, justru dibiarkan hingga kondisi lingkungan semakin kritis. Salah satu faktor penyebabnya diduga karena heterogenitas dari kelompok masyarakat. Keberadaan suku dan ras yang beraneka ragam ini yang membuat tidak adanya kekompakan dalam melakukan gerakan bersama memelihara lingkungan. Indikasi kurangnya tingkat kesadaran nelayan Nusalenta terlihat dari kerusakan hutan mangrove di dekat daerah pemukiman mereka. Perananan tokoh masyarakat dalam mengajak warganya yang heterogen ini juga sangat terbatas, bahkan sulit mendapatkan tokoh yang bisa diikuti dan dituruti perintahnya oleh anggota masyarakat.

4.3 Karakteristik Keanggotaan Kelompok Nelayan

Karakteristik anggota sangat terkait dengan produktivitas kelompok yang menjadi visi dan misi dari kelompok tersebut. Karakteristik anggota yang dimaksud antara lain: umur, pendidikan, pendapatan, kepemiliki modal.

4.3.1 Umur anggota kelompok nelayan

Umur merupakan salah satu faktor yang menentukan produktivitas suatu usaha, sehingga secara nasional dikenal istilah umur produktif atau umur yang tidak produktif. Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan, maka usia produktif bagi nelayan diperkirakan antara 25 - 55 tahun. Jika lebih dari usia tersebut umumnya sudah berkurang produktivitasnya apalagi menghadapi tantangan dan resiko bahaya yang cukup di laut. Usia nelayan di bawah 25 tahun juga kurang produktif karena pengalaman kerja yang masih kurang. Selan itu usia di bawah 25 tahun ini belum terfokus pada pekerjaannya sebagai nelayan untuk menghidupi keluarga, namun lebih untuk memenuhi kebutuhan pribadinya. Pada usia muda kurang 25 tahun ini, kebanyakan anggota nelayan baru selesai sekolah, sehingga keputusan untuk menjadi nelayan juga bukan keputusan final. Mereka akan memiliki pekerjaan yang lain yang lebih menguntungkan secara ekonomi, dan keuntungan secara sosial masyarakat gengsi. Usia nelayan paling banyak di Kecamatan Tobelo berada pada usia 35-50 tahun, yaitu sebesar 41 dari total strata umur anggota kelompok nelayan Gambar 10. Hal ini berarti bahwa usia yang paling banyak berperan dalam melakukan aktivitas sebagai nelayan adalah pada usia produktif 35 – 50 tahun, kemudian kelompok umur kedua yang paling banyak jumlahnya adalah usia 20-35 tahun, yaitu sebanyak 35. Setelah nelayan berusia lebih 50 tahun, peranan mereka mulai menurun seiring dengan menurunnya tingkat produktivitas, sehingga jumlahnya hanya 8. Usia nelayan di bawah 20 tahun juga masih relative sedikit, yaitu 16 karena pada usia tersebut termasuk kelompok usia yang belum wajib bekerja, dan kelompok usia ini umumnya baru saja menyelesaikan pendidikan dan mereka masih belum yakin untuk terjun menggeluti profesi nelayan apabila ada pekerjaan lain yang lebih baik. Gambar 10 Strata usia anggota kelompok nelayan di Kecamatan Tobelo 16 35 41 8 10 20 30 40 50 60 20 thn 20-35 thn 35-50 thn 50 thn Usia nelayan P er sent a se

4.3.2 Tingkat pendidikan anggota kelompok nelayan