Kerangka Pemikiran Land Use Change Analysis and Land Use Direction in Mount Merbabu National Park and its Buffer Zone

9 Citra Landsat-7 memiliki sensor ETM+ Enhanced Thematic Mapper dengan tujuh saluran spektral band ditambah satu saluran pankromatik. Kombinasi saluran yang dipakai pada interpretasi visual pada citra Landsat-7 adalah 5-4-3 dalam format Red-Green-Blue RGB false color. Landsat-8 merupakan satelit yang baru diluncurkan pada tanggal 11 Februari 2013 dengan nama The Landsat Data Continuity Mission LDCM. Landsat-8 memiliki sembilan saluran spektral termasuk saluran pankromatik ditambah dengan dua saluran Thermal Infrared Sensor TIRS, dengan demikian Landsat-8 secara kesuluruhan memiliki 11 saluran. Karena memiliki saluran tambahan, kombinasi saluran pada RGB false color berbeda dengan Landsat-7, yaitu dengan menggunakan saluran 6-5-4 USGS 2013.

2.5 Pemodelan dan Cellular Automata

Purnomo 2012 menyatakan bahwa model bermanfaat untuk meningkatkan kecepatan pembelajaran, sehingga dapat merumuskan skenario ke depan atau alternatif kebijakan yang lebih baik. Model juga bisa digunakan untuk menguji sebuah hipotesis, yang karena sifatnya sulit diuji dalam dunia nyata. Model dapat digunakan untuk mengevaluasi ragam skenario atau kebijakan dan pengembangan perencanaan dan agenda bersama antar pihak dalam kasus pemodelan partisipatif. Selanjutnya menurut Purnomo 2012, otomata adalah bidang ilmu komputer yang mempelajari representasi matematika dari finite state machines FSM. FSM adalah sebuah mesin yang jika diberi input, akan mendapatkan kondisi-kondisi states sesuai dengan fungsi transisi yang diberikan. Fungsi transisi ini memberikan arahan pada otomaton obyek dari otomata tentang state apa yang harus dipunyai berikutnya. Fungsi transisi ini mengubah dari state sekarang menuju state berikutnya. Menurut Huan et al. 2010 konsep Cellular Automata CA awalnya diperkenalkan oleh Ullam dan Neumann 1940-an untuk menyediakan kerangka untuk menginvestigasi perilaku sistem yang kompleks. CA mensimulasikan kondisi lingkungan yang diwakili oleh struktur grid atau raster piksel, dimana terdapat seperangkat fungsi transisi. Model yang berbasis pada CA umumnya berorientasi pada prediksi atau simulasi, dimana model statistika multivariat difokuskan pada hubungan antara transisi penggunaan lahan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya Luo dan Wei 2009. Salah satu kunci metode CA adalah bahwa pola spasial global yang kompleks bisa disederhanakan dengan menggunakan separangkat aturan lokal yang sederhana. CA banyak digunakan untuk mensimulasikan dan memprediksi fenomena perubahan yang kompleks dari bentuk-bentuk spasial temporal, misalnya dinamika perubahan landskap dan penggunaan lahan Huan et al. 2010. Vliet et al. 2009 menyatakan bahwa model CA digunakan dalam beberapa model perubahan penggunaan lahan, dimana digunakan terutama untuk mensimulasikan dinamika perkotaan. Sekarang ini, model penggunaan lahan dengan menggunakan CA telah diterapkan sebagai alat untuk mendukung perencanaan penggunaan lahan dan analisis kebijakan serta mengeksplorasi skenario untuk pembangunan di masa depan. CA pada dasarnya terdiri dari unsur- unsur berikut : 1 sel ruang, 2 seperangkat sel state yang terbatas, 3 definisi dari 10 sel tetangga, 4 seperangkat aturan transisi untuk menghitung perubahan sel state, dan 5 waktu di mana semua sel state secara simultan diperbarui. Sistem CA biasanya terdiri dari empat elemen yaitu, piksel cell, kondisi states, ketetanggaan neighborhood dan aturan rules. Sistem CA yang lebih modern, telah mengembangkan simulasi dengan konsep kesesuaian pengembangan development suitability dan probabilitas pengembangan development probability. Kriteria perubahan pada cell dengan derajat kesesuaian tinggi akan dipilih paling pertama untuk berubah Jacob et al. 2008.

2.6 Kesesuaian Lahan

Lahan adalah suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi, dimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaannya. Kesesuian lahan adalah penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu. Inti evaluasi kesesuaian lahan adalah membandingkan persyaratan yang diminta oleh tipe penggunaan lahan yang diterapkan dengan sifat-sifat atau kualitas lahan yang dimiliki oleh lahan yang akan digunakan Sitorus 2004; Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007. Penilaian kesesuaian lahan adalah pendekatan perencanaan yang dilakukan untuk menghindari konflik lingkungan akibat dari kompetesi penggunaan lahan. Tujuan penilaian kesesuaian lahan adalah untuk membantu para pembuat kebijakan untuk menentukan lokasi atau pola lokasi yang tepat atau untuk mencapai tujuan dari masing-masing stakeholder yang terlibat Yao 2006. Kesesuaian lahan dapat dinilai untuk kondisi saat ini present atau setelah diadakan perbaikan improvement. Lebih spesifik lagi kesesuaian lahan ditinjau dari sifat-sifat fisik lingkungannya, yang terdiri atas iklim, tanah, topografi, hidrologi danatau drainase sesuai untuk suatu usaha tani atau komoditas tertentu yang produktif. Dalam menilai kesesuaian lahan ada beberapa cara, antara lain, dengan perkalian parameter, penjumlahan, atau menggunakan hukum minimum yaitu mencocokkan matching antara kualitas lahan dan karakteristik lahan sebagai parameter dengan kriteria kelas kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan persyaratan penggunaan atau persyaratan tumbuh tanaman atau komoditas lainnya yang dievaluasi Djaenudin et al. 2011. 3 METODE

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Taman Nasional Gunung Merbabu dan daerah penyangganya. Secara geografis kawasan TNGMb terletak pada koordinat