Jumlah Penduduk Kondisi Sosial dan Ekonomi

39 Gambar 19 Peta zonasi TNGMb

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Perubahan Penggunaan Lahan 5.1.1 Penggunaan Lahan Tahun 2001 dan 2013 Penggunaan lahan yang ada di Taman Nasional Gunung Merbabu berdasarkan klasifikasi Standar Nasional Indonesia SNI 7645:2010 tentang Klasifikasi Penutup Lahan, terdiri dari tujuh tipe yaitu : hutan lahan kering, padang rumput, semak belukar, ladang, perkebunan campuran, permukiman dan lahan terbuka. Dari ketujuh tipe peggunaan lahan tersebut, hampir semuanya ada di dalam kawasan TNGMb, hanya tipe penggunaan berupa lahan terbuka yang tidak terdapat di dalam kawasan TNGMb. Luas penggunaan lahan terbesar di lokasi penelitian adalah ladang sedangkan yang terkecil adalah lahan terbuka. Dengan demikian ladang merupakan penggunaan lahan yang paling banyak dilakukan verifikasi lapangan untuk menguji ketepatan hasil interpretasi yaitu sebanyak 41 titik, sedangkan lahan terbuka adalah penggunaan lahan yang paling sedikit diverifikasi yaitu sebanyak 1 titik Lampiran 3, 4 dan 5. Nilai overall classification accuracy hasil interpretasi citra Landsat yang didapatkan adalah sebesar 88,0 dan kappa 40 accuracy sebesar 84,25. Nilai kappa tersebut menunjukkan bahwa sebesar 84,25 data hasil klasifikasi citra Landsat telah sesuai dengan data referensi. Berdasakan SNI 7465:2010, tipe penggunaan lahan berupa hutan lahan kering, yang selanjutnya disebut hutan, adalah hutan yang tumbuh dan berkembang di habitat lahan kering berupa pegunungan atau hutan hujan tropis dataran tinggi. Kenampakan hutan pada citra memiliki warna hijau tua sampai gelap dengan tekstur halus sampai agak kasar karena sebagian besar hutan yang ada merupakan hutan tanaman yang memiliki jarak tanam teratur. Hutan juga dicirikan dengan lokasinya yang sebagian besar berada di dalam kawasan TNGMb. Penggunaan lahan hutan diverifikasi sebanyak 17 titik di lapangan dan hanya satu titik yang tidak sesuai dengan hasil klasifikasi. Jenis tegakan hutan yang paling banyak dijumpai pada saat verifikasi lapangan adalah Pinus. Tegakan Pinus banyak dijumpai pada zona rehabilitasi khusus dan zona rimba. Penggunaan lahan berupa padang rumput merupakan lahan terbuka yang didominasi berbagai jenis rumput. Kenampakan rumput pada citra memiliki warna kuning muda sampai keunguan dengan tekstur sangat halus. Penggunaan lahan berupa rumput diverifikasi sebanyak tiga titik di lapangan dan semuanya sesuai dengan hasil klasifikasi. Padang rumput banyak dijumpai pada areal di sekitar puncak Gunung Merbabu yaitu pada zona inti dan zona rehabilitasi. Tipe penggunaan lahan berupa semak belukar merupakan kawasan lahan kering yang ditumbuhi vegetasi alami yang dominan berupa perdu atau vegetasi pohon dengan kerapatan tajuk rendah. Kenampakan semak belukar pada citra memiliki warna hijau muda sampai hijau tua dengan tekstur halus. Kenampakan semak belukar juga dapat diidentifikasi dari lokasinya yang berada di sekitar area hutan dan umumnya berada di dalam kawasan TNGMb. Penggunaan lahan berupa semak belukar diverifikasi sebanyak sembilan titik di lapangan dan semuanya sesuai dengan hasil klasifikasi. Semak belukar merupakan penggunaan lahan yang muncul sebagai akibat dari berkurangnya tutupan hutan. Semak belukar banyak dijumpai hampir di semua zona TNGMb, namun yang paling dominan berada pada zona inti dan zona rehabilitasi. Beberapa jenis tumbuhan yang termasuk kategori semak belukar dan paling banyak ditemui di lapangan antara lain edelweis, kirinyu, kerisan, pakis dan alang-alang. Kenampakan hutan, padang rumput dan semak belukar pada citra Landsat dapat dilihat pada Gambar 20, sedangkan hasil verifikasi lapangan ground check dapat dilihat pada Gambar 21. a b c Gambar 20 Kenampakan a hutan, b padang rumput, c semak belukar pada citra Landsat skala 1 : 25.000