70 Tabel 25 Arahan pemanfaatan lahan di daerah penyangga TNGMb
Pola Ruang RTRW
Penggunaan lahan tahun
2013 Prediksi
skenario 1 dan 2
Arahan Penggunaan Lahan
Kawasan lindung
Hutan Ladang
Dipertahankan sebagai hutan Ladang
Permukiman Dimanfaatkan untuk perkebunan campuran
atau kegiatan agroforestry Perkebunan
campuran Ladang
Dipertahankan menjadi perkebunan campuran Permukiman
Dipertahankan menjadi perkebunan campuran Permukiman
Permukiman Dipertahankan dengan tetap memperhatikan
fungsi lindung kawasan misalnya tetap menyediakan daerah resapan air
Pertanian
Hutan Hutan
Dimaksimalkan untuk kegiatan ekonomi dari hasil hutan kayu maupun bukan kayu
Ladang Dimanfaatkan sebagai ladang
Ladang Permukiman
Dipertahankan sebagai ladang Perkebunan
campuran Permukiman
Dipertahankan sebagai perkebunan campuran Permukiman
Permukiman Dipertahankan sebagai permukiman
Pertanian lahan kering
Hutan Hutan
Dimaksimalkan untuk kegiatan ekonomi dari hasil hutan kayu maupun bukan kayu
Ladang Permukiman
Dipertahankan sebagai ladang Perkebunan
campuran Permukiman
Dipertahankan sebagai perkebunan campuran Permukiman
Permukiman Dipertahankan sebagai permukiman
Semak belukar
Semak belukar Dijadikan lahan yang lebih produktif misalnya
menjadi ladang atau perkebunan campuran
Tanaman tahunan
Hutan Hutan
Dimaksimalkan untuk kegiatan ekonomi dari hasil hutan kayu maupun bukan kayu
Ladang Dimanfaatkan untuk perkebunan campuran
atau kegiatan agroforestry
Ladang Ladang
Dimanfaatkan sebagai ladang dengan sistem tumpangsari dengan tanaman tahunan
Permukiman Dimanfaatkan sebagai ladang dengan sistem
tumpangsari dengan tanaman tahunan Perkebunan
campuran Ladang
Dipertahankan menjadi perkebunan campuran Permukiman
Dipertahankan menjadi perkebunan campuran Permukiman
Permukiman Dipertahankan sebagai permukiman
Semak belukar
Semak belukar Dijadikan lahan yang lebih produktif menjadi
perkebunan campuran
Permukiman
Hutan Hutan
Dimaksimalkan untuk kegiatan ekonomi dari hasil hutan kayu maupun bukan kayu
Ladang Perkebunan
campuran Dimanfaatkan untuk ladang atau perkebunan
campuran Permukiman
Dimanfaatkan untuk permukiman Perkebunan
campuran Ladang
Dimanfaatkan untuk ladang atau perkebunan campuran
Permukiman Dimanfaatkan untuk permukiman
71
6 SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Berdasakan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, didapatkan beberapa simpulan yaitu :
1. Perubahan penggunaan lahan pada periode tahun 2001-2013 adalah
pengurangan luas hutan, padang rumput dan perkebunan campuran, diikuti dengan peningkatan luas semak belukar, permukiman dan ladang. Laju
pengurangan penggunaan lahan hutan menjadi penggunaan lain selain hutan di dalam kawasan TNGMb adalah sebesar 2,29 per tahun atau setara
dengan 87 hatahun.
2. Penggunaan lahan di TNGMb dan daerah penyangganya sebagian besar telah
sesuai dengan kesesuaian lahan berdasarkan karakteristik fisik lahan. Penggunan lahan berupa ladang, permukiman dan perkebunan campuran telah
menempati lahan sesuai sebesar masing-masing 71 ; 96 ; 74 .
3. Prediksi penggunaan lahan pada tahun 2025 masih memiliki pola yang sama
dengan periode 2001-2013 yaitu hutan, padang rumput dan perkebunan campuran berkurang luasannya diikuti dengan meningkatnya luas
permukiman, ladang dan semak belukar. Pengurangan luas hutan diprediksi masih terus terjadi pada semua zona terutama zona rehabilitasi dan zona
rimba.
4. Upaya pengendalian perubahan penggunaan lahan dengan menerapkan
skenario yang tidak memperbolehkan aktivitas budidaya di kawasan TNGMb diprediksi mampu untuk menambah luas tutupan hutan dan menahan laju
deforestasi. Skenario berdasarkan Rencana Pengelolaan TN dinilai belum efektif untuk menahan laju deforestasi. Arahan penggunaan lahan di daerah
penyangga TNGMb adalah penggunaan lahan yang dapat menunjang berbagai jenis usaha ekonomi masyarakat, sehingga diharapkan dapat
mengurangi tekanan terhadap kawasan hutan dan menahan laju deforestasi.
6.2 Saran
Saran yang bisa diberikan berdasarkan pada hasil penelitian ini yaitu : 1.
Diperlukan perencanaan yang lebih intensif terhadap kawasan hutan yang berada pada zona rimba dan zona rehabilitasi, karena diprediksi terjadi resiko
deforestasi yang tinggi pada zona tersebut di masa yang akan datang.
2. Perlu diterapkan pengembangan ekonomi berkelanjutan yang berbasis
konservasi bagi masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu seperti pengembangan hutan rakyat dan budidaya hasil hutan bukan
kayu berupa lebah madu dan jamur.
3. Perlu dilakukan penelitian dengan model prediksi lainnya yang berkembang
saat ini, sehingga dapat dijadikan komparasi antar model yang mampu mendekati kondisi sebenarnya.
72
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad S. 1979. Konservasi Tanah. Bogor ID : IPB Pr. Antunes P, Santos R, Jordao L. 2001. The Application of Geographical
Information Systems to Determine Environmental Impact Significance. Enviromental Impact Assessment Review. 21 : 511
– 535. Badan Standardisasi Nasional. 2010. Klasifikasi Penutup Lahan, Standar Nasional
Indonesia 7645:2010. Jakarta ID. Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Jawa Tengah. 2007. Rencana
Pengelolaan Taman Nasional Gunung Merbabu Provinsi Jawa Tengah Periode 2007
– 2026. Semarang ID : Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Jawa Tengah.
Balai Penelitian Kehutanan Solo. 2007. Kajian Kriteria dan Penetapan Zonasi Taman Nasional Merbabu. Solo ID : Balai Penelitian Kehutanan Solo.
Church RL. 2002. Geographical Information Systems and Location Science. Computers and Operations Research. 29 : 541
– 562. Dewan AM, Yamaguchi Y. 2009. Land Use and Land Cover Change in Greater
Dhaka, Bangladesh : Using Remote Sensing to Promote Sustainable Urbanization. Applied Geography. 29 : 390
– 401. Dewi K. 2009. Forest Cover Change and Vulnerability of Gunung Merbabu
National Park [tesis]. Double Degree Program. Yogyakarta ID : Universitas Gadjah Mada, Enschede NL : International Institut for Geo-
Information Science and Observation.
Djaenudin D, Marwan H, Subagjo H, Hidayat. 2011. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Bogor ID : Balai Besar Litbang
Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Litbang Pertanian. [FAO]. Food and Agriculture Organization. 1982. National Conservation Plan
For Indonesia. Bogor ID : National Park Development Project INS78061.
-----------. Food and Agriculture Organization. 2001. Main Report Global Forest Resources Assessment 2000.
Hardjowigeno S, Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tataguna Tanah. Yogyakarta ID : UGM Pr.
Haryono M. 2011. Model Pengembangan Pengelolaan Taman Nasional Secara Terintegrasi, Studi Kasus Pengelolaan Berbasis Ekowisata di Taman
Nasional Bukit Tigapuluh Provinsi Riau dan Jambi [disertasi]. Bogor ID : Institut Pertanian Bogor.
Huan Y, Zhengwei H, Xin P. 2010. Wetland Shrink Simulation Using Cellular Automata : A Case Study in Sanjiang, China. Procedia Environmental
Sciences. 2 : 225 –233.
Hutyra LR, Yoon B, Cymerman JH, Alberti M. 2011. Carbon Consequences of Land Cover Change and Expansion of Urban Lands: A Case Study in the
Seattle Metropolitan Region. Landscape and Urban Planning. 103 : 83 –
93. Indrianto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta ID : Bumi Aksara.