Tata Ruang RTRW Kondisi Umum Fisik Wilayah

37 Gambar 17 Persentase tingkat penghasilan masyarakat tiap kecamatan di sekitar kawasan TNGMb

4.4 Zonasi Taman Nasional Gunung Merbabu

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam, Taman Nasional TN dikelola berdasarkan sistem zonasi. Zonasi taman nasional adalah suatu proses pengaturan ruang di dalam taman nasional menjadi zona-zona. Zona taman nasional sendiri dapat diartikan sebagai wilayah di dalam kawasan TN yang dibedakan menurut fungsi dan kondisi ekologis, sosial ekonomi dan budaya masyarakat. Zona di dalam kawasan TN minimal terdiri dari tiga zona, yaitu zona inti, zona rimba dan zona pemanfaatan. Zona di dalam kawasan TNGMb berdasarkan Rencana Pengelolaan Taman Nasional RPTN Gunung Merbabu tahun 2007-2026 dan peta perkembangan pengukuhan kawasan TNGMb, terdiri dari : 1 Zona Inti I, 2 Zona Inti II, 3 Zona rimba, 4 Zona Pemanfaatan, 5 Zona Tradisional, 6 Zona Rehabilitasi umum dan khusus, 7 Zona Religi, Budaya dan Sejarah. Berdasarkan zonasi elevasi Steenis 2006, zona inti I dan II merupakan wilayah yang berada pada zona pegunungan 1.600-2.400 mdpl dan zona sub alpin 2.500-4.000 mdpl. Zona inti I menempati puncak kerucut Gunung Merbabu yang secara fisiografis merupakan bentuk lahan bekas kawah, sedangkan zona inti II berada di bawah zona inti I yang merupakan sisa-sisa hutan alam dengan ekosistem hutan musim tropika pegunungan. Zona inti II memiliki keanekaragaman hayati paling tinggi dibandingkan dengan zona lainnya. Zona rimba dan zona pemanfaatan berada dominan pada zona pegunungan 1.600-2.400 mdpl. Zona rimba berfungsi sebagai penyangga kelestarian zona inti dan juga berfungsi sebagai daerah jelajah satwa liar. Zona Pemanfaatan merupakan zona yang tidak berbatasan langsung dengan zona inti, dan dikembangkan untuk kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan, pariwisata alam serta penelitian dan pengembangan. Zona pemanfaatan di TNGMb terbagi menjadi dua bagian utama yaitu wisata alam dan jalur pendakian. 90 35 78 70 35 60 10 45 21 30 45 30 20 20 10 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Ampel Candimulyo Getasan Pakis Sawangan Selo 500rb 500rb-1jt 1jt-2jt 2jt 38 Zona tradisional merupakan zona yang telah dimanfaatkan secara tradisional oleh masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Zona ini dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan rumput pakan ternak bagi masyarakat sekitar. Zona perumputan tradisional ini terletak mengelilingi batas kawasan TNGMb dengan lebar ±100 meter dari batas kawasan. Zona ini diharapkan mampu mengurangi tekanan terhadap kawasan TNGMb dan menumbuhkan hubungan sosial yang harmonis antara taman nasional dan masyarakat sekitar Zona rehabiltasi merupakan zona yang terdapat perubahan fisik dan hayati, sehingga secara ekologis mempengaruhi kelestarian ekosistem. Zona rehabilitasi di TNGMb berada dominan pada zona pegunungan 1.600-2.400 mdpl dan terbagi menjadi zona rehabilitasi dan zona rehabiltasi khusus. Zona rehabiltasi khusus berbatasan langsung dengan zona inti sehingga diperlukan penanganan yang lebih serius. Zona rehabilitasi di masa yang akan datang diharapkan bisa menjadi zona inti ataupun zona rimba jika kondisi ekosistem telah kembali pulih seperti kondisi ekosistem alamiah. Zona religi, budaya dan sejarah di TNGMb adalah zona dimana terdapat lokasi kegiatan religi yang masih dipelihara dan dipergunakan oleh masyarakat sekitar berupa dua buah makam tradisional yang terletak di kecamatan Getasan lereng Utara dan kecamatan Pakis lereng Barat. Persentase luas masing-masing zona ditampilkan pada Gambar 18, sedangkan sebaran spasial ditampilkan pada Gambar 19. Gambar 18 Persentase luas tiap zona di TNGMb 5 12 21 5 50 7 Persentase Luas Tiap Zona Zona Inti I Zona Inti II Zona Rimba Zona Pemanfaatan Zona Religi, budaya dan sejarah Zona Rehabilitasi Zona Tradisional 39 Gambar 19 Peta zonasi TNGMb

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Perubahan Penggunaan Lahan 5.1.1 Penggunaan Lahan Tahun 2001 dan 2013 Penggunaan lahan yang ada di Taman Nasional Gunung Merbabu berdasarkan klasifikasi Standar Nasional Indonesia SNI 7645:2010 tentang Klasifikasi Penutup Lahan, terdiri dari tujuh tipe yaitu : hutan lahan kering, padang rumput, semak belukar, ladang, perkebunan campuran, permukiman dan lahan terbuka. Dari ketujuh tipe peggunaan lahan tersebut, hampir semuanya ada di dalam kawasan TNGMb, hanya tipe penggunaan berupa lahan terbuka yang tidak terdapat di dalam kawasan TNGMb. Luas penggunaan lahan terbesar di lokasi penelitian adalah ladang sedangkan yang terkecil adalah lahan terbuka. Dengan demikian ladang merupakan penggunaan lahan yang paling banyak dilakukan verifikasi lapangan untuk menguji ketepatan hasil interpretasi yaitu sebanyak 41 titik, sedangkan lahan terbuka adalah penggunaan lahan yang paling sedikit diverifikasi yaitu sebanyak 1 titik Lampiran 3, 4 dan 5. Nilai overall classification accuracy hasil interpretasi citra Landsat yang didapatkan adalah sebesar 88,0 dan kappa