8 Faktor-faktor tersebut menyumbang kontribusi pada pertumbuhan industri SIG
Church 2002.
2.4 Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu obyek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh
dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan obyek daerah atau fenomena yang dikaji Lillesand dan Kiefer 1997. Somantri 2008 menyatakan bahwa
penginderaan jauh adalah teknik yang digunakan untuk memperoleh data tentang permukaan bumi yang menggunakan media satelit ataupun pesawat terbang.
Sutanto 1986 dalam Somantri 2008 menyebutkan bahwa terdapat beberapa alasan yang melandasi peningkatan penggunaan citra penginderaan jauh,
yaitu : Pertama, citra menggambarkan obyek, daerah dan gejala di permukaan bumi dengan wujud dan letaknya yang mirip dengan di permukaan bumi. Kedua,
citra menggambarkan obyek, daerah, dan gejala yang relatif lengkap, meliputi daerah yang luas dan permanen. Ketiga, dari jenis tertentu dapat ditimbulkan
gambaran tiga dimensi apabila pengamatannya dilakukan dengan stereoskop. Keempat, citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit
dijelajahi secara terestrial.
Jianzhong et al. 2011 menyatakan bahwa penginderaan jauh mampu menyediakan data suatu wilayah tertentu dalam beberapa fase yang berbeda,
sehingga kondisi dinamis dari vegetasi di suatu daerah tertentu bisa didapatkan. Teknologi penginderaan jauh menyediakan informasi tutupan vegetasi yang
akurat. Data yang diperoleh pada fase waktu yang berbeda dapat menyediakan informasi perubahan penutupan vegetasi di suatu daerah. Kemudian, distribusi
spasial perubahan tersebut dianalisis dengan SIG yang mampu mewujudkan pemantauan dinamis perubahan tutupan vegetasi.
SIG dan penginderaan jauh adalah seperangkat alat yang kuat dan hemat biaya untuk menilai dinamika spasial-temporal dari perubahan penutupan dan
penggunaan lahan. Penginderaan jauh menyediakan data proses dan pola perubahan penggunaan lahan secara multi-temporal, sedangkan SIG berguna
untuk analisis dan pemetaan pola perubahan yang ada. Selain itu, retrospektif dan konsistensi cakupan sinoptik dari satelit sangat berguna pada daerah-daerah
dimana perubahan terjadi secara cepat Selanjutnya, karena arsip digital data penginderaan jauh memberikan kesempatan untuk mempelajari sejarah perubahan
penggunaan lahan, pola perubahan tersebut dapat dievaluasi dalam kaitannya dengan faktor lingkungan dan manusia Dewan dan Yamaguchi 2009.
Interpretasi visual dapat diartikan sebagai usaha mengenali suatu kenampakan obyek pada citra satelit melalui suatu proses dalam otak manusia
kemudian menjadikannya sebagai informasi yang berguna Lillesand dan Kiefer 1997. Sutanto 1999 dalam Somantri 2008 mengemukakan bahwa interpretasi
citra pada dasarnya terdiri atas dua kegiatan utama, yaitu 1 penyadapan data dari citra dan 2 penggunaan data tersebut untuk tujuan tertentu. Penyadapan data dari
citra berupa pengenalan obyek yang tergambar pada citra serta penyajiannya ke tabel, grafik dan peta tematik. Obyek yang telah dikenali jenisnya kemudian
diklasifikasikan sesuai dengan tujuan interpretasi dan digambarkan pada peta.