5.2.9 Perdagangan burung untuk konsumsi
Jenis burung yang diperjualbelikan untuk tujuan konsumsi di Desa Singakerta merupakan hasil perburuan di alam. Hanya satu jenis burung yang
diperjualbelikan dari hasil ternak dengan nama lokal Puyuh. Basuni dan Setiyani 1989 menyatakan bahwa burung yang diperjualbelikan di pasar adalah jenis-
jenis burung yang merupakan hasil penangkapan di alam bebas dan sedikit sekali jenis yang berasal dari hasil penangkaran. Masing-masing jenis burung yang
diperdagangkan mempunyai harga yang berbeda-beda. Apabila saat burung banyak atau musim burung melimpah maka harga burung akan turun begitu pun
sebaliknya Iskandar Karlina 2004.
Dahulu pusat aktivitas jual beli burung terjadi di Jembatan Cimanis yang terletak di jalur jalan Cirebon dan Indramayu. Para pengepul telah memulai
kegiatannya pada pukul 06.30 – 09.00 WIB. Para pengepul tersebut menanti para pemburu burung yang membawa hasil tangkapnnya. Transaksi jual beli
berlangsung ditempat itu juga secara tunai Aminah Rahmina 1993. Sekarang keadaan telah jauh berbeda. Keadaan tersebut menurut
penuturan para pemburu dan pengepul disebabkan karena telah terjadi penurunan jumlah pemburu dan pengepul Tabel 11. Pusat aktivitas jual beli burung tidak
lagi terjadi di Jembatan Cimanis tetapi di rumah masing-masing pengepul. Transaksi jual beli antara pemburu dengan pengepul terjadi pada pukul 07.00 –
08.00 WIB. Selanjutnya burung-burung tersebut akan disalurkan ke penjual. Burung yang diburu kemudian akan dijual untuk tujuan konsumsi. Menu
burung yang ditawarkan oleh pedagang burung goreng adalah digoreng. Dalam praktek perdagangan, biasanya pedagang burung goreng mencampur daging
burung liar dengan daging burung ternak yaitu jenis Puyuh. Pedagang tidak hanya menyediakan daging burung saja, melainkan juga menyediakan daging bebek dan
ayam. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan. Pendapatan yang diperoleh dari berjualan burung sangat kecil dibandingkan pendapatan dari
berjualan bebek. Burung jenis Terik kurang disukai konsumen karena selain rasanya yang
sedikit agak pahit, dagingnya juga bewarna kehitaman. Sehingga konsumen mengira daging Terik merupakan daging burung yang hampir basi. Selain Terik,
jenis burung yang kurang diminati konsumen adalah jenis Bambangan kuning, Bambangan merah, Tikusan kerdil dan Trinil dikarenakan dagingnya yang sedikit.
Jenis Bambangan kuning merupakan jenis yang paling banyak tertangkap, tetapi kurang disukai konsumen. Hal tersebut mengindikasikan bahwa konsumen tidak
memilih jenis daging burung tertentu tetapi lebih untuk memenuhi kebutuhan akan protein hewani yang murah.
5.2.10 Karakteristik masyarakat yang terlibat dalam sistem perdagangan burung