Karakteristik masyarakat yang terlibat dalam sistem perdagangan burung

Tabel 8 Harga jual burung di pasaran No Nama Jenis Harga jual Rp. per ekor Lokal Indonesia Pemburu Burung hidup Pengepul Burung hidup Pedagang Burung siap konsumsi 1 Blekok cio Kokokan laut 3750 4750 6000-8000 2 Blekok Blekok sawah 3000 4000 5000-7000 3 Goak maling Koak-malam kelabu 7500 8500 12000-15000 4 Cengkeg Bambangan kuning 1250 1500 2500-4000 5 Onggok Bambangan merah 2500 3000 5000-6000 6 Belibis Belibis kembang 7500 8500 12000-15000 7 Puyuh Puyuh batu 1250 1500 2500-4000 8 DerBeker Mandar - padi sintar 2500 3000 5000-6000 9 Slenter Tikusan kerdil 900 1000 2000-3000 10 Tututan Tikusan merah 1000 1200 2000-3000 11 Kruak Kareo padi 3750 4750 6000-8000 12 Biron Mandar bontot ♂ 7500 8500 12000-15000 13 Ayam-ayaman Mandar bontot ♀ 5000 6000 8000-10000 14 Pelan Mandar batu 5000 6000 8000-10000 15 BiritMandar Mandar besar 7500 8500 12000-15000 16 Ucing-ucingan ♂ Burung-sepatu teratai 3750 4750 6000-8000 17 Ucing-ucingan ♀ Burung-sepatu teratai 2500 3000 5000-6000 18 Pelung Berkik-kembang besar 2500 3000 5000-6000 19 Truyun Cerek kernyut 2500 3000 5000-6000 20 Curek kalung Cerek-kalung-kecil 1250 1500 2500-4000 21 Bayeman Trinil rawa 3750 4750 6000-8000 22 Clongongan Trinil kali-hijau 3750 4750 6000-8000 23 Trinil geger Trinil semak 1250 1500 2500-4000 24 Trinil kali Trinil pantai 1250 1500 2500-4000 25 BerkekBerkik Berkik ekor-lidi 2500 3000 5000-6000 26 Terik Terik asia 1250 1500 2500-4000 27 Dares Serak jawa 28 Cabak Cabak Keterangan : diperdagangkan sebagai burung hias atau dilepas ke alam

5.1.10 Karakteristik masyarakat yang terlibat dalam sistem perdagangan burung

5.1.10.1 Pemburu

Kegiatan perburuan burung pada umumnya dilakukan oleh masayarakat miskin sebagai pekerjaan sampingan dan telah dilakukan secara turun temurun. Pekerjaan utama pemburu diantaranya adalah buruh tani 12, kuli bangunan 12, tukang becak 38 dan pedagang burung goreng 38 Gambar 14a. Kisaran usia pemburu antara 32-55 tahun dengan tingkat pendidikan rata-rata SD. Jumlah anggota keluarga pemburu adalah 3 orang 25, 4 orang 38 dan 5 orang 38. Adapun anak dari pemburu berpendidikan pra sekolah 18, SD 29, SMP 41 dan SMASMK 12 Gambar 14b. Gambar 1 Gambar 1 Pe 12,50, yang mela melimpah 12,50 berburu b 25, sau berpengal yang diad Da yang berk berburu se 07.00-08.0 pengepul pemburu, dibanding burung ad Ra Rp 625.00 500.000,- termasuk berjumlah pekerjaan Pedagang burung goreng 38 14 a Pers ana 14 a Perse anak pem engalaman 10 tahun atarbelakang h juga dika serta atas burung ada udara 12,5 aman meng akan oleh le alam berbur kelompok y ekitar puku 00 WIB. S 50 da jumlah tan gkan dengan dalah cuaca ata-rata pen 00,-bulanp bulanpemb biaya pem h sekitar Rp lain buruh Bu g sentase pek ak pemburu. entase peke mburu. berburu bu 25, 20 t gi mereka m arenakan tra kemauan s yang dida 50, dan b gikuti penyu embaga Asi ru burung yang terdir l 13.00-14.0 elanjutnya an kepada ngkapan bu n tahun-tah a buruk. nghasilan ko pemburu de buru denga mbelian pera p. 200.000,- h, kuli, dll a uruh tani 12 Kuli bangun 12 Tukang becak erjaan uta 38 m . erjaan utam urung suda ahun 12,50 menjadi pem adisi turun- sendiri 62, apat dari or belajar dari uluhan terka ian Waterbi ada yang m ri dari 3-5 00 WIB dan pemburu a pedagang urung pada hun sebelum otor respon engan 25 ha an 20 har alatan berb -. Sedangka adalah Rp 5 i nan ma pemburu ma pemburu ah mereka 0 dan 30 mburu selai -temurun 2 ,50. Pen rangtua me teman 62, ait perburua ird Bureau melakukann orang. Pe n pulang ke kan menju 50. Be saat sekar mnya. Ken den dari ha ari kerja da ri kerja. P buru, transp an penghas 500.000,-bu SM 41 S u b Persen u b Persen dapatkan 0 tahun lebi in sumberda 25, ajak ngetahuan p ereka secar ,50. Pem an dan perd AWB han nya sendiria mburu bias eesokan har ual hasil bu erdasarkan rang menga dala utama asil berburu n pendapat Pendapatan portasi dan ilan rata-ra ulanpembur MP 1 SMASMK 12 ntase pendi ntase pendi selama 3 ih 50. A aya burung kan dari sa pemburu te a turun-tem mburu yang dagangan bu nya 37,50. an dan ada sanya bera rinya pada p uruannya ke penuturan alami penur a dalam be u burung se an minimum tersebut b konsumsi ata pemburu ru. Pra sekolah 18 S 29 dikan h D 9 dikan tahun Alasan yang audara ntang murun telah urung a juga ngkat pukul epada para runan erburu ebesar m Rp belum yang u dari

5.1.10.2 Pengepul

Terdapat tiga orang pengepul burung di daerah ini. Satu orang pengepul menjadikan mengepul burung sebagai pekerjaan utamanya. Satu orang bekerja sebagai pengepul bebek. Satu orang lagi bekerja sebagai peternak bebek dan usaha tempat penitipan sepeda motor. Sebelum menjadi pengepul, ketiganya pernah berprofesi sebagai pemburu burung. Usia pengepul adalah 48, 61 dan 75 tahun. Adapun latar belakang menjadi pengepul adalah karena sumberdaya burung yang melimpah dan untung yang besar. Modal yang diperoleh semua pengepul adalah hasil dari meminjam di bank. Modal tersebut pada awalnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan untuk usaha ternak bebek. Namun saat ini modal tersebut juga digunakan untuk modal tambahan menjadi pengepul burung.

5.1.10.3 Pedagang

Terdapat 12 responden pedagang, 66,67 berjenis kelamin pria dan 33,33 berjenis kelamin wanita. Kisaran usia pedagang adalah 30-56 tahun. Pendidikan pedagang adalah tamat SD 58,34, tamat SMP 33,33 dan tamat SMK 8,33. Berdagang burung goreng merupakan mata pencaharian utama mereka. Semua pedagang tidak menjajakan dagangannya di wilayah Singakerta, tetapi di wilayah Cirebon 66,67, Kecamatan Karangampel 8,33, Kecamatan Jatibarang 8,33, dan 16,66 merupakan pedagang tidak tetap yang berjualan di tempat-tempat komedi putar berlangsung. Mereka berdagang dari pukul 15.00–21.00 WIB. Jika pada hari tersebut ada daging burung yang tidak laku, maka pedagang akan menyimpannya di lemari es dan akan menjualnya kembali pada hari berikutnya. Berdasarkan informasi dari pedagang burung goreng, burung jenis Terik Glareola maldivarum, Bambangan kuning Ixobrychus sinensis, Trinil Tringa sp dan Bambangan merah I. cinnamomeus kurang diminati konsumen. Setiap harinya pedagang tidak mengharuskan adanya stok burung tertentu untuk dijual. Jenis burung yang dijual merupakan jenis burung yang tersedia pada hari tersebut. Menu burung yang dijual adalah digoreng. Rata-rata jumlah burung yang dijual adalah 20-50 ekor per hari. Selain menjual burung goreng, pedagang juga menjual daging bebek dan ayam goreng. Setiap harinya, modal yang harus dikeluarkan oleh pedagang adalah sekitar Rp 50.000,-. Modal tersebur digunakan untuk transport, bumbu, minyak goreng, plastik dan kertas nasi serta administrasi pasar. Keuntungan yang diperoleh bervariasi dengan kisaran Rp 100.000,- - Rp 200.000,- per hari. Menurut pedagang burung goreng, semakin lama usaha ini semakin kurang menguntungkan. Adapun kendala dalam berdagang diantara adalah cuaca buruk seperti hujan lebat, jumlah dan jenis burung yang tidak pasti, hadirnya pedagang “pecel ayam” dan isu lingkungan seperti ayam tiren ayam yang sudah mati sebelum disembelih dan flu burung.

5.1.10.4 Konsumen

Terdapat 30 orang konsumen, 53,33 berjenis kelamin pria dan 46,67 berjenis kelamin wanita. Kisaran usia konsumen adalah 16-55 tahun. Pekerjaan konsumen diantaranya adalah mahasiswa 6,67, PNS 10, wiraswasta 23,33, karyawan 6,67, pedagang 16,67, petani 3,33, buruh 6,67 dan ibu rumah tangga 26,67. Konsumen berasal dari wilayah Cirebon 56,67, Indramayu 33,33, Kuningan 6,67 dan Karawang 3,33. Para konsumen tertarik mengonsumsi daging burung karena suka 40, rasanya gurih dan enak 90, bergizi 3,33 dan harganya murah 10. Frekuensi konsumen mengkonsumsi burung goreng adalah sekali dalam satu minggu 6,67 dan masing-masing 46,67 responden menjawab jarang dan tidak tentu. Dibandingkan dengan daging ayam, daging burung memiliki rasa yang lebih gurih 93,33 dan aromanya wangi 3,33 tetapi dagingnya lebih sedikit 66,67 dan alot 10. Sebagian kecil 30 konsumen tidak mengetahui adanya penyakit yang dapat ditularkan dari burung ke manusia. Sedangkan sisanya telah mengetahui adanya penyakit tersebut, yaitu flu burung. Sebesar 40 konsumen telah mengetahui adanya peraturan dan larangan yang mengatur pemanfaatan satwaliar yang dilindungi. Menurut penuturan konsumen, perdagangan daging burung terutama burung liar saat ini adalah sangat memprihatinkan 6,67, biasa saja 23,33 dan sisanya 70 menjawab tidak tahu. Akibat dari perburuan dan perdagangan burung liar secara berlebihan diantaranya adalah jumlah burung berkurang 63,33, burung akan punah 26,67 dan rusaknya alam 30. Sebesar 3,33 konsumen berpendapat bahwa tidak akan ada akibat dari perburuan dan perdagangan burung liar secara berlebihan dan 20 menjawab tidak tahu. Adapun saran konsumen terhadap perburuan dan perdagangan burung adalah agar tetap melestarikan habitat dan populasinya, tidak berlebihan dalam pemanfaatannya, pembinaan kearah ternak burung puyuh, pengaturan pemasaran, koordinasi antara pemerintah dengan masyarakat lebih ditingkatkan. 5.2 Pembahasan 5.2.1 Kondisi habitat berburu