Spesies burung yang tertangkap

paling banyak tertangkap adalah Mandar batu Gallinula chloropus. Spesies ini merupakan spesies yang bersarang di rawa-rawa dan di sawah Milton Marhadi 1985 dan keberadaannya tidak mengenal musim. Tabel 9 Jumlah spesies dan individu burung yang tertangkap pada beberapa penelitian di wilayah Indramayu Sumber Waktu penelitian Jumlah Individu Spesies Milton dan Marhadi 1985 September 1984 - Mei 1985 14678 59 Noor 1988 Januari - Juni 1987 14738 27 Johnson et al. 1990 Oktober - November 1990 12434 30 Noor dan Indrawan 1990 - 14261 30 Aminah dan Rahmina 1993 November – Desember 1991 23864 29 Aminah dan Rahmina 1993 Januari – Februari 1992 20894 24 Sibuea 1992 - 26340 28 Alikodra 1993 1989 - 1991 21494 33 Sibuea 1996 - - 11 Iskandar dan Karlina 2004 Agustus - Oktober 2002 - 8 Jamaksari 2011 November 2010 - Januari 2011 24141 17 Diantara kesebelas famili, Rallidae merupakan famili yang jumlah spesiesnya paling banyak tertangkap yaitu sebanyak tujuh spesies. Hal senada diungkapkan oleh Milton Marhadi 1985, Noor 1988, Noor dan Indrawan 1990, Iskandar dan Karlina 2004 dan Jamaksari 2011. Famili Rallidae merupakan famili yang menyukai daerah persawahan. Sebagian besar wilayah Singakerta merupakan wilayah persawahan, sehingga banyak terdapat famili Rallidae di wilayah ini. Dalam sistem perburuan, burung-burung yang diburu untuk tujuan konsumsi dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan ukuran tubuhnya. Ukuran tubuh tersebut didasarkan pada ukuran jenis Mandar batu Gallinula chloropus atau Pelan yang diberi kategori 1 pelan. Seperti juga penelitian Noor 1988 dan Aminah dan Rahmina 1993, ditentukan bahwa ukuran dan harga burung yang berlaku ditetapkan berdasarkan jenis burung standar, yaitu Mandar batu atau Pelan . Berdasarkan hasil wawancara terhadap pemburu dan pengepul tentang asal-usul satuan tersebut, semua responden menjawab tidak tahu. Hal ini dikarenakan satuan tersebut sudah lama dipakai secara turun temurun. Burung yang dijual biasanya dilakukan dengan satuan dan ikat Jamaksari 2011. Spesies burung yang berukuran 1 12 , 1 dan 34 pelan akan dijual satuan. Hal ini dikarenakan burung tersebut memiliki rata-rata ukuran tubuh yang tergolong besar. Sedangkan burung yang berukuran, 12, 14, 15, dan 16 akan dijual per ikat dengan satu ikat berisi 2-6 ekor individu. Hal tersebut bertujuan untuk menyamakan satuan dengan spesies burung yang mempunyai ukuran satu pelan sehingga harganya menjadi seragam. Spesies yang bukan merupakan spesies target perburuan dan tidak untuk dikonsumsi adalah Serak jawa Tyto alba, Cabak Caprimulgus sp. dan Walet Collocalia sp.. Ketiga spesies tersebut juga tercatat selama penelitian yang dilakukan oleh Milton dan Marhadi 1985, Sibuea 1992, Aminah dan Rahmina 1993. Sedangkan Noor 1988, Noor dan Indrawan 1990 dan Johnson et al. 1990 hanya mencatat Caprimulgus sp.. Selain dagingnya kurang enak bila dikonsumsi, spesies Serak jawa dan Cabak lebih diminati sebagai burung hias yang di jual dengan harga lebih tinggi. Sedangkan jenis Walet akan dilepasliarkan kembali.

5.2.4 Jumlah individu spesies burung yang tertangkap

Sebanyak 14.225 individu burung tertangkap selama Desember 2011– Februari 2012. Bulan Januari merupakan bulan dengan jumlah tangkapan burung terbanyak. Hal ini dikarenakan pada bulan Januari banyak burung air migran yang datang Jamaksari 2011 . Sedangkan jumlah tangkapan paling sedikit dijumpai pada bulan Februari. Bulan Februari merupakan musim tanam padi. Sawah pada keadaan musim tanam akan menyediakan sedikit pakan bagi burung. Selain itu, sawah tersebut akan lebih mendapatkan pengawasan ketat oleh petani. Situasi ini menyebabkan keberadaan burung di sawah tersebut beralih ke wilayah persawahan lain yang menyediakan banyak pakan. Oleh karena itu, rata-rata pemburu di lokasi tersebut akan berhenti berburu burung dan kembali pada pekerjaan utama sebagai buruh tani. Penghasilan dari berburu burung saat musim tanam lebih rendah dan tidak menentu dibandingkan dengan menjadi buruh tani. Hal inilah yang menyebabkan jumlah tangkapan burung berkurang. Menurut penuturan pemburu, jumlah tangkapan burung saat ini mengalami penurunan. Berdasarkan laporan Milton dan Marhadi 1985, tercatat sebanyak 146.780 individu burung 8 spesies yang tertangkap Tabel 10. Faktor yang mempengaruhi jumlah tangkapan burung diantaranya adalah waktu penelitian, lamanya waktu penelitian, jumlah hari berburu dan cuaca. Gambar 7 menunjukkan pola grafik yang fluktuatif pada setiap hasil tangkapan perhari. Hal tersebut disebabkan lokasi perburuan yang tidak menetap, jumlah jaring yang terpasang, cuaca, dan jumlah pemburu yang berburu burung per harinya.

5.2.5 Jumlah individu spesies burung yang dikumpulkan kepada setiap pengepul

Pengepul pertama merupakan pengepul dengan jumlah burung terbanyak. Hal tersebut dikarenakan harga beli yang ditawarkan mahal sehingga banyak pemburu yang menjual hasil buruannya pada pengepul pertama. Pemburu yang menyetorkan hasil buruannya pada pengepul pertama selain berasal dari Desa Singakerta itu sendiri juga berasal dari wilayah lain. Selain itu berdasarkan hasil wawancara, pengepul pertama juga mempunyai banyak langganan pedagang burung goreng yang siap memasarkan daging burung siap konsumsi. Sedangkan pengepul ketiga merupakan pengepul dengan jumlah burung paling sedikit. Berdasarkan hasil wawancara, pengepul ketiga ini memang sudah mengurangi aktivitasnya mengepul burung dikarenakan usia yang sudah tua dan sering sakit-sakitan.

5.2.6 Waktu perburuan

Setiap bulannya, ada tanggal-tanggal tertentu dimana terdapat jumlah tangkapan burung terbanyak dan sebaliknya, baik jumlah individu maupun jumlah spesiesnya Tabel 7. Jumlah spesies dan individu yang tertangkap setiap harinya dipengaruhi oleh cuaca dan kemauan pemburu dalam berburu. Saat musim migrasi burung tiba dan didukung oleh cuaca yang baik, maka jumlah pemburu di wilayah ini akan meningkat, yang berarti akan meningkatkan pula pendapatan pemburu. Hal ini disesuaikan dengan banyaknya burung serta jenis-jenis burung yang ada Iskandar Karlina 2006.