Rantai perdagangan burung Perdagangan burung untuk konsumsi

Burung jebakan Gambar 11 Jaring tangkrep clap net. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden pemburu, sekitar 47,06 pemburu menggunakan metode jaring gelandang dalam berburu burung, 23,53 masing-masing menggunakan metode ngobor dan nyompret dan ngetug serta 5,88 sisanya menggunakan jaring tangkrep.

5.1.8 Rantai perdagangan burung

Dalam sistem perburuan burung di Singakerta, terdapat beberapa komponen yang berpengaruh terhadap sistem. Komponen-komponen tersebut adalah pemburu, pengepul, pedagang burung goreng dan konsumen. Pemburu akan menjual hasil buruannya kepada pengepul dan pedagang burung goreng. Terkadang pemburu dan pengepul juga menjual hasil buruannya langsung kepada konsumen, tetapi hal ini sangat jarang dilakukan. Kebanyakan konsumen membeli daging burung dari pedagang burung goreng. Ada juga pengepul kecil dari daerah lain yang menjual burung kepada pengepul di Desa Singakerta Gambar 12. Pengepul Kecil Pemburu Pengepul Pedagang Konsumen Gambar 12 Rantai perdagangan burung air di Singakerta. Hasil pengamatan dan wawancara kepada pemburu dan pengepul, secara umum terjadi penurunan jumlah pemburu dan pengepul yang masih aktif melakukan perburuan dan perdagangan burung.

5.1.9 Perdagangan burung untuk konsumsi

Burung-burung yang berhasil ditangkap oleh pemburu ditampung oleh para pengepul yang menanti di rumah pengepul itu sendiri. Transaksi jual beli antara pemburu dengan pengepul berlangsung ditempat itu juga secara tunai. Selanjutnya burung-burung tersebut akan disalurkan ke pedagang. Pedagang mengambil burung tersebut ke rumah pengepul. Pedagang membayar setengah dari harga tersebut dan sisanya akan dibayar keesokan harinya setelah burung tersebut laku terjual. Burung-burung yang diambilnya dari pengepul maupun pemburu masih dalam keadaan hidup. Burung-burung tersebut selanjutnya akan diolah sendiri oleh pedagang di rumahnya Gambar 13. Tahap pertama pengolahan adalah penyembelihan burung. Setelah disembelih burung tersebut direndam dalam air panas. Hal tersebut dilakukan agar mudah dalam pencabutan bulu. Bulu-bulu hasil cabutan tersebut adakalanya dikumpulkan oleh pedagang untuk dijual bersama bulu bebek sebagai bahan baku pembuatan kok untuk bulutangkis. Tahap selanjutnya adalah pemotongan terhadap paruh dan ceker dan pembelahan daging burung menjadi dua bagian kanan dan kiri sehingga bentuknya menjadi pipih. Ceker kadang dikumpulkan oleh pedagang untuk diolah menjadi bahan makanan lain, semetara paruh burung tidak dimanfaatkan lagi. Setelah dipipihkan, dilakukan penyortiran dan pembersihan organ dalam burung. Organ dalam selain hati dan usus akan dibuang. Hati dan usus burung tersebut akan dijual terpisah dengan daging burung. Daging burung tersebut selanjutnya akan dicuci dan dibersihkan dengan air untuk terakhir kalinya. Setelah itu akan dilakukan pemberian bumbu. Bumbu yang digunakan adalah kunyit, bawang putih, garam dan asam jawa. Daging tersebut kemudian direbus bersama bumbu sampai air rebusan habis. Hal ini dilakukan agar bumbu meresap. Setelah itu daging siap untuk digoreng dijual untuk tujuan konsumsi. Burung hidup Penyembelihan Perendaman dalam air mendidih Pencabutan bulu Pemotongan paruh dan ceker Pembelahan tubuh burung menjadi dua bagian Penyortiran dan pembersihan organ dalam Pembersihan Pemberian bumbu Burung siap digoreng dan dikonsumsi Gambar 13 Skema proses pengolahan burung hingga siap untuk dikonsumsi. Masing-masing jenis burung mempunyai harga yang berbeda-beda. Pada saat penelitian harga burung jenis Mandar batu Rp 5.000,-ekor dan jenis Bambangan kuning Rp 6.000,-4 ekor Tabel 8. Tabel 8 Harga jual burung di pasaran No Nama Jenis Harga jual Rp. per ekor Lokal Indonesia Pemburu Burung hidup Pengepul Burung hidup Pedagang Burung siap konsumsi 1 Blekok cio Kokokan laut 3750 4750 6000-8000 2 Blekok Blekok sawah 3000 4000 5000-7000 3 Goak maling Koak-malam kelabu 7500 8500 12000-15000 4 Cengkeg Bambangan kuning 1250 1500 2500-4000 5 Onggok Bambangan merah 2500 3000 5000-6000 6 Belibis Belibis kembang 7500 8500 12000-15000 7 Puyuh Puyuh batu 1250 1500 2500-4000 8 DerBeker Mandar - padi sintar 2500 3000 5000-6000 9 Slenter Tikusan kerdil 900 1000 2000-3000 10 Tututan Tikusan merah 1000 1200 2000-3000 11 Kruak Kareo padi 3750 4750 6000-8000 12 Biron Mandar bontot ♂ 7500 8500 12000-15000 13 Ayam-ayaman Mandar bontot ♀ 5000 6000 8000-10000 14 Pelan Mandar batu 5000 6000 8000-10000 15 BiritMandar Mandar besar 7500 8500 12000-15000 16 Ucing-ucingan ♂ Burung-sepatu teratai 3750 4750 6000-8000 17 Ucing-ucingan ♀ Burung-sepatu teratai 2500 3000 5000-6000 18 Pelung Berkik-kembang besar 2500 3000 5000-6000 19 Truyun Cerek kernyut 2500 3000 5000-6000 20 Curek kalung Cerek-kalung-kecil 1250 1500 2500-4000 21 Bayeman Trinil rawa 3750 4750 6000-8000 22 Clongongan Trinil kali-hijau 3750 4750 6000-8000 23 Trinil geger Trinil semak 1250 1500 2500-4000 24 Trinil kali Trinil pantai 1250 1500 2500-4000 25 BerkekBerkik Berkik ekor-lidi 2500 3000 5000-6000 26 Terik Terik asia 1250 1500 2500-4000 27 Dares Serak jawa 28 Cabak Cabak Keterangan : diperdagangkan sebagai burung hias atau dilepas ke alam

5.1.10 Karakteristik masyarakat yang terlibat dalam sistem perdagangan burung