Waktu perburuan Pembahasan .1 Kondisi habitat berburu

5.2.7 Metode perburuan

Sekitar 47,06 pemburu di Desa Singakerta menggunakan metode jaring gelandang atau jaring kabut dalam berburu burung. Teknik perburuan yang sering digunakan oleh para pemburu yaitu dengan menggunakan jaring kabut Jamaksari 2011. Jaring kabut merupakan metode yang paling berguna dan banyak dipakai untuk menangkap burung liar ukuran sedang dan burung pantai. Pemilihan lokasi jaring kabut yang tepat sebelum berburu merupakan hal yang sangat penting agar penangkapan berhasil dilakukan Whitworth et al. 2008. Para pemburu akan mulai memasang jaring sebelum senja tiba dan akan membongkarnya setelah waktu subuh. Hal ini dikarenakan banyak spesies yang aktif bergerak ketika senja hari dan subuh, sehingga saat-saat tersebut merupakan waktu yang tepat untuk pemasangan jaring kabut Whitworth et al. 2008. Metode jaring tangkrep clap net jarang digunakan oleh pemburu dikarenakan hasil buruan bukan merupakan burung untuk dikonsumsi dan hasil buruan sedikit. Pemburu menggunakan metode ini untuk menangkap spesies burung air yang ukurannya lebih besar Johnson et al. 1990. Spesies tersebut diantaranya adalah Bangau bluwok Mycteria cinerea dan Cangak abu Ardea cinerea . Sekarang spesies tersebut telah dilarang penangkapnnya. Masing-masing metode perburuan mempunyai keunggulan dan kelemahan Tabel 10. Tabel 10 Kelebihan dan kelemahan metode perburuan burung No Metode berburu Keunggulan Kelemahan 1 Jaring gelandang Energi dan biaya yang dikeluarkan sedikit Tingkat kerusakan jaring tinggi, tingkat kematian burung tinggi, Hasil buruan lebih sedikit 2 Ngobor Hasil buruan bervariasi dan jumlahnya banyak tergantung musim Energi dan biaya yangdikeluarkan cukup besar, membutuhkan kesabaran dan kegigihan 3 Ngetug dan nyompret Tingkat kematian burung dan tingkat kerusakan jaring rendah Membutuhkan energi yang cukup besar, membutuhkan kreativitas untuk selalu memperbaharui alat 4 Clap net Hasil buruan berupa burung untuk tujuan peliharaan dan harganya mahal Energi dan biaya yang dikeluarkan cukup besar, membutuhkan kesabaran dan kegigihan serta hasil buruan sedikit

5.2.8 Rantai perburuan burung

Beberapa komponen yang berpengaruh terhadap sistem perdagangan burung diantaranya adalah pemburu, pengepul, pedagang dan konsumen. Pengepul umumnya memiliki langganan pemburu yang akan memasok hasil buruannya. Tidak ada bentuk kesepakatan apapun antara pengepul dan pemburu terkait jual beli burung. Jika ada pemburu yang berhutang kepada pengepul maka pemburu tersebut wajib menyerahkan burung hasil buruannya kepada pengepul yang bersangkutan. Jumlah pemburu bervariasi tergantung pada musim tanam dan panen. Harga beli burung pada masing-masing pengepul berbeda-beda. Para pemburu umumnya akan menjual hasil buruannya pada pengepul yang harga belinya tinggi dengan harapan akan memperoleh keuntungan yang besar. Oleh karena itu jumlah pemburu pada masing-masing pengepul selalu bervariasi. Berdasarkan hasil wawancara, pemburu akan menjual hasil buruannya kepada pengepul 50 dan kepada pedagang burung goreng 50. Namun pada kenyataannya, pemburu di Desa Singakerta lebih banyak menjual hasil buruannya langsung kepada pedagang burung goreng. Iskandar dan Karlina 2004 dalam penelitiannya menyebutkan bahwa hasil tangkapan pemburu akan dijual langsung kepada pedagang burung dan ayam goreng tanpa melalui penampung. Pemburu sudah mengetahui bahwa jika dijual langsung kepada pedagang, maka untung yang didapat akan semakin besar dibandingkan menjual burung lewat pengepul. Pemburu dan pengepul juga menjual hasil buruannya langsung kepada konsumen, tetapi hal ini sangat jarang dilakukan. Kebanyakan konsumen membeli daging burung dari pedagang burung goreng karena burung tersebut sudah diolah dan siap untuk dikonsumsi. Dalam rantai perdagangan burung Gambar 12, ada juga pengepul kecil dari daerah lain yang menjual burung kepada pengepul di Desa Singakerta . Pengepul kecil tersebut mengepul burung di Desa Kapringan dan merupakan anak dari salah satu pengepul di Desa Singakerta. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengepul kecil, motivasinya menjadi pengepul adalah untuk mempermudah pengumpulan hasil buruan pemburu yang ada di wilayahnya untuk kemudian dijual kepada pengepul di Desa Singakerta dan mendapat untung.