42
4.1.9. Ukuran pertama kali matang gonad
Ukuran pertama kali ikan swanggi matang gonad ditentukan dengan melihat Tingkat Kematangan Gonad TKG yang telah matang gonad pertama kali dari
semua selang kelas panjang berdasarkan analisis langsung di laboratorium. Di bawah ini merupakan diagram yang memperlihatkan ukuran pertama kali matang
gonad dari ikan swanggi Priacanthus tayenus Gambar 21.
a
b Gambar 21. Ukuran matang gonad ikan swanggi berdasarkan selang kelas panjang
betina a dan jantan b Berdasarkan selang kelas panjang diatas diperoleh informasi bahwa ikan
betina mulai memasuki fase matang gonad yaitu pada selang kelas panjang 124-142 mm sebab pada selang kelas tersebut telah ditemukan TKG matang gonad
yaitu TKG V persentase yang sangat kecil. Demikian juga dengan ikan swanggi jantan yang mulai memasuki TKG IV matang gonad pada selang ukuran panjang
yaitu 124-142 mm. Hal ini menunjukan bahwa umur matang gonad ikan swanggi betina dan jantan adalah sama. Namun metode ini belum dapat dipastikan karena
20 40
60 80
100
selang kelas panjang mm
20 40
60 80
100
selang kelas panjang mm
43 hanya berdasarkan pengamatan sesaat oleh karena itu dilakukan analisis
menggunakan metode King 2006 untuk mengetahui umur matang gonad berdasarkan proporsi 50 kurva sigmoid matang gonad. Berikut ini merupakan
grafik dari umur pertama kali matang gonad ikan swanggi Gambar 23.
a b
Gambar 22. Ukuran matang gonad teoritis betina a dan jantan b Berdasarkan perhitungan teoritis menurut metode King 2006 didapatkan
hasil bahwa ikan swanggi betina matang gonad pada ukuran 173 mm dan ikan swanggi jantan pada ukuran 156 mm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ikan
jantan lebih cepat matang gonad dibandingkan ikan betina. Pada grafik tersebut terlihat bahwa jumlah proporsi matang gonad TKG V tidak mencapai 50 namun
maksimum adalah berkisar 19-20.
4.1.10. Fekunditas
Fekunditas merupakan jumlah telur masak yang siap dikeluarkan saat ikan memijah atau jumlah telur yang terkandung di dalam ovarium. Fekunditas dapat
dihubungkan dengan panjang maupun bobot. Namun jika dihubungkan dengan bobot dapat bersifat tidak linear, karena bobot dapat berubah secara cepat tergantung
kondisi lingkungan dan fisiologis ikan. Berikut ini adalah grafik hubungan fekunditas dengan panjang dan fekunditas dengan bobot Gambar 23.
-20 -10
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
25 50
75 1
1 2
5 1
5 1
7 5
2 2
2 5
2 5
P ro
p o
rs i
m ata
n g
g o
n ad
Panjang mm
-20 -10
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
25 50
75 1
1 2
5 1
5 1
7 5
2 2
2 5
2 5
2 7
5 3
3 2
5 P
ro p
o rsi
m atan
g g
o n
ad
Panjang mm
44
Gambar 23. Hubungan fekunditas dengan panjang dan bobot Secara eksponensial hubungan fekunditas dengan panjang dirumuskan
F=0.001L
3.39
dengan koefisien determinasi sebesar 0.04 yang artinya hanya 4 yang dapat dijelaskan panjang terhadap fekunditas dan hubungan fekunditas dengan
bobot dirumuskan F=11.62W
2.00
dengan koefisien determinasi 0.14, artinya hanya 14 yang dapat dijelaskan bobot terhadap fekunditas. Koefisien korelasi r antara
fekunditas dengan panjang sebesar 0.2 dan antara fekunditas dengan bobot sebesar 0.37. Nilai r yang kurang dari 0.5 menujukkan bahwa hubungan antara kedua
variabel tersebut adalah tidak ada korelasi atau hubungan.
4.1.11. Pola pemijahan