Pengelolaan Sumberdaya Perikanan TINJAUAN PUSTAKA

14 reproduksi. Faktor lingkungan yang dimaksud adalah ketersediaan makanan dan kemampuan untuk menghasilkan energi saat ikan berada dalam fase menuju tahap kematangan gonad. Menurut Taylor Francis 2009 reproduksi merupakan tahap yang kritis, maka tahap pematangan gonad merupakan sebuah proses yang kompleks bahwa pemijahan yang terjadi pada suatu musim tertentu harus memiliki ketersediaan makanan yang cukup sampai tahap pemijahan selesai. Selain ketersediaan makanan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap reproduksi ikan adalah lama pencahayaan, suhu, curah hujan, arus dan tekanan. Peningkatan kematangan gonad dipengaruhi kenaikan suhu yaitu suhu meningkat mempengaruhi perkembangan gonad, sedangkan pada suhu rendah gonad sulit berkembang.

2.6. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

Menurut FAO 1995 in Sondita 2010, pengelolaan perikanan adalah suatu proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya dan implementasi dari aturan- aturan di bidang perikanan dalam rangka menjamin kelangsungan produktivitas sumber, dan pencapaian tujuan perikanan lainnya. Tujuan tersebut antara lain melestarikan sumberdaya hayati ikan dengan menjaga produktivitas sumberdaya hayati, dan memastikan keberadaan sumberdaya ikan karena kegiatan perikanan yang muncul sebagai akibat adanya sumberdaya ikan tersebut. Sutono 2003 menyebutkan beberapa pendekatan pengelolaan sumberdaya perikanan, yaitu: 1 Pengaturan musim penangkapan Pengaturan musim penangkapan dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada sumberdaya ikan untuk berkembang biak. Maka dibutuhkan pengetahuan tentang sifat biologi ikan misalnya pola reproduksi dan musim pemijahan. 2 Penutupan daerah penangkapan Penutupan daerah penangkapan dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada sumberdaya ikan yang mendekati kepunahan untuk berkembang kembali sehingga stoknya dapat bertambah. Penutupan daerah penangkapan dapat dilakukan terhadap daerah –daerah yang merupakan habitat vital, yaitu lokasi 15 penting dari beberapa siklus hidup ikan antara lain daerah berpijah spawning ground dan daerah asuhan nursery ground. 3 Selektifitas alat tangkap Pendekatan selektifitas alat tangkap bertujuan untuk mempertahankan struktur umur atau ukuran ikan dalam suatu stok pada suatu daerah. 4 Pelarangan alat tangkap Pendekatan pelarangan alat tangkap didasarkan pada adanya penggunaan bahan atau alat berbahaya dalam menangkap ikan baik bagi ekosistem perairan maupun berbahaya bagi yang menggunakan. 5 Kuota penangkapan Pengelolaan sumberdaya perikanan dengan pendekatan kuota penangkapan adalah upaya pembatasan jumlah ikan yang boleh ditangkap JTB. 6 Pengendalian upaya penangkapan Pendekatan pengendalian upaya penangkapan didasarkan pada hasil tangkapan maksimum agar dapat menjamin kelestarian sumberdaya ikan tersebut. Pengendalian upaya penangkapan dapat dilakukan dengan membatasi jumlah alat tangkap, jumlah armada, maupun jumlah trip penangkapan. Maka dalam menentukan batas upaya penangkapan diperlukan data time series yang akurat tentang jumlah hasil tangkapan suatu jenis ikan dan jumlah upaya penangkapannya di suatu daerah penangkapan. Mekanisme pengendalian upaya penangkapan yang paling efektif adalah dengan membatasi izin usaha penangkapan ikan pada suatu daerah penangkapan. 16

3. METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Pola reproduksi ikan swanggi Priacanthus tayenus pada penelitian ini adalah tinjauan mengenai sebagian aspek reproduksi yaitu pendugaan ukuran pertama kali matang gonad, musim pemijahan, sifat pemijahan ikan swanggi. Pemijahan ikan swanggi dapat terjadi secara sebagian atau total. Maka untuk mengetahui hal tersebut dilakukan pengamatan faktor kondisi, Tingkat Kematangan Gonad TKG, Indeks Kematangan Gonad IKG, dan diameter telur. Pengamatan tersebut juga dilakukan untuk mengetahui potensi reproduksi. Ikan swanggi yang diamati merupakan ikan hasil tangkapan yang berasal dari Selat Sunda yang didaratkan di PPP Labuan Banten.

3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama delapan bulan mulai Maret sampai dengan Oktober 2011. Waktu pengambilan contoh dilakukan satu kali setiap bulan. Ikan contoh diambil dari TPI Tempat Pelelangan Ikan Labuan, yaitu TPI Labuan 1 dan TPI Labuan 3 yang merupakan hasil tangkapan nelayan yang melaut di perairan Selat Sunda. Adapun peta lokasi penelitian terlihat pada Gambar 2. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan swanggi Sumber : Dinas Hidro-Oseanografi 2004