23
3.4.4. Nisbah kelamin
Nisbah kelamin dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah jantan dan betina dari ikan contoh, sehingga dapat diketahui rasio keduanya. Analisis untuk
mengetahui keseimbangan nisbah kelamin ikan jantan dan betina dirumuskan sebagai berikut Effendie 2002 :
Pj =
x
100 Keterangan :
Pj : nisbah kelamin Jantanbetina
A : jumlah jenis ikan tertentu Jantanbetina
B : jumlah total individu ikan yang ada ekor
Rasio antara ikan jantan dan betina dari suatu populasi ikan tersebut kemudian diuji kembali dengan menggunakan uji Chi-square X
2
Steel Torrie 1993 in Adisti 2010, analisis ini dilakukan dengan bantuan software Ms. Excel, sehingga
dapat diketahui keseimbangan populasi. Berikut adalah rumus dari uji Chi-square : Χ
2
= Keterangan :
Χ
2
: nilai bagi peubah acak yang sebaran penarikan contohnya menghampiri sebaran Khi-Kuadrat
oi : jumlah frekuensi ikan jantan dan betina yang teramati
ei : jumlah frekuensi harapan dari ikan jantan dan betina
Hipotesis yang digunakan adalah : H0 = 0 ; Proporsi jantan dan betina ideal di perairan
H1 ± 0 ; Proporsi jantan dan betina tidak ideal di perairan
3.4.5. Indeks kematangan gonad
Indeks kematangan gonad dapat diukur dengan membandingkan bobot gonad dengan bobot tubuh ikan Effendie 2002 :
IKG = x 100
Keterangan : BG : bobot gonad gram
BT : bobot tubuh
24
3.4.6. Penentuan ukuran ikan pertama kali matang gonad
Pendugaan ukuran pertama kali ikan matang gonad dilakukan untuk mengetahui umur ikan swanggi di Selat Sunda pertama kali matang gonad.
Pendugaan ini dilakukan dengan memisahkan kelompok belum matang gonad TKG I, II, dan III dan kelompok yang matang gonad TKG V, kemudian dibuat
grafik berdasarkan selang kelas. Metode lain untuk menduga ukuran pertama kali ikan matang gonad dapat
dilakukan dengan pendekatan teoritis berdasarkan perhitungan 50 matang gonad dari proporsi pada kurva logistik King 2006. Persamaan pada metode King
tersebut adalah sebagai berikut : P
=
Keterangan : P : proporsi matang gonad
L : rata-rata panjang Lm : ukuran pertama kali matang gonad
3.4.7. Fekunditas
Fekunditas ikan atau jumlah telur masak sebelum dikeluarkan saat ikan memijah dapat dihitung dengan menggunakan rumus Effendie 2002 berikut :
F =
Keterangan : F
: fekunditas gabungan butir G
: berat gonad gram V
: volume pengenceran ml X
: jumlah telur tiap ml butir Q
: berat telur contoh gram Fekunditas dapat dihubungkan dengan panjang tubuh maupun bobot tubuh
Effendie 2002. Hubungan antara fekunditas dengan panjang dapat dirumuskan sebagai berikut :
F = aL
b
25 Sedangkan hubungan fekunditas dengan bobot dirumuskan sebagai berikut :
F = aW
b
Keterangan : F
: fekunditas total butir a
: konstanta b
: konstanta L
: bobot total ikan W
: bobot total ikan
26
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil 4.1.1. Kondisi umum PPP Labuan
PPP Pelabuhan Perikanan Pantai Labuan, Banten merupakan pelabuhan perikanan pantai terbesar di Kabupaten Pandeglang yang didirikan oleh pemerintah
untuk memfasilitasi kegiatan masyarakat maupun nelayan dalam kegiatan perikanan. Lokasi PPP Labuan berada pada titik koordinat 06°24’30’’LS dan 105°49’15’’BT
Kartika 2007. Kondisi curah hujan rata-rata tahunan di PPP Labuan adalah sebesar
1.814 mm, sedangkan hari hujan rata-rata tahunan sebesar 101 hari. Musim hujan pada umumnya jatuh pada bulan Januari, Februari, Maret, November, dan Desember
dengan curah hujan rata-rata 374 mmbulan. Musim kemarau jatuh pada bulan April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, dan Oktober dengan curah hujan 209 mmbulan
Kartika 2007. PPP Labuan terdiri dari TPI 1 dan TPI 3 yang berada di muara sungai
Cipunteun, serta TPI 2 yang berada di tepi pantai terbuka. Jenis kapal motor yang dioperasikan di TPI 1 dan TPI 3 berukuran 0-5 GT dan 5-10 GT yang merupakan
pelabuhan bagi armada kapal obor, rampus, dan cantrang, sementara kapal motor yang dioperasikan di TPI 2 berukuran lebih dari 10 GT karena merupakan pelabuhan
bagi armada kapal purse seine, dengan operasi penangkapan terjadi sepanjang tahun baik musim barat maupun musim peralihan. Kondisi daerah penangkapan yang
terhalang oleh pulau-pulau kecil membantu nelayan melakukan operasi penangkapan karena terlindung dari pengaruh gelombang Kartika 2007.
4.1.2. Kondisi perikanan Swanggi di PPP Labuan
Ikan swanggi Priacanthus tayenus merupakan salah satu ikan hasil tangkapan yang bersifat komersial dan banyak didaratkan di PPP Labuan, hal ini
dibuktikan dengan selalu terdapatnya ikan swanggi pada bulan-bulan pengamatan yaitu pada bulan Maret sampai Oktober 2011. Ikan swanggi menempati urutan
kelima hasil tangkapan terbanyak ikan-ikan demersal. Berikut ini merupakan diagram data hasil tangkapan dominan di PPP Labuan Banten Gambar 4.