10 yang belum saatnya matang gonad akan mengalami matang gonad lebih awal
Jennings et al. 2001. Berdasarkan Sivakami et al. 2001 pada spesies satu genus dari
Priacanthus tayenus yaitu Priacanthus hamrur yang diteliti disepanjang pantai India, diketahui bahwa umur ikan tersebut matang gonad pertama kali untuk ikan
jantan sebanyak 53.50 berada pada selang kelas panjang 171-180 mm dan sebesar 58 berada pada selang kelas panjang 181-190 mm, sedangkan pada ikan betina
diketahui umur ikan matang gonad pertama kali sebesar 47.57 berada pada selang kelas panjang 182-190 mm dan sekitar 50 berada pada selang kelas panjang 191-
200 mm. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Premalatha pada tahun 1994 sampai 1996 di sepanjang pantai barat daya India ikan Priacanthus hamrur yang
matang gonad memilki ukuran panjang rata-rata 175 mm untuk jantan dan 190 mm untuk betina.
2.3.6. Waktu pemijahan
Perkembangan diameter
telur semakin
meningkat seiring
dengan meningkatnya kematangan gonad saat mendekati pemijahan Suhono 2005. Waktu
pemijahan ikan yang pendek ditunjukkan dari ovarium ikan yang mengandung telur ikan masak berukuran sama dan sebaliknya waktu pemijahan yang panjang dan terus
menerus diketahui dari ukuran telur ikan yang berbeda di dalam ovarium Hoar 1957 in Suhono 2005. Menurut Sivakami et al. 2001 ikan Priacanthus hamrur yang
diteliti disepanjang pantai India yaitu di wilayah Cochin mengalami musim pemijahan pada bulan April sampai Juli, dengan dominasi ikan yang ditemukan
adalah ikan betina, sedangkan ikan Priacanthus macracanthus memiliki musim pemijahan pada bulan November sampai Februari.
2.3.7. Fekunditas
Fekunditas adalah jumlah telur yang potensial dihasilkan didalam ovarium ikan pada suatu siklus reproduksi. Jumlah telur yang diproduksi dapat bervariasi
Hartman Northcote 2004. Analisis fekunditas diperlukan untuk mengestimasi kelimpahan telur tahunan dan deskripsi life history Jennnings et al. 2001.
Variasi fekunditas dipengaruhi beberapa faktor antara lain kondisi lingkungan Brojo et al. 2001, seperti makanan dan ukuran ikan Yustina Arnentis 2002.
11 Ikan yang hidup pada habitat dengan ancaman predator yang tinggi akan memiliki
fekunditas tinggi sebagai bentuk upaya untuk mempertahankan regenerasi keturunannya, sedangkan ikan yang hidup di habitat yang sedikit predator maka
telur yang
dikeluarkan akan
sedikit atau
fekunditas rendah
Sjafei et al. 1993 in Novitriana et al. 2004. Warjono 1990 mengemukakan bahwa variasi fekunditas disebabkan oleh
adanya kelompok ikan yang baru memijah dan sudah memijah, sehingga produksi telur cenderung lebih tinggi daripada ikan yang baru memijah. Selain itu, variasi
fekunditas tersebut juga disebabkan adanya penyebaran produksi telur yang tidak merata. Sedangkan Nikolsky 1969 in Effendie 2002 menyatakan bahwa faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi fekunditas yaitu : 1
Kelompok umur atau ukuran yang menyebabkan fekunditas berfluktuasi, fekunditas relatif maksimum terjadi pada golongan ikan muda sedangkan ikan
tua kadang-kadang tidak memijah sepanjang tahun. 2
Perbedaan makanan dan respon terhadap perbaikan makanan. 3
Pertumbuhan individu yang mengakibatkan fekunditas meningkat karena kematangan gonad yang lebih awal dari individu yang tumbuh lebih cepat.
4 Kandungan makanan dan predator.
5 Kondisi lingkungan, yaitu ikan yang bersifat migran memiliki fekunditas yang
lebih tinggi dibandingkan ikan yang tidak beruaya. Fekunditas dibagi menjadi beberapa definisi antara lain fekunditas total dan
fekunditas relatif. Fekunditas total adalah jumlah telur dari generasi tahun tersebut yang akan dikeluarkan tahun itu pula, sedangkan fekunditas relatif adalah jumlah
telur per satuan bobot atau panjang Effendie 2002. Jika dilakukan pendugaan hubungan antara fekunditas dengan panjang
maupun bobot dapat dihasilkan dua kemungkinan yaitu koefisien korelasi positif yang kuat maupun yang rendah. Berdasarkan Dennison Bulkley 1972 in
Effendie 2002 rendahnya korelasi disebabkan oleh batas kisar yang ekstrim dari fekunditas pada ukuran yang sama serta menurut penelitian yang dilakukan oleh
Batts 1972 in Effendie 2002 terhadap spesies Katsuwonus pelamis r koefisien korelasi yang rendah menunjukkan fekunditas yang bervariasi pada ukuran panjang
yang sama. Nilai koefisien kolerasi yang rendah diduga karena model-model yang
12 digunakan tidak sesuai untuk menjelaskan hubungan fekunditas dengan panjang
Senta Tan 1975 in Brojo Sari 2002; Rahardjo 2006. Oleh karena itu menurut Brojo et al. 2001 jika nilai koefisien keeratan rendah maka dapat
dikatakan bahwa tidak ada hubungan erat antara fekunditas dengan panjang maupun dengan bobot.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sivakami et al. 2001 di sepanjang pantai India dari tahun 1996 sampai 1999 fekunditas Priacanthidae berkisar pada
155.800 – 722.313 butir. Serta berdasarkan Premalatha 1997 di pantai barat daya
India fekunditas ikan Priacanthus dari spesies Priacanthus macracanthus rata-rata adalah 109.411 butir.
2.3.8. Pola pemijahan