Hubungan panjang bobot Faktor kondisi Nisbah kelamin

21 3.4. Analisis Data 3.4.1. Sebaran frekuensi panjang Data panjang yang diperoleh dari pengukuran panjang ikan ditabulasikan menjadi beberapa kelompok ukuran berdasarkan kelas ukuran panjang total ikan. Tujuan analisis data berdasarkan sidik frekuensi panjang untuk menentukan umur terhadap kelompok-kelompok panjang tertentu. Analisis tersebut bermanfaat dalam pemisahan suatu distribusi frekuensi panjang yang kompleks ke dalam sejumlah kelompok ukuran Sparre Venema 1999. Sebaran frekuensi panjang pada analisis pola reproduksi ini dilakukan untuk mempermudah dalam pengelompokan ukuran baik dalam analisis TKG, IKG, dan Faktor kondisi. Sehingga interpretasi terhadap kondisi biologis tersebut didasarkan pada selang kelas ukuran panjang. Frekuensi setiap selang kelas dan batas kelas panjang sebelumnya ditentukan terlebih dahulu. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui pergeseran modus setiap bulan, sehingga dapat diprediksi kecepatan pertumbuhan populasinya. Perhitungan secara matematis dilakukan dengan menggunakan bantuan software Ms. Excel, melalui perhitungan data analysis pada tools tersebut. Rumus matematis analisis sebaran frekuensi panjang berdasarkan ukuran panjang yaitu sebagai berikut Walpole 1993: 1 Menentukan wilayah kelas, r = pb-pk r = wilayah kelas, pb = panjang tertinggi, pk = panjang terpendek 2 Menentukan jumlah kelas 1 + 3,32 log N N = jumlah data 3 Menghitung lebar kelas, L = L = lebar kelas, r = wilayah kelas 4 Memilih ujung bawah kelas interval 5 Menentukan frekuensi jumlah masing-masing selang kelas yaitu jumlah frekuensi dibagi jumlah total dikalikan 100.

3.4.2. Hubungan panjang bobot

Analisis data hubungan panjang dan bobot dilakukan untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan swanggi, sehingga dapat dilakukan analisis lanjut terhadap faktor- faktor yang mengakibatkan pola pertumbuhan bersifat isometrik atau allometrik. 22 Analisis data hubungan panjang bobot mengacu pada Effendi 2002 berdasarkan persamaan allometrik allometric growth model, berikut adalah rumus matematisnya : W = aL b Keterangan : W : bobot tubuh ikan gram L : panjang tubuh ikan mm a : intersep b : slope kemiringan Nilai b digunakan untuk menduga pola pertumbuhan kedua parameter yang dianalisis. Adapun hipotesis yang digunakan adalah : 1 Bila b = 3 maka disebut isometrik pertumbuhan panjang sama dengan pertubuhan berat. 2 Bila b ≠ 3 maka disebut allometrik, yaitu : b 3 disebut allometrik positif pertumbuhan berat lebih dominan b 3 disebut allometrik negatif pertumbuhan panjang lebih dominan Analisis hubungan panjang-bobot ini dilakukan dengan bantuan software Ms. Excel.

3.4.3. Faktor kondisi

Faktor kondisi K adalah suatu keadaan yang menyatakan kemontokan ikan dan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut Effendie 2002 : Keterangan : K t,s,f : faktor kondisi W : bobot tubuh ikan contoh gram L : panjang total ikan contoh mm a : konstanta b : intercept Effendie 1979 menyatakan apabila nilai K berkisar antara 2-4 menunjukkan bahwa badan ikan tersebut berbentuk agak pipih. Sedangkan nilai K yang berkisar antara 1-3 menunjukkan bahwa badan ikan tersebut berbentuk kurang pipih. 23

3.4.4. Nisbah kelamin

Nisbah kelamin dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah jantan dan betina dari ikan contoh, sehingga dapat diketahui rasio keduanya. Analisis untuk mengetahui keseimbangan nisbah kelamin ikan jantan dan betina dirumuskan sebagai berikut Effendie 2002 : Pj = x 100 Keterangan : Pj : nisbah kelamin Jantanbetina A : jumlah jenis ikan tertentu Jantanbetina B : jumlah total individu ikan yang ada ekor Rasio antara ikan jantan dan betina dari suatu populasi ikan tersebut kemudian diuji kembali dengan menggunakan uji Chi-square X 2 Steel Torrie 1993 in Adisti 2010, analisis ini dilakukan dengan bantuan software Ms. Excel, sehingga dapat diketahui keseimbangan populasi. Berikut adalah rumus dari uji Chi-square : Χ 2 = Keterangan : Χ 2 : nilai bagi peubah acak yang sebaran penarikan contohnya menghampiri sebaran Khi-Kuadrat oi : jumlah frekuensi ikan jantan dan betina yang teramati ei : jumlah frekuensi harapan dari ikan jantan dan betina Hipotesis yang digunakan adalah : H0 = 0 ; Proporsi jantan dan betina ideal di perairan H1 ± 0 ; Proporsi jantan dan betina tidak ideal di perairan

3.4.5. Indeks kematangan gonad