Metode Pengolahan Data Analisis Karakteristik dan Persepsi Konsumen Pengaruh Persepsi Konsumen Beras Kemasan Manufacture Brand serta Pengaruhnya terhadap Jumlah Pembelian (Studi Kasus di Giant Botani Square, Bogor)

58 mewawancarai pihak-pihak yang ada di Giant. Selanjutnya dilakukan pretest terhadap pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat dalam kuisioner. Pretest ini dilakukan terhadap 20 orang responden. Hasil pretest ini dijadikan dasar dalam perbaikan kuesioner sehingga dapat dibuat kuesioner dengan jumlah pertanyaan terbatas tetapi dapat menjawab tujuan dari penelitian.

4.5. Metode Pengolahan Data

Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif descriptive analysis dan analisis kuantitatif dengan metode regresi ganda multiple regression. Pengolahan data menggunakan microsoft excel 2007 dan SPSS 17,0. Analisis deskriptif dilakukan untuk menjelaskan gambaran umum Giant sebagai anak cabang dari PT. Hero Supermarket Tbk, karakteristik konsumen beras kemasan manufacture brand di Giant Botani Square, proses keputuan pembelian beras kemasan manufacture brand oleh konsumen, dan persepsi konsumen terhadap beras kemasan manufacture brand. Selain itu analisis ini juga digunakan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pembelian beras kemasan manufacture brand di Giant Botani Square. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pembelian beras kemasan manufacture brand di Giant Botani Square dijelaskan secara kuantitatif yaitu dengan menggunakan metode regresi ganda multiple regression. Faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen selalu membawa motivasi, persepsi, dan pilihan pribadi masing-masing. Engel et al, 1994 menyatakan proses keputusan dibentuk oleh tiga faktor yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan individu, dan pengaruh psikologis. Sedangkan Kotler 2000 membagi faktor- faktor tersebut ke dalam kategori budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Faktor pribadi atau karakteristik pribadi individu merupakan sala satu faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen. Karakteristik tersebut meliputi usia, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, status perkawinan, pekerjaan, dan lain-lain. Dalam Sumarwan 2003 perbedaan karakteristik menggambarkan ciri unik dari masing-masing individu. Perbedaan karakteristik ini akan mempengaruhi respon individu terhadap lingkungannya secara konsisten. Kotler 2000 juga menyatakan 59 bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen adalah persepsi. Merujuk pada hal-hal tersebut maka variabel bebas independent yang diduga mempengaruhi faktor-faktor pembelian beras kemasan manufacture brand di Giant Botani Square adalah variabel karakteristik konsumen dan variabel persepsi. Adapun variabel karakteristik konsumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, agama, suku bangsa, warga negara, keturunan, jumlah anggota keluarga, tempat tinggal, pendidikan, status pernikahan, pekerjaan, dan pendapatan. Variabel Sedangkan untuk variabel persepsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kebersihan, warna, keseragaman bulir, kepulenan, aroma, daya tahan, harga, jenisvarietas beras, berat bersih netto, informasi sertifikasi organik, tanggal produksi dan kadaluarsa, informasi kandunga nutrisi, informasi produsen, informasi sertifikasi halal, dan logo. 1. Kebersihan Beras yang bersih berarti beras yang tidak memiliki kotoran seperti sisa gabah dan batu-batu kecil. Beras yang baik adalah beras yang tidak memiliki sisa gabah dan batu-batu kecil. 2. Warna Warna beras merupakan salah satu indikator penting bagi konsumen dalam membeli beras. warna beras yang semakin putih menunjukkan bahwa beras tersebut semakin baik. 3. Keseragaman Bulir Beras yang baik adalah beras yang memiliki bulir yang relatif seragam dan tidak patah-patah. 4. Kepulenan Kepulenan beras setelah dimasak tergantung dari jenis beras. Namun seringkali konsumen mengganggap jenis beras sama saja. Semakin pulen beras setelah dimasak menandakan bahwa tingkat kepulenan beras tersebut semakin baik. 60 5. Aroma Aroma beras menunjukkan ada atau tidaknya bau beras sebelum dan sesudah dimasak. Semakin harum beras tersebut maka aromanya semakin baik. 6. Daya tahan Daya tahan beras dilihat dari lamanya beras dapat digunakan setelah dimasak dan lamanya beras dapat disimpan sampai tidak rusak berbau dan berkutu. Semakin tahan suatu beras maka tingkat daya tahannya semakin baik. 7. Harga Harga termasuk dalam penilaian persepsi yakni bagaimana konsumen melihat harga dari beras kemasan manufacture brand di Giant apakah murah atau mahal. 8. Jenisvarietas beras Informasi tentang informasi jenis atau varietas beras dalam penelitian akan dipersepsikan oleh konsumen dari persepsi sangat tidak penting hingga sangat penting untuk ada di kemasan beras. 9. Berat bersih netto Informasi tentang berat bersih netto dilihat dari persepsi konsumen, apakah konsumen mempersepsikan informasi berat bersih netto sangat tidak penting atau sangat penting untuk ada di kemasan beras. 10. Informasi organik Informasi organik pada kemasan beras dalam penelitian ini akan dinilai dari persepsi konsumen, apakah konsumen mempersepsikan informasi organik sangat tidak penting atau sangat penting untuk ada di kemasan beras. 11. Informasi tanggal produksi dan kadaluarsa Informasi tanggal produksi dan kadaluarsa pada kemasan beras dalam penelitian ini akan dinilai dari persepsi konsumen, apakah konsumen mempersepsikan informasi ini sangat tidak penting atau sangat penting untuk ada di kemasan beras. 12. Informasi kandungan nutrisi Informasi kandungan nutrisi pada kemasan beras dalam penelitian ini akan dinilai dari persepsi konsumen, apakah konsumen mempersepsikan informasi ini sangat tidak penting atau sangat penting untuk ada di kemasan beras. 61 13. Informasi produsen Informasi produsen pada kemasan beras dalam penelitian ini akan dinilai dari persepsi konsumen, apakah konsumen mempersepsikan informasi produsen sangat tidak penting atau sangat penting untuk ada di kemasan beras. 14. Informasi sertifikasi halal Informasi sertifikasi halal seringkali menjadi atribut yang penting untuk ada di kemasan suatu produk. Informasi sertifikasi halal dalam penelitian ini akan dinilai dari persepsi konsumen, apakah konsumen mempersepsikan informasi produsen sangat tidak penting atau sangat penting untuk ada di kemasan beras. 15. Logo Logo merupakan ikon atau gambar yang memberikan identitas terhadap suatu produk. Dalam penelitian ini penilaian logo beras akan dilihat dari persepsi konsumen terhadap logo tersebut, apakah konsumen mempersepsikan logo beras kemasan sangat tidak menarik atau sangat menarik. Pada penelitian ini akan digunakan dua model regresi untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pembelian beras kemasan manufacture brand di Giant Botani Square. Model regresi yang pertama adalah faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pembelian beras kemasan manufacture brand diduga dari variabel-variabel pada persepsi konsumen, dan model yang kedua adalah faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pembelian beras kemasan manufacture brand diduga dari variabel-variabel pada karakteristik konsumen. Pada model pertama, faktor-faktor yang diduga mempengaruhi jumlah pembelian beras secara sistematis dapat ditulis: Ŷ = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + … + b 15 X 15 + e Dimana: Ŷ = Jumlah pembelian beras kg X 1 = kebersihan X 2 = warna X 3 = keseragaman bulir X 4 = kepulenan X 5 = aroma 62 X 6 = daya tahan X 7 = harga X 8 = jenisvarietas beras X 9 = berat bersih netto X 10 = informasi sertifikasi organik X 11 = tanggal produksi dan kadaluarsa X 12 = informasi kandungan nutrisi X 13 = informasi produsen X 14 = informasi sertifikasi halal X 15 = logo a = konstanta b = nilai koefisien variabel bebas ke i e = error term Sedangkan pada model kedua, faktor-faktor yang diduga mempengaruhi jumlah pembelian beras secara sistematis dapat ditulis: Ŷ = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + … + b 12 X 12 + e Dimana: Ŷ = Jumlah pembelian beras kg X 1 = usia X 2 = jenis kelamin X 3 = agama X 4 = suku bangsa X 5 = keturunan X 6 = jumlah anggota keluarga X 7 = tempat tinggal X 8 = pendidikan X 9 = pekerjaan X 10 = pendapatan a = konstanta b = nilai koefisien variabel bebas ke i e = error term 63 Hasil dari analisis kuantitatif ini juga akan dijelaskan secara deskriptif untuk melihat serta menguraikan masing-masing variabel dalam mempengaruhi jumlah pembelian beras kemasan manufacture brand di Giant Botani Square.

4.5.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki Nazir, 2003. Analisis deskriptif dilakukan dengan cara menggambarkan secara rinci data yang diperoleh dengan membuat tabulasi hasil jawaban responden dan kemudian dipresentasikan. Data yang dianalisis dengan menggunakan tabulasi deskriptif adalah karakteristik konsumen pembeli beras kemasan manufacture brand di Giant, persepsi konsumen mengenai beras kemasan manufacture brand di Giant, proses keputusan pembelian beras kemasan manufacture brand di Giant, yang terdiri dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan pasca pembelian, serta menginterpretasikan hasil analisis logit yang digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian beras kemasan manufacture brand di Giant.

4.5.2. Metode Regresi Berganda

Menurut Lind, Marchal dan Wathen 2008, analisis regresi berganda merupakan salah satu cara untuk menjelaskan hubungan antara variabel terikat dengan beberapa variabel bebas. Untuk mengetahui baik atau tidaknya model yang digunakan dapat dilihat dari koefisien determinasi berganda R 2 . Koefisien determinasi didefinisikan sebagai persen variasi dalam variabel terikat yang dapat dijelaskan dan disebabkan oleh sekelompok variabel bebas. Nilai R 2 berkisar antara 0 – 1. Apabila sebuah model memiliki nilai koefisien determinasi yang mendekati 1 maka model tersebut merupakan model yang baik karena menunjukkan hubungan yang kuat antara variabel terikat dengan variabel bebas. 64 Adapun rumus untuk menghitung koefisien determinasi berganda adalah sebagai berikut: Keterangan: R 2 = koefisien determinasi berganda SSR = jumlah kuadrat regresi SStotal = jumlah kuadrat total

4.5.2.1 Uji F Uji Global

Pengujian ini dilakukan untuk melihat kemampuan variabel-variabel bebas secara keseluruhan dalam menjelaskan perilaku variabel terikat Y. Pengujian yang dilakukan disebut sebagai uji global. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan F hitung dan F tabel dengan hipotesis sebagai berikut: H : b 1 = b 2 = b 3 = 0 semua faktor X j tidak mempengaruhi Y H 1 : Tidak semua b j adalah 0 minimal ada satu X j yang mempengaruhi Y Nilai F hitung dapat diperoleh dengan rumus berikut: Keterangan: SSR = jumlah kuadrat regresi SSE = jumlah kesalahan kuadrat n = jumlah pengamatan k = jumlah variabel bebas dengan aturan keputusan: Jika F hitung F tabel Æ Tolak H 65

4.5.2.2. Uji t Uji Individual

Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh variabel bebas secara individu terhadap variabel tak bebas dengan menganggap variabel bebas lain konstan. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel . Hipotesis dari pengujian ini adalah: H : b i = 0 Variabel X i tidak mempengaruhi variabel Y H 1 : b i ≠ 0 Variabel X i mempengaruhi variabel Y Rumus untuk memperoleh nilai t: keterangan: b i = koefisien variabel ke i 0 = parameter ke-i yang dihipotesiskan b i = 0 S bi = standar deviasi dari distribusi koefisien variabel ke i dengan aturan keputusan: Jika t hitung t tabel Æ tolak H

4.5.2.3. Evaluasi Asumsi-asumsi Regresi Linear berganda

Menurut Lind, Marchal dan Wathen 2008, untuk mengetahui validitas dari pengujian statistik global dan individual yang kita lakukan dapat diketahui dari beberapa asumsi regresi linier berganda. Uji asumsi ini penting dilakukan karena apabila asumsi yang dipakai salah atau dilanggar, maka hasil analisis mungkin akan bias atau menyesatkan. Asumsi-asumsi yang diperlukan untuk melakukan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang linier

Hubungan antara variabel-variabel bebas dan variabel terikat bersifat linier. Hubungan ini dapat dievaluasi dengan diagram pencar dan titik-titik residu. Grafik diagram pencar membantu peneliti membayangkan hubungan dan memberikan informasi awal tentang arah positif atau negatif, linieritas dan 66 kekuatan hubungannya. Titik-titik residu dapat membantu peneliti mengevaluasi linieritas dari persamaan regresi berganda. Apabila titik-titiknya terpencar dan tidak ada pola yang jelas maka asumsi linieritas telah terpenuhi. Namun apabila terdapat pola untuk titik-titik pada diagram pencar maka ada kemungkinan persamaan yang digunakan tidak bersifat linieritas.

2. Homokedastisitas Variasi pada residu sama untuk nilai besar dan

kecil Asumsi dalam uji ini adalah variasi di sekitar persamaan regresi bernilai sama untuk semua nilai variabel-variabel bebas. Asumsi ini menyatakan bahwa kesalahan peramalan harus bersifat konstan di seluruh observasi. Untuk menguji homokedastisitas, residu-residu digambarkan untuk nilai-nilai yang dicocokkan. Grafik yang digunakan sama dengan grafik yang digunakan untuk mengevaluasi asumsi linieritas yaitu dengan menggunakan grafik diagram pencar.

3. Residu mengikuti pola distribusi probabilitas normal

Untuk memastikan bahwa kesimpulan yang kita ambil dalam uji global dan uji individual valild, maka kita perlu untuk mengevaluasi distribusi residunya. Asumsi dalam uji ini adalah residu akan mengikuti distribusi probabilitas normal. Grafik probabilitas normal biasanya digunakan untuk mengevaluasi asumsi residu yang terdistribusi normal. Residu terdistribusi normal apabila titik-titiknya cukup dekat dengan garis lurus yang ada dalam grafik.

4. Variabel-variabel bebasnya tidak boleh berkorelasi Multikolinieritas

Mulkolinieritas muncul ketika variabel-variabel bebasnya berkorelasi. Variabel-variabel bebas yang berkorelasi membuat kita sulit mengambil keputusan mengenai masing-masing koefisien regresi dan dampak masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Adanya multikolinieritas dalam persamaan regresi mungkin menghasilkan sesuatu yang tidak terduga serta menghasilkan hasil yang salah dalam pengujian hipotesis untuk masing-masing variabel bebas. Hal ini disebabkan oleh ketidakstabilan dalam kesalahan standar estimasi. 67 Salah satu cara untuk mengurangi dampak multikolinieritas adalah dengan memilih variabel bebas yang akan digunakan dalam persamaan secara hati-hati. Uji yang digunakan untuk melihat multikolinieritas adalah dengan menggunakan faktor inflasi variansi atau VIF variance inflation factor dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: = koefisien determinasi Variabel bebas yang dipilih dalam uji ini digunakan sebagai variabel terikat dan variabel bebas lainnya dianggap sebagai variabel bebas. Apabila nilai VIF 10, maka hal ini mengindikasikan adanya multikolinieritas dan variabel bebas tersebut sebaiknya tidak digunakan dalam persamaan regresi.

5. Residunya bersifat saling bebas

Asumsi kelima dalam evaluasi asumsi regresi linier berganda adalah bahwa residu-residu yang saling berurutan seharusnya bersifat saling bebas. Ini berarti tidak berpola, tidak berkorelasi tinggi dan tidak banyak deretan residu positif atau residu negatif terus-menerus yang cukup panjang. Apabila residu yang berurutan saling berkorelasi maka disebut autokorelasi. Autokorelasi biasanya terjadi ketika data dikumpulkan selama suatu periode tertentu karena suatu kejasian dalam suatu periode waktu tertentu biasanya mempengaruhi kejadian di periode selanjutnya. Untuk menguji asumsi ini digunakan statistic Durbin-watson. Nilai statistic Durbin-Watson dapat dihitung dengan rumus: 68 Keterangan: d = nilai statistik Durbin-Watson e t = nilai residu untuk setiap pengamatan Nilai dari statistik Durbin-Watson dapat berkisar dari 0 – 4. Apabila nilai statistik d = 2,00 berarti tidak terdapat autokorelasi diantara residunya. Pada saat niali d mendekati 0, hal ini menunjukkan adanya autokorelasi positif. Autokorelasi negatif sangat jarang ditemukan. Apabila terjadi autokorelasi negatif, biasanya residu yang dihasilkan besar, tetapi tandanya berlawan. Hipotesis dari uji ini adalah: H : Tidak ada korelasi antarresidu ρ = 0 H 1 : Terdapat korelasi positif antarresidu ρ 0 Aturan keputusan untuk uji Durbin-Watson Nilai d d l Æ tolak H Nilai d d l Æ terima H Nilai d di antara d l dan d u Æ hasil inkonklusif Keterangan: ρ = koefisien korelasi dalam populasi d l = batas bawah nilai d dilihat dari table nilai kritis statistik d d u = batas atas nilai d dilihat dari table nilai kritis statistik d

4.6. Definisi Operasional