77
VI ANALISIS KARAKTERISTIK KONSUMEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN BERAS KEMASAN
MANUFACTURE BRAND
6.1. Karakteristik Responden
Responden yang diambil pada penelitian ini dipilih secara purposive. Kriteria responden yang dipilih pada penelitian ini yaitu responden yang saat ini
berusia di atas 17 tahun, sedang menggunakan salah satu merek beras kemasan manufacture brand
yang dijual di Giant, loyal terhadap produk tersebut minimal sudah mengkonsumsi selama dua tahun, membeli beras kemasan manufacture
brand atas inisiatif sendiri, dan membeli beras kemasan manufacture brand untuk
konsumsi keluarga secara keselurahan. Penelitian dilakukan di Giant Botani Square Bogor dan jumlah responden yang diambil sebanyak 40 orang. Responden
tersebut diharapkan dapat memberikan deskripsi penilaian persepsi terhadap beras kemasan manufacture brand dari pengalaman mereka selama mengkonsumsi.
Karakteristik umum responden dapat dijelaskan dengan variabel usia, jenis kelamin, suku bangsa, jumlah anggota keluarga, tempat tinggal, pendidikan
terakhir, status pernikahan, pekerjaan, dan rata-rata pendapatan per bulan.
6.1.1. Usia dan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden yang berbelanja beras kemasan manufacture brand berada pada usia 41-50 tahun, yaitu sebesar
45,00 persen. Jumlah ini tidak jauh berbeda dengan kelompok usia 31-40 tahun, yaitu sebesar 40,00 persen. Kedua kelompok usia tersebut memiliki persentase
terbesar. Pada kelompok usia tersebut, responden telah memiliki karir dan tingkat pendapatan yang layak, oleh karena itu mereka cenderung membeli beras
berkualitas dengan harga yang relatif lebih mahal.
78
Tabel 8. Karakteristik Responden berdasarkan Usia Karakteristik Jumlah Persentase
24-30 tahun 4
10,00 31-40 tahun
16 40,00
41-50 tahun 18
45,00 51-65 tahun
1 2,50
65 tahun 1
2,50
Total 40 100
Dari data sebaran responden berdasarkan jenis kelamin, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan dengan persentase
sebesar 82,50 persen. Ketika kuesioner diberikan kepada pasangan suami istri, para suami lebih memilih istrinya untuk menjawab pertanyaan. Mereka
beranggapan bahwa berbelanja beras merupakan tanggung jawab ibu. Hasil penelitian yang menunjukan sebagian besar responden adalah perempuan dapat
memberikan makna bahwa perempuan memegang peranan penting dalam keputusan pembelian kebutuhan pokok bagi keluarga seperti beras.
Tabel 9. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik Jumlah Persentase
Laki-laki 7 17,50
Perempuan 33 82,50
Total 40 100
Apabila melihat karakteristik konsumen berdasarkan usia dan jenis kelamin maka diketahui bahwa responden laki-laki pada kelompok usia 41-50
tahun adalah responden yang paling banyak berbelanja beras kemasan yaitu 7,50 persen. Demikian pula pada responden perempuan yang sebagian besar berada
pada kelompok usia 41-50 tahun sebesar 37,50 persen. Hal itu menunjukkan bahwa baik laki-laki maupun perempuan pada usia tersebut lebih sering
mengunjungi pusat perbelanjaan Giant Botani Square untuk berbelanja beras kemasan manufacture brand daripada kelompok usia lainnya.
79
Tabel 10. Karakteristik Responden berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Karakteristik Laki-
laki Persentase
Perempuan Persentase
Total Persentase
24-30 tahun 1
2,50 3
7,50 4
10,00 31-40 tahun
2 5,00
14 35,00
16 40,00
41-50 tahun 3
7,50 15
37,50 18
45,00 51-65 tahun
0,00 1
2.50 1
2,50 65 tahun
1 2,50
0,00 1
2,50
Total 7 17,50 33 82,50 40
100 6.1.2.
Suku Bangsa
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden beras kemasan manufacture brand di Giant Botani Square berasal dari berbagai suku
bangsa. Kota Bogor yang tergolong dalam tanah Sunda ternyata memiliki masyarakat dari berragam suku yang berdomisili di daerah tersebut. Dari hasil
penelitian diketahui bahwa sebaran suku bangsa responden beras kemasan manufacture brand
terdiri dari 11 suku bangsa seperti yang terlihat pada tabel 11. Dari beberapa suku bangsa yang dimiliki oleh responden, suku Sunda memiliki
jumlah terbesar reponden terbesar yaitu 35,00 persen. Hal tersebut dapat dipahami karena Giant Botani Square terletak di Kota Bogor yang berada di wilayah Jawa
Barat dengan mayoritas masyarakat yang tinggal di daerah tersebut adalah masyarakat suku Sunda.
Jika dilihat secara lebih mendalam, ketika analisa karakteristik suku bangsa dibedakan berdasarkan jenis kelamin maka hasilnya seperti terlihat pada
tabel 11. Berdasarkan tabel 11 terlihat bahwa sebagian besar responden laiki-laki berasal dari Suku Batak, dan responden perempuan berasal dari Suku Sunda.
80
Tabel 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Suku Bangsa dan Jenis Kelamin
Karakteristik Laki-
laki Perempuan
Total
Aceh 1 2,50
1 2,50
2 5,00
Mandailing 1 2,50 0 0,00
1 2,50
Minang 1 2,50
4 10,00
5 12,50
Sunda 0 0,00
14 35,00
14 35,00
Palembang 1 2,50 0 0.00
1 2,50
Jawa 1 2,50
7 17,50
8 20,00
Betawi 0 0,00
2 5,00
2 5,00
Batak 2 5,00
2 5,00
4 10,00
Jawa-Sunda 0 0,00 1 2,50
1 2,50
Banjar 0 0,00
1 2,50
1 2,50
Bugis 0 0,00
1 2,50
1 2,50
Total 7 17,50 33 82,50
40 100
6.1.3. Pendidikan
Mayoritas responden beras kemasan manufacture brand termasuk dalam orang yang berpendidikan atau terpelajar. Responden dengan pendidikan akhir
sarjana adalah sebesar 55,00 persen, dan yang berpendidikan akhir SMU 22,00 persen dari total keseluruhan responden. Konsumen dengan pendidikan yang
tinggi akan mempengaruhi proses keputusan pembelian. Dengan pendidikan yang semakin tinggi, konsumen akan lebih cerdas dalam memilih produk yang mereka
beli seperti memilih membeli beras yang telah dikemas dan dijual di pusat berbelanjaan modern Giant Botani Square. Mereka akan lebih selektif dalam
membeli beras karena dengan tingkat pendidikan yang mereka miliki, mereka lebih sadar terhadap mutu dan keamanan beras yang mereka konsumsi.
81
Tabel 12. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir Karakteristik Jumlah
Persentase
SD 1 2,50
SMP - -
SMA 9 22,50
Diploma 6 15,00
Sarjana 22 55,00
Pasca Sarjana 2
5,00
Total 40 100
6.1.4. Status Pernikahan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua responden sudah menikah. Bagi seseorang yang sudah menikah, beras merupakan salah satu daftar belanja
utama. Hasil ini juga dapat dilihat dari kelompok usia responden yang mayoritas berada pada sebaran usia 41-50 tahun dan 31-40 tahun, dimana pada usia tersebut
seseorang berada pada masa produktif dalam membangun rumah tangga.
Tabel 13. Karakteristik Responden berdasarkan Status Pernikahan Karakteristik Jumlah
Persentase
Menikah 40 100
Belum Menikah -
-
Total 40 100
6.1.5. Jumlah Anggota Keluarga
Responden beras kemasan manufacture brand di Giant memiliki jumlah anggota keluarga yang bervariasi. Jumlah anggota keluarga ini terdiri dari ayah,
ibu, dan anak atau ditambah dengan anggota keluarga lain yang ikut tinggal bersama keluarga tersebut. Sebanyak 30,00 persen responden beras kemasan
manufacture brand memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang.
Sebanyak 25,00 persen memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 5 orang. Dari hasil tersebut, diketahui bahwa rata-rata jumlah anggota keluarga responden beras
kemasan manufacture brand berkisar antara 4-5 orang.
82
Tabel 14. Karakteristik Responden berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
6.1.6. Pekerjaan
Sebagian besar responden beras kemasan manufacture brand di Giant Botani Square memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yaitu 45 persen.
Selain sebagai ibu rumah tangga, sebanyak 35,00 persen responden merupakan pegawai swasta dan 12,50 persen sebagai PNS.
Apabila karakteristik konsumen ini dilihat berdasarkan jenis kelamin dan pekerjaan maka diperoleh hasil bahwa perempuam yang bekerja sebagai PNS
adalah sebesar 12,50 persen, yang bekerja sebagai pegawai swasta 20,00 persen, dan yang bekerja sebagai wiraswasta 5,00 persen. Sedangkan laki-laki yang
bekerja sebagai pegawai swasta 15,00 persen, dan pensiunan 2,50 persen tabel 15.
Tabel 15. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan dan Jenis Kelamin
Karakteristik L Persentase
P Persentase
Total Persentase
Ibu Rumah Tangga -
0,00 18
45,00 18
45,00 PNS
- 0,00
5 12,50 5
12,50 Pegawai Swasta
6 15,00
8 20,00
14 35,00
Wiraswasta - 0,00 2 5,00
2 5,00
Pensiunan 1 2,50 - 0,00
1 2,50
Total 7 17,50
33 82,50
40 100
Karakteristik Jumlah Persentase
2 orang 1
2,50 3 orang
8 20,00
4 orang 12
30,00 5 orang
10 25,00
6 orang 6
15,00 7 orang
1 2,50
8 orang 1
2,50 15 orang
1 2,50
Total 40 100
83
6.1.7. Pendapatan
Keputusan konsumen dalam melakukan pembelian beras kemasan manufacture brand
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan mereka. Beras kemasan manufacture brand
merupakan beras yang ditujukan untuk kalangan yang peduli terhadap kesehatan dan keamanan pangan. Harga yang ditawarkan oleh produk ini
pun relatif tinggi. Oleh karena itu hanya masyarakat dengan tingkat pendapatan tinggi yang rela untuk membeli produk tersebut. Dari kuisioner penelitian
diperoleh hasil bahwa responden dengan tingkat pendapatan pada selang Rp. 5000.001-Rp. 15.000.000 memiliki jumlah terbesar yaitu sebanyak 45,00 persen.
Hampir semua responden beras kemasan manufacture brand di Giant memiliki tingkat pendapatan di atas Rp. 5000.000 per bulan. Hanya 10,00 persen dari total
seluruh responden yang memiliki tingkat pendapatan di bawah Rp. 5000.000 per bulan. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden beras kemasan
manufacture brand di Giant adalah golongan masyarakat menengah ke atas.
Tabel 16. Karakteristik Responden berdasarkan Pendapatan Karakteristik Jumlah
Persentase
5000000 4
10,00 5000001-15000000 18
45,00 15000001-25000000 13
32,50 25000001-35000000 2
5,00 35000000
3 7,50
Total 40 100
6.1.8.
Merek Beras
Selain melihat karakteristik konsumen beras kemasan manufacture brand di Giant, penelitian ini juga melihat aspek-aspek lain yang terkait dengan
konsumen seperti merek kemasan manufacture brand yang dipilih oleh konsumen, jumlah rata-rata kebutuhan beras konsumen, dan frekuensi belanja
beras oleh konsumen. Pada aspek merek, sebagian besar responden yaitu 25,00 persen membeli beras kemasan dengan merek Si Pulen Long Grain Crystal.
Selain itu sebanyak 20,00 persen responden membeli beras merek Topi Koki
84 Setra Ramos. Kedua merek ini menjadi favorit para responden karena paling
bertanggung jawab dengan label atau kemasannya. Sebelum loyal terhadap merek-merek tersebut, responden sebelumnya ada yang pernah mencoba beras
merek lain dan mereka merasa kecewa karena produk yang mereka beli hasilnya kurang sesuai dengan yang tercantum di kemasan. Selain bertanggung jawab
dengan kemasan beras, kedua produk ini pulen dan bersih. Merek Si Pulen dan Topi Koki banyak dipilih oleh konsumen juga dikarenakan kedua merek tersebut
memiliki Sales Promotion Girl SPG dan Sales Promotion Man SPM. Pada waktu tertentu, para SPG dan SPM gencar mempromosikan merek Si Pulen dan
Topi Koki kepada konsumen yang belum paham terhadap beras kemasan yang dijual Giant.
Apabila melihat karakteristik responden berdasarkan pendapatan dan pilihan jenis beras maka diperoleh hasil bahwa, responden dengan pendapatan
kurang dari Rp. 5.000.000 per bulan paling banyak membeli beras dengan merek Topi Koki Setra Ramos yaitu sebanyak 5,00 persen. Responden dengan
pendapatan Rp. 5.000.001-Rp. 15.000.000 per bulan mayoritas membeli merek Si Pulen Long Grain Crystal, yaitu sebanyak 12,50 persen. Responden dengan
pendapatan Rp. 15.000.001-Rp. 25.000.000 per bulan sebagian besar membeli merek Si Pulen Long Grain Crystal, yaitu sebanyak 10,00 persen. Responden
dengan pendapatan Rp. 25.000.001-Rp. 35.000.000 sebagian besar memilih merek Topi Koki Setra Ramos, yaitu sebanyak 5,00 persen. Pendapatan di atas Rp.
35.000.000 memilih merek Si Pulen Long Grain Crystal, Topi Koki Pandan Wangi, dan Beras Cianjur Setra Ramos masing-masing 2,50 persen. Beras
kemasan dengan merek Si Pulen paling banyak diminati oleh responden dengan pendapatan di atas Rp. 5000.000 per bulan. Hal ini dikarenakan Si Pulen
mempunyai rasa nasi yang pulen dan bersih serta memiliki SPG dan SPM yang selalu siap untuk mempromosikan merek tersebut. Harga beras merek Si Pulen
dan Topi Koki relatif lebih mahal, oleh karena itu hanya orang yang memiliki tingkat pendapatan yang tinggi yang sanggup membeli dan loyal terhadap merek
tersebut.
85
Tabel 17. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan dan Merek Beras
Keterangan: 1. Si Pulen Long Grain Crystal
2. Si Pulen Pandan Wangi 3. Topi Koki Setra Ramos
4. Topi Koki Pandan Wangi 5. Sania
6. Sego Wangi Setra Ramos 7. Beras Cianjur Setra Ramos
8. LCO Pandan Wangi 9. Logo Emas Special Rice Rojolele
10. Lautan Mas Pandan Wangi 11. LCO Rojolele
12. Cap Logam Emas Pandan Wangi 13. Lautan Mas Rojolele Delanggu
6.1.9. Jumlah Kebutuhan Beras
Jumlah kebutuhan beras per bulan oleh responden sangat bervariasi. Akan tetapi sebagian besar responden 52,50 persen membutuhkan beras sebanyak 10-
20 kg per bulan. Jumlah responden yang mempunyai kebutuhan beras 20 kg per bulan sebanyak 32,50 persen, sedangkan yang membutuhan beras 10 kg per bulan
sebanyak 20,00 persen. Jumlah kebutuhan beras oleh responden disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga atau jumlah orang yang makan nasi dalam suatu
keluarga. Jumlah kebutuhan beras ini apabila dilihat berdasarkan jumlah anggota
keluarga maka akan diperoleh hasil bahwa responden dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 5 orang adalah responden yang paling banyak dengan jumlah
kebutuhan beras sebesar 20 kg setiap bulannya. Sebanyak 5 responden atau 12,50 persen dari total seluruh responden yang beranggotakan keluarga 5 orang
memerlukan beras setiap bulan sebanyak 20 kg. Sedangkan responden yang memiliki anggota keluarga sebanyak 4 orang sebagian besar membutuhkan beras
sebanyak 10 kg per bulan. Kebutuhan beras dan jumlah anggota keluarga sangat
Pendapatan 1 2 3 4 5
6 7
8 9
10 11
12 13 Jumlah
5000000 0,00 0,00 5,00 0,00 0,00 0,00 2,50 0,00 2,50 0,00 0,00 0,00 0,00
10,00 5000001-15000000 12,50 7,50 5,00 2,50 2,50 2,50 0,00 2,50 0,00 5,00 0,00 2,50 2,50
45,00 15000001-25000000 10,00 5,00 5,00 5,00 2,50 2,50 0,00 0,00 0,00 0,00 2,50 0,00 0,00
32,50 25000001-35000000 0,00 0,00 5,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5,00
35000001 2,50 0,00 0,00 2,50 0,00 0,00 2,50 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
7,50 Total
25,00 12,50 20,00 10,00 5,00 5,00 5,00 2,50 2,50 5,00 2,50 2,50 2,50 100
86 mempengaruhi. Semakin banyak jumlah anggota keluarga maka semakin besar
jumlah beras yang dibutuhkan. Akan tetapi suatu keluarga yang memiliki jumlah anggota keluarga lebih banyak dari keluarga lain belum tentu membutuhkan beras
yang lebih banyak dari keluarga yang jumlah anggota keluarganya lebih sedikit. Hal ini dikarenakan tiap keluarga memiliki pola makan yang berbeda. Tidak
semua anggota keluarga makan tiga kali sehari di rumah. Terkadang mereka makan di luar rumah karena padatnya aktivitas yang mereka miliki. Hal ini tentu
saja berpengaruh pada kebutuhan beras keluarga tersebut.
Tabel 18. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga dan Kebutuhan Beras
6.1.10. Jumlah Belanja Beras
Jumlah belanja beras oleh responden tidak selalu sama dengan jumlah kebutuhan beras mereka. Menurut hasil penelitian, ada beberapa responden yang
berbelanja beras kemasan di Giant dengan jumlah yang berbeda dengan jumlah kebutuhan beras keluarga mereka. Responden yang berbelanja beras sebanyak 20
kg di Giant Botani Square memiliki persentase terbesar yaitu 50,00 persen. Responden tidak seluruhnya membelanjakan kebutuhan beras keluarga mereka di
Giant dikarenakan responden tidak bisa memperkirakan dengan pasti kebutuhan beras mereka dalam sebulan. Sebagian responden menyatakan bahwa terkadang
mereka belanja beras di ritel-ritel modern di sekitar tempat tinggal seperti di Alfamart atau Indomaret. Hal itu dilakukan oleh responden karena mereka tidak
sempat belanja ke Giant Botani Square dengan alasan jarak antara Giant dan
Karakteristik 6
orang 5
orang 4
orang 3
orang 8
orang 15
orang 7
orang 2
orang Jumlah 30 kg
5,00 5,00 5,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 15,00
20 kg
5,00 12,50 7,50 5,00 0,00 0,00 2,50 0,00 32,50
10 kg
0,00 0,00 10,00 7,50 0,00 0,00 0,00 2,50 20,00
15 kg
0,00 2,50 7,50 7,50 0,00 0,00 0,00 0,00 17,50
50 kg 2,50 5,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 7,50
75 kg 0,00 0,00 0,00 0,00 2,50 2,50 0,00 0,00 5,00
70 kg 2,50 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2,50
Total 15,00 25,00 30,00 20,00 2,50 2,50 2,50 2,50
100
87 rumah mereka yang cukup jauh. Selain itu responden juga menyatakan bahwa
apabila terlalu banyak belanja beras kemasan di Giant mereka mengalami kesulitan dalam membawa pulang belanjaan mereka karena pada saat belanja di
Giant, responden tidak hanya berbelanja beras tetapi juga berbelanja kebutuhan rumah tangga yang lain.
Pada tabel 19 memperlihatkan jumlah belanja beras dengan jumlah kebutuhan beras. Jumlah belanja beras pada tabel 19 adalah jumlah belanja beras
yang sudah dikalikan dengan frekuensi belanja belanja beras oleh konsumen selama satu bulan. Pada tabel terlihat bahwa sebanyak 55,00 persen responden
berbelanja beras di Giant dengan jumlah yang sesuai dengan jumlah kebutuhan beras keluarga mereka. Sedang responden yang lainnya berbelanja beras dengan
jumlah yang berbeda dengan jumlah kebutuhan beras mereka. Hal ini menunjukkan memang tidak semua kebutuhan beras responden dipenuhi dari
belanja beras kemasan manufacture brand di Giant Botani Square.
Tabel 19. Jumlah Belanja Beras dan Jumlah Kebutuhan Beras
Jumlah Belanja
Kebutuhan Beras
10 kg 15 kg
20 kg 30 kg
50 kg 70 kg
75 kg Jumlah
10 kg 17,50 2,50 2,50 0,00 0,00 0,00 0,00
22,50 15
kg 0,00 5,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5,00 20
kg 2,50 10,00 27,50
10,00 0,00 0,00 0,00 50,00
30 kg
0,00 0,00 2,50 2,50 5,00 0,00 0,00 10,00
40 kg
0,00 0,00 0,00 2,50 2,50 0,00 0,00 5,00
60 kg
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2,50 2,50
75 kg
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2,50 2,50 5,00
Total 20,00 17,50 32,50
15,00 7,50 2,50 5,00 100
Adanya perbedaan antara kebutuhan beras dengan jumlah belanja beras oleh responden beras kemasan manufacture brand di Giant Botani Square akan
menimbulkan gap. Gap merupakan kekurangan jumlah beras yang tidak dibelanjakan oleh responden di Giant Botani Square. Karena seperti telah
diketahui, ada beberapa responden yang tidak seluruhnya membelanjakan semua kebutuhan berasnya di Giant Botani Square. Terkadang mereka juga belanja beras
di tempat lain selain di Giant. Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa
88 responden yang membelanjakan seluruh kebutuhan beras mereka di Giant Botani
Square adalah sebanyak 75,00 persen dari total seluruh responden. Hal ini dapat diartikan bahwa rseponden tersebut tidak membelanjakan kebutuhan beras mereka
di tempat lain atau membelanjakan seluruh kebutuhan beras mereka di Giant Botani Square. Hal ini tidak menimbulkan adanya selisihgap antara kebutuhan
beras dan jumlah belanja beras di Giant oleh responden. Responden yang tepat membelanjakan seluruh kebutuhan beras mereka di Giant adalah 55,00 persen.
Dari hasil juga diperoleh bahwa ada 20,00 persen responden yang mengalami kelebihan dalam berbelanja beras kemasan manufacture brand di Giant. Dari
20,00 persen tersebut, 7,50 persen diantaranya mengalami kelebihan belanja beras sebanyak 10 kg. Sementara sisanya 12,50 persen mengalami kelebihan belanja
beras sebanyak 5 kg. Sedangkan untuk responden yang tidak membelanjakan seluruh kebutuhan berasnya di Giant Botani Square diperoleh hasil sebanyak
25,00 persen. Selisihgap yang timbul dari responden tersebut bervariasi mulai dari 5kg-20 kg seperti yang terlihat pada tabel 20. Hal ini menunjukkan bahwa
ada sebagian besar responden yang tidak membelanjakan seluruh kebutuhan beras mereka di Giant Botani Square.
Tabel 20. Selisih antara Kebutuhan Beras dengan Jumlah Belanja Beras
Jumlah Selisih Jumlah Responden
Persentase Belanja Melebihi Kebutuhan
10 3 7.50
5 5 12.50
Belanja Sesuai Kebutuhan
0 22 55.00
Belanja Kurang dari Kebutuhan
5 1 2.50
10 6 15.00
15 1 2.50
20 2 5.00
Total 40 100
89
6.1.11. Frekuensi Pembelian Beras
Frekuensi belanja responden beras kemasan manufacture brand di Giant Botani Square bervariasi. Frekuensi belanja ini dipengaruhi oleh waktu luang
yang dimiliki oleh responden. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden berbelanja beras kemasan manufacture brand di Giant
setiap 2 kali dalam sebulan yaitu sebanyak 42,50 persen dari total responden. Selain itu frekuensi berbelanja beras setiap satu bulan sekali juga memiliki jumlah
yang besar yaitu 37,50 persen.
Berdasarkan status pekerjaan, sebagian besar responden memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Seorang ibu rumah tangga lebih memiliki
banyak waktu luang untuk berbelanja. Akan tetapi berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar ibu rumah tangga berbelanja beras kemasan di Giant dengan
didampingi oleh suami mereka. Suami yang bekerja memiliki waktu luang hanya pada saat weekend yaitu hari Sabtu dan Minggu. Oleh karena itu meskipun
berprofesi sebagai ibu rumah tangga, frekuensi belanja mereka disesuaikan dengan waktu luang suami. Dari penelitian diperoleh hasil bahwa ibu rumah
tangga sebagian besar berbelanja beras setiap 2 kali dalam sebulan yaitu sebanyak 25,00 persen dari total seluruh responden. Sedangkan untuk yang berprofesi
sebagai pegawai swasta rata-rata berbelanja beras kemasan di Giant Botani Square setiap sebulan sekali yaitu sebanyak 17,50 persen. Baik ibu rumah tangga dan
pegawai swasta sebagian besar berbelanja di hari Sabtu atau Minggu. Hal itu terlihat dari ramainya pengunjung Giant Botani Square pada saat weekend.
Sementara pada hari-hari kerja, pengunjung Giant Botani Square relatif sepi.
Tabel 21. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Belanja dan Pekerjaan
Frekuensi Ibu RT
PNS Pegawai
Swasta Wiraswasta Pensiunan Jumlah
sebulan sekali 10,00
7,50 17,50
2,50 0,00
37,50 2 kali sebulan
25,00 2,50
12,50 2,50
0,00 42,50
3 kali sebulan 10,00
0,00 2,50
0,00 2,50
15,00 4 kali sebulan
0,00 2,50
2,50 0,00
0,00 5,00
Total 45,00 12,50
35,00 5,00 2,50 100
90 Untuk mengetahui merek dan jenis beras kemasan yang paling laku terjual
di Giant Botani Square juga dapat dilihat dari karakteristik konsumen berdasarkan frekuensi belanja dan merek beras yang dipilih. Berdasarkan hasil tersebut
diketahui bahwa beras kemasan dengan merek Si Pulen Long Grain Crystal dan Topi Koki Pandan Wangi adalah beras kemasan manufacture brand yang paling
laku terjual dengan frekuensi belanja setiap dua kali dalam sebulan. Kedua merek ini mempunyai persentase terbesar dalam penjualan beras kemasan manufacture
brand yaitu sebesar 12,50 persen dari total frekuensi dan merek beras yang dipilih
oleh responden. Akan tetapi apabila dilihat secara total penjualan maka diperoleh hasil bahwa merek Si Pulen Long Grain Crystal memiliki total penjualan yang
paling besar yaitu 25,00 persen, sedangkan Topi Koki Pandan Wangi memiliki total penjualan sebesar 20,00 persen dan frekuensi belanja responden yang paling
sering dilakukan adalah setiap dua kali dalam sebulan yaitu sebesar 42,50 persen.
Tabel 22. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Belanja dan Merek Beras
Keterangan: 1. Si Pulen Long Grain Crystal
2. Si Pulen Pandan Wangi 3. Topi Koki Setra Ramos
4. Topi Koki Pandan Wangi 5. Sania
6. Sego Wangi Setra Ramos 7. Beras Cianjur Setra Ramos
8. LCO Pandan Wangi 9. Logo Emas Special Rice Rojolele
10. Lautan Mas Pandan Wangi 11. LCO Rojolele
12. Cap Logam Emas Pandan Wangi 13. Lautan Mas Rojolele Delanggu
6.1.12.
Konsumsi Beras Per Kapita Per Tahun di Level Rumah Tangga
Kebutuhan beras dan jumlah beras yang dibeli mencerminkan tingkat konsumsi beras di level rumah tangga. Dalam kenyataannya, kebutuhan beras bisa
Frekuensi Merek
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jumlah
Sebulan sekali 10,00 5,00 5,00 7,50 2,50 0,00 2,50 0,00 0,00 0,00 2,50 0,00 2,50 37,50
2 kali
sebulan 12,50 5,00 12,50 0,00 0,00 5,00 0,00 2,50 0,00 2,50 0,00 2,50 0,00 42,50
3 kali
sebulan 0,00 2,50 2,50 2,50 2,50 0,00 0,00 0,00 2,50 2,50 0,00 0,00 0,00 15,00
4 kali
sebulan 2,50 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2,50 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5,00 Total
25,00 12,50 20,00 10,00 5,00 5,00 5,00 2,50 2,50 5,00 2,50 2,50 2,50 100
91 lebih besar dari apa yang dihasilkan dari kajian ini mengingat keterbatasan
penelitian ini yang tidak memotret konsumsi beras di luar rumah tangga, seperti ketika sesorang makan di luar rumah rumah makanrestoran.
Dalam analisis ini konsumsi per kapita responden di level rumah tangga dihitung dari data kebutuhan beras tiap bulan dan jumlah anggota keluarga.
Penyajian hasil perhitungan konsumsi per kapita ditampilkan dengan membandingan terhadap suku. Mencermati karakteristik konsumsi rumah tangga
yang dihasilkan oleh BPS terlihat bahwa antar daerah memiliki tingkat konsumsi yang berbeda-beda, misalnya konsumsi per kapita di Sumatera Utara lebih besar
dibandingkan dengan provinsi lainnya. Dengan demikian patut diduga bahwa tingkat konsumsi rumah tangga akan berbeda-beda menurut suku.
Dari data karakteristik suku bangsa diperoleh hasil konsumsi beras rata- rata per kapita per tahun dari masing-masing suku bangsa bangsa tersebut. Hasil
ini diperoleh dengan membagi antara konsumsi beras total tiap keluarga per suku dengan jumlah anggota keluarga responden pada suku tersebut. Berdasarkan
penelitian diperoleh hasil bahwa konsumsi beras rata-rata per kapita per tahun terbesar adalah pada suku Minang yaitu sebanyak 75,56 kg. Suku bangsa lain
yang juga memiliki jumlah yang besar dalam konsumsi beras rata-rata per kapita Suku bangsa lain yang juga memiliki jumlah yang besar dalam konsumsi beras
rata-rata per kapita per tahun adalah suku Aceh yaitu sebanyak 66,67 kg dan suku Batak yaitu 66,32 kg. Akan tetapi hasil ini hanya menggambarkan konsumsi beras
rata-rata per kapita per tahun pada masyarakat kelas menengah ke atas sesuai dengan karkateristik responden beras kemasan merek industi di Giant Botani
Square. Konsumsi beras pada masyarakat menengah ke atas tentu berbeda dengan masyarakat menengah ke bawah, dimana pada masyarakat menengah ke bawah
konsumsi beras rata-rata per kapitanya pasti lebih besar.
92
Tabel 23. Konsumsi Beras Rata-rata Per Kapita Per Tahun pada Berbagai Suku Bangsa
Suku Jumlah
Anggota Keluarga
Kebutuhan Beras per
bulan kg Konsumsi Rata-rata Per Kapita Per
Tahun
Aceh 9 50
66.67 Mandailing 5
20 48.00
Minang 27 170
75.56 Sunda 70
375 64.29
Palembang 3 10
40.00 Jawa 37 185
60.00 Betawi 9
35 46.67
Batak 19 105
66.32 Jawa-Sunda 4
10 30.00
Banjar 4 20
60.00 Bugis 3
15 60.00
Total 190 995
62.84
6.2. Proses Keputusan Pembelian Beras Kemasan Manufacture brand