Proses Keputusan Pembelian Beras Kemasan Manufacture brand

92 Tabel 23. Konsumsi Beras Rata-rata Per Kapita Per Tahun pada Berbagai Suku Bangsa Suku Jumlah Anggota Keluarga Kebutuhan Beras per bulan kg Konsumsi Rata-rata Per Kapita Per Tahun Aceh 9 50 66.67 Mandailing 5 20 48.00 Minang 27 170 75.56 Sunda 70 375 64.29 Palembang 3 10 40.00 Jawa 37 185 60.00 Betawi 9 35 46.67 Batak 19 105 66.32 Jawa-Sunda 4 10 30.00 Banjar 4 20 60.00 Bugis 3 15 60.00 Total 190 995 62.84

6.2. Proses Keputusan Pembelian Beras Kemasan Manufacture brand

Manufacture Brand 6.2.1. Pengenalan Kebutuhan Pengenalan kebutuhan pada hakikatnya bergantung pada berapa banyak ketidaksesuaian yang ada di antara keadaan aktual situasi konsumen saat ini dan keadaan yang diinginkan situasi yang konsumen inginkan. Ketika ketidaksesuaian ini melebihi tingkat atau ambang tertentu maka kebutuhan ini dapat dikenali Engel et al, 1995. Konsumen yang berbelanja beras kemasan manufacture brand di Giant Botani Square didasari oleh adanya persepsi bahwa beras yang dijual di Giant memiliki kualitas yang lebih baik seperti yang mereka inginkan. Hal tersebut merupakan harapan konsumen dalam membeli beras kemasan manufacture brand. Harapan responden terhadap beras kemasan manufacture brand di Giant Botani Square sangat bervariasi. Sebagian besar responden memberikan lebih dari satu jawaban terhadap harapan dari beras yang mereka konsumsi. Secara keseluruhan, harapan responden dalam membeli beras kemasan manufacture brand ditunjukkan oleh tabel 24. 93 Tabel 24. Harapan Responden dalam Membeli Beras Kemasan Manufacture brand Harapan Jumlah Persentase Nasi lebih tahan lama 3 3,85 Nasi tidak cepat kuning 6 7,69 Nasi lebih pulen 16 20,51 Beras lebih fresh 19 24,36 Beras lebih bersih dari kotoran dan hama 23 29,49 Beras lebih wangi 7 8,97 Bentuk bulir beras seragam 1 1,28 Kemasan lebih menarik 3 3,85 Total 78 100 Harapan sebagian besar respoden dalam membeli beras kemasan manufacture brand di Giant Botani Square adalah beras lebih bersih dari kotoran hama yaitu 29,49 persen dari total seluruh responden. Harapan lain yang paling banyak dipilih oleh responden adalah beras lebih fresh yaitu sebanyak 24,36 persen. Kedua harapan yang paling banyak dipilih oleh responden ini sesuai dengan kondisi sebagian besar beras kemasan manufacture brand yang dijual di Giant yaitu memiliki bentuk fisik yang fresh dan bersih. Konsumen beras kemasan manufacture brand memiliki harapan-harapan yang tinggi terhadap beras. Hal ini dapat dipahami mengingat sebagian besar konsumen Giant hypermart adalah masyarakat menengah ke atas yang sangat memperhatikan mutu dan kualitas dari produk yang mereka beli. Sebagian besar responden mengatakan bahwa mereka membeli beras kemasan manufacture brand yang ada di Giant karena mereka percaya bahwa produk-produk yang ada di Giant adalah produk yang berkualitas. Merujuk pada harapan konsumen dalam mengkonsumsi beras manufacture brand terlihat bahwa harapan tersebut didasarkan atas kualitas. Apabila hal tersebut dikaitkan dengan kasus pencampuran beras maka praktik pencampuran dapat merusak harapan konsumen dalam berbelanja beras kemasan manufacture brand di Giant. Walaupun pencampuran beras tidak berdampak pada kesehatan konsumen akantetapi hal tersebut dapat merusak kepercayaan konsumen terhadap Giant. Pencampuran beras yang dimaksud disini adalah mencampur beras kualitas 94 bagus dengan kualitas yang kurang bagus dan menjualnya dengan harga pada beras yang berkualitas bagus. Mutu beras yang tidak baik dan diakibatkan oleh pencampuran beras biasanya diindikasikan dengan beras bau apek, beras kotor, nasi cepat basi, nasi cepat kuning, warna beras terlalu putih, dan lain-lain.

6.2.2. Pencarian Informasi

Setelah adanya pengenalan kebutuhan, pada tahap selanjutnya konsumen akan terlibat dalam pencarian informasi. Pada proses ini akan dijelaskan darimana konsumen beras kemasan manufacture brand mendapatkan informasi tentang produk tersebut. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sumber informasi yang paling dominan adalah screening di Giant yaitu 60,00 persen dari total responden. Sumber informasi dengan screening di Giant adalah konsumen mendapatkan informasi beras kemasan manufacture brand saat berkunjung ke Giant Botani Square. Responden melihat display produk-beras kemasan manufacture brand yang terdapat pada rak-rak beras. Pada saat melakukan screening, konsumen dapat langsung mengetahui informasi-informasi tentang beras tersebut dari kemasannya dan juga bentuk fisik dari beras tersebut. Selain itu konsumen juga dapat mengetahui harga dari beras tersebut melalui display harga yang ditempel pada rak-rak tempat beras diletakkan. Sumber informasi lain yang paling banyak dipilih oleh responden adalah dari teman. Responden yang mendapatkan informasi beras kemasan manufacture brand dari teman adalah sebanyak 15,56 persen. Tabel 25. Sumber Informasi Responden tentang Beras Kemasan Manufacture brand di Giant Sumber Informasi Jumlah Persentase Teman 7 15,56 Saudarakeluarga 3 6,67 Pramuniagasales 5 11,11 Media cetak 2 4,44 Media elektronik 1 2,22 Screening di Giant 27 60,00 Total 45 100 95 Berdasarkan hasil pencarian informasi pada tabel 25, ada beberapa hal penting yang menjadi fokus perhatian responden dari beras kemasan manufacture brand . Dari sumber-sumber informasi tersebut diketahui bahwa hal yang menjadi perhatian utama responden adalah jenisvarietas beras yaitu 25,84 persen. Jenisvarietas beras dianggap paling penting oleh responden karena berkaitan dengan selera dari masing-masing responden dan keluarganya. Pemilihan beras kemasan oleh responden disesuaikan dengan jenisvarietas beras yang mereka inginkan. Akan tetapi tidak hanya jenisvarietas beras yang menjadi fokus utama responden dari beras kemasan manufacture brand. Harga dan bentuk fisik beras juga merupakan hal yang menjadi fokus perhatian mereka. Informasi tentang harga dan bentuk fisik beras dipilih oleh sebanyak 22,47 persen responden . Walaupun responden beras kemasan manufacture brand di Giant Botani Square sebagian besar adalah masyarakat golongan menengah ke atas, tetapi mereka juga tetap memperhatikan harga dari produk yang mereka beli. Apabila harga beras yang ditawarkan terlalu mahal atau diluar daya beli mereka maka konsumen akan mencari beras kemasan manufacture brand lain yang harganya lebih sesuai dengan daya beli mereka. Bentuk fisik beras dianggap penting oleh konsumen karena berkaitan dengan kebersihan, warna, dan kesegaran bulir beras tersebut. Apabila bentuk fisik beras terlihat tidak bagus, kotor, kutuan, dan pecah-pecah maka konsumen akan enggan untuk membelinya. Tabel 26. Fokus Perhatian Responden dari Beras Kemasan Manufacture Brand Fokus Perhatian Jumlah Persentase Harga 20 22,47 Bentuk Fisik Beras 20 22,47 Jenisvarietas 23 25,84 Merek Beras 9 10,11 Tanggal Produksi dan Kadaluarsa 5 5,62 Informasi Kandungan Nutrisi 5 5,62 Informasi Halallainnya 1 1,12 Informasi tentang Kasus Beras 1 1,12 Rasa 5 5,62 Total 89 100 96

6.2.3. Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif merupakan proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pada tahap ini konsumen menetapkan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan keinginannya. Kriteria evaluasi merupakan proses dimana konsumen mengevaluasi pilihan yang sesuai dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga mendapatkan alternatif yang dipilih sebagai solusi untuk memecahkan masalahnya Engel et al, 1995. Faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli beras kemasan manufacture brand terlihat pada tabel 27. Tabel 27. Faktor yang Menjadi Pertimbangan Responden dalam Membeli Beras Kemasan Manufacture Brand Faktor-faktor Jumlah Persentase Harga 15 25,00 Kualitas 40 66,67 Kemasan 3 5,00 Jenisvarietas 1 1,67 Ukuran 1 1,67 Total 78 100 Berdasarkan tabel 27, faktor utama yang menjadi pertimbangan responden dalam menentukan pembelian beras kemasan manufacture brand adalah kualitas. Berdasarkan hasil sebaran jawaban responden diketahui bahwa kualitas merupakan faktor yang dominan dipilih oleh responden yaitu sebesar 66,67 persen. Kualitas dipilih oleh sebagian besar responden karena mereka beranggapan bahwa beras kemasan yang dijual di Giant memiliki kualitas yang baik. Harga merupakan faktor kedua yang menjadi pertimbangan responden. Faktor harga dipilih oleh sebanyak 25,00 persen dari total responden. Hasil evaluasi alternatif yang lain dapat dilihat pada tabel 27.

6.2.4. Pembelian

Pembelian merupakan tahap keempat pada proses keputusan pembelian konsumen. Tindakan pembelian adalah tahap besar terakhir di dalam model 97 perilaku konsumen Engel et al 1995. Hasil penelitian yang terdapat pada tabel 28 menunjukkan cara responden memutuskan pembelian beras kemasan manufacture brand di Giant Botani Square. Tabel 28. Cara Responden Memutuskan Pembelian Beras Kemasan Manufacture Brand Cara Memutuskan Pembelian Jumlah Persentase Terencana 30 75,00 Tergantung situasi 10 25,00 Total 40 100 Sebagian besar responden melakukan pembelian beras kemasan manufacture brand di Giant Botani Square secara terencana. Pembelian terencana ini dilakukan sebanyak 75,00 persen responden. Responden pada umunya melakukan pembelian beras secara terencana dan teratur setiap sebulan sekali, dua kali dalam sebulan, tiga kali dalam sebulan, atau seminggu sekali. Pembelian beras yang tergantung situasi dilakukan oleh sebanyak 15,00 persen responden. Pembelian yang tergantung situasi dilakukan oleh konsumen saat mereka melewati rak-rak beras dan ingin sekalian berbelanja beras atau tiba-tiba mereka teringat bahwa stok beras di rumah sudah hampir habis. Pembelian yang tergantung situasi ini dipengaruhi oleh peragaan atau display beras kemasan manufacture brand di Giant yang menarik perhatian konsumen. Konsumen terkadang juga dihadapkan oleh masalah stok beras yang habis di Giant Botani Square. Konsumen yang dijadikan sebagai dalam penelitian ini adalah konsumen yang sudah loyal terhadap merek beras kemasan tertentu di Giant. Akan tetapi apabila konsumen dihadapkan pada situasi dimana beras kemasan manufacture brand yang selama ini loyal mereka konsumsi habis atau tidak tersedia di Giant maka sebagian besar konsumen memilih untuk mencari alternatif merek pengganti yaitu sebanyak 85,00 persen responden. Sedangkan responden yang memilih untuk mencari di ritel modern yang lain ada sebanyak 15,00 persen. Walaupun responden merupakan konsumen yang loyal akan tetapi mereka tetap mencari merek alternatif pengganti atau mencari di temapt lain apabila merek beras yang mereka cari tidak tersedia. Hal ini dikarenakan beras 98 merupakan suatu kebutuhan pangan yang utama bagi masyarakat Indonesia. Konsumen tidak dapat menunda untuk membeli beras sampai merek yang mereka cari tersedia di Giant Botani Square karena mereka butuh beras untuk makan sehari-hari. Persediaan beras kemasan manufacture brand yang sempat habis selama penelitian berlangsung adalah beras merek Si Pulen varietas pandan wangi. Konsumen yang loyal terhadap merek ini menyiasati keadaan tersebut dengan tetap membeli merek Si Pulen tetapi dengan varietas lain seperti long grain crystal. Tabel 29. Tindakan Responden Apabila Beras Kemasan Habis Tindakan Responden Jumlah Persentase Mencari di ritel modern lain 6 15,00 Mencari merek alternatif pengganti 34 85,00 Total 40 100 Keputusan pembelian beras kemasan manufacture brand di Giant Botani Square juga tergantung pada siapa yang mempengaruhi orang tersebut untuk melakukan pembelian terhadap suatu merek beras tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden melakukan pembelian beras kemasan manufacture brand di Giant Botani Square atas inisiatif sendiri yaitu sebanyak 82,50 persen responden. Faktor inisiatif sendiri yang terdapat pada tahap keputusan pembelian berbeda dengan faktor inisiatif sendiri yang terdapat pada screening kuisioner. Faktor inisiatif sendiri yang terdapat pada screening kuisioner memiliki maksud bahwa calon responden penelitian ini adalah konsumen yang benar-benar akan mengkonsumsi beras yang mereka beli, bukan orang suruhanpembantu. Faktor inisiatif sendiri dimasukkan dalam screening kuisioner karena hanya konsumen yang benar-benar akan mengkonsumsi beras teresbut yang dapat memberikan jawaban yang valid dari penelitian ini dan dapat mempersepsikan dengan benar dari beras kemasan manufacture brand yang mereka konsumsi selama ini. Sedangkan faktor inisiatif sendiri yang terdapat pada tahap keputusan pembelian ini lebih didasarkan pada siapa yang mempengaruhi konsumen tersebut dalam melakukan pembelian beras kemasan manufacture brand di Giant. Dari jawaban resonden yang sebagian besar memilih inisiatif 99 sendiri sebagai faktor yang paling utama dalam melakukan pembelian maka dapat diartikan bahwa responden beras kemasan manufacture brand di Giant memiliki peran yang sangat dominan dalam keluarga. Karena pada tahap screening dinyatakan bahwa beras yang mereka beli harus ditujukan untuk konsumsi keluarga secara keseluruhan. Apabila hasil ini dikaitkan dengan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan pekerjaan maka diperoleh hasil bahwa responden perempuan yang memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga adalah sebanyak 45,00 persen dari total responden beras kemasan manufacture brand di Giant Botani Square. Hal ini membuktikan bahwa ibu merupakan pengambil keputusan yang paling dominan dalam keluarga, terutama untuk barang kebutuhan pokok seperti beras. Tabel 30. Pihak yang Mempengaruhi Responden dalam Melakukan Keputusan Pembelian Pihak yang Mempengaruhi Jumlah Persentase Inisistif sendiri 33 82,50 Iklan 1 2,50 Teman 1 2,50 Keluarga 5 12,50 Total 40 100

6.2.5. Pasca PembelianHasil

Tugas pemasar tidak berhenti begitu penjualan terjadi, karena pembeli akan mengevaluasi sesudah melakukan pembelian suatu produk sama seperti pada saat mereka sebelum melakukan pembelian. Penyesalan atau keraguan yang dirasakan oleh konsumen sesudah melakukan pembelian akan berdampak pada puas atau tidaknya konsumen terhadap produk yang mereka beli. Keyakinan dan sikap yang terbentuk pada tahap ini juga akan langsung mempengaruhi niat pembelian masa datang, komunikasi lisa, dan perilaku keluhan Engel et al 1995. Tabel 31 menunjukkan puas atau tidaknya konsumen beras kemasan manufacture brand di Giant Botani Square. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa seluruh responden merasa puas terhadap beras kemasan manufacture 100 brand yang selama ini mereka konsumsi. Kepuasan responden tersebut bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti yang terdapat pada hasil penilaian evaluasi alternatif oleh responden pada tahap ketiga proses keputusan pembelian. Beberapa penilaian utama yang dapat membangun tingkat kepuasan responden diantaranya adalah rasa beras yang lebih enak, bentuk bulir beras yang lebih bagus, beras lebih pulen, beras lebih wangi, dan beras lebih bersih. Konsumen yang semuanya menjawab puas terhadap beras kemasan manufacture brand yang dijual di Giant juga sesuai dengan screening kuisioner yang mengharuskan calon responden penelitian adalah konsumen loyal terhadap beras kemasan manufacture brand tertentu. Kepuasan berpengaruh dalam membangun loyalitas konsumen. Tabel 31. Tingkat Kepuasan Responden terhadap Beras Kemasan Manufacture Brand Tingkat Kepuasan Jumlah Persentase Puas 40 100 Tidak puas - - Total 40 100 Kepuasan konsumen juga berpengaruh terhadap perilaku pembelian ulang terhadap beras kemasan manufacture brand oleh konsumen di Giant Botani Square. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa seluruh responden beras kemasan manufacture brand menyatakan bersedia untuk melakukan pembelian ulang. Kebersediaan responden untuk melakukan pembelian ulang dapat dipahami karena mereka adalah konsumen loyal yang berarti mereka merasa puas terhadap beras yang mereka konsumsi selama ini. Hal ini menunjukkan bahwa produk- beras kemasan manufacture brand yang ada di Giant Botani Square memiliki kualitas yang dapat memenuhi harapan konsumen akan beras terutama untuk konsumen golongan menengah ke atas. Kebersediaan responden untuk melakukan pembelian ulang juga terbukti dari variasi frekuensi belanja responden yang tertatur setiap bulannya di Giant Botani Square. 101 Tabel 32. Perilaku Pembelian Ulang oleh Responden Beras Kemasan Manufacture Brand Melakukan Pembelian Ulang Jumlah Persentase Ya 40 100 Tidak - - Total 40 100 102 VII PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP BERAS KEMASAN MANUFACTURE BRAND Persepsi dapat diartikan sebagai cara seorang konsumen memandang realitas di luar dirinya atau lingkungan sekelilingnya Engel, et al 1995. Konsumen seringkali memutuskan pembelian suatu produk berdasarkan persepsinya terhadap produk tersebut. Pengukuran persepsi pada penelitian ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana konsumen memandang beras kemasan manufacture brand yang dijual di Giant Botani Square. Pengukuran persepsi diolah secara deskriptif dengan melihat persepsi konsumen pada tiga kategori atribut produk. Kategori pertama adalah atribut tangible yang terdiri dari atribut kebersihan, warna, dan keseragaman bulir. Kategori kedua adalah atribut intangible yang terdiri dari kepulenan, aroma, daya tahan, dan harga. Kategori ketiga adalah atribut yang ada pada kemasan produk yang terdiri dari atribut informasi jenisvarietas beras, informasi berat bersih netto, informasi sertifikasi organik, informasi tanggal produksi dan kadaluarsa, informasi kandungan nutrisi, informasi produsen, informasi sertifikasi halal, dan logo. Besarnya skor persepsi diukur dengan menggunakan Skala Likert dengan nilai antara 1 sampai 5. Pada kategori tangible dan intangible atribut, persepsi konsumen diukur dengan skala 1 sangat buruk sampai 5 sangat baik. Sedangkan pada kategori atribut yang terdapat pada kemasan, persepsi konsumen diukur dengan skala 1 sangat tidak penting sampai 5 sangat penting.

7.1. Persepsi Konsumen terhadap Kebersihan Beras Kemasan Manufacture