87 meningkatkan pendapatan per kapita, pendapatan per kapita yang meningkat
berarti penduduk miskin akan berkurang. Hal yang sebaliknya terjadi pada ketimpangan pendapatan. Data pada Tabel 16 menunjukkan bahwa peningkatan
ketimpangan pendapatan berhubungan positif dengan kemiskinan dengan nilai elastisitas 0,033, namun tidak signifikan secara statistik.
Tabel 16 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pendapatan terhadap Kemiskinan
Adjusted R
2
F-statistik Pertumbuhan
Ekonomi Ketimpangan
Pendapatan 0,966607
184,3273 -0,635317
0,033188 -8,766980
0,576984 Keterangan : Angka didalam kurung adalah t-statistik
Signifikan pada taraf nyata 1 Tidak Signifikan
5.3. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan
Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan dihitung dengan model yang dikembangkan oleh Wodon 1999 sebagai berikut:
...................................................................................22 Parameter melambangkan elastisitas kemiskinan terhadap pertumbuhan
ekonomi ketika distribusi pendapatan tidak berubah. Parameter melambangkan elastisitas kemiskinan terhadap ketimpangan pendapatan. Kemudian dapat di hitung
parameter λ, yaitu elastisitas netto kemiskinan terhadap pertumbuhan ekonomi nett
elasticity of poverty to growth .
Pengaruh pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan secara bersama-sama terhadap kemiskinan ditentukan oleh nilai elastisitas netto kemiskinan
terhadap pertumbuhan ekonomi λ. Nilai ini diperoleh dengan memperhitungkan
pengaruh langsung dan tidak langsung variabel pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
88 Berdasarkan data pada Tabel 17, nilai elastisitas netto kemiskinan terhadap
pertumbuhan ekonomi λ sebesar -0,618. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan
ekonomi dan ketimpangan pendapatan secara bersama-sama akan menurunkan kemiskinan sebesar -0,618 persen. Hasil ini sejalan dengan kesimpulan penelitian
Bidani dan Ravallion 1993, Lin 2003, Bourguignon 2004, Ravallion 2006, dan Warr 2000, 2006.
Tabel 17 Dekomposisi Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Netto terhadap Kemiskinan
Efek Pertumbuhan Ekonomi
Efek Ketimpangan Pendapatan
x Elastisitas Netto
Kemiskinan terhadap Pertumbuhan Ekonomi
λ -0,635317
0,017063 -0,618254
Kemiskinan seharusnya turun sebesar 0,635 persen jika ada pertumbuhan ekonomi sebesar 1 persen, namun karena adanya peningkatan ketimpangan
pendapatan, maka kemiskinan hanya turun sebesar 0,618 persen saja. Pengentasan kemiskinan dapat dilakukan dengan melakukan perubahan pada
distribusi pendapatan atau dapat juga dengan meningkatkan tingkat pendapatan Bourguignon, 2004; Warr, 2006. Namun kondisi yang terjadi di Provinsi Riau
adalah peningkatan pendapatan dan peningkatan ketimpangan. Sehingga keefektifan pertumbuhan ekonomi dalam mengurangi kemiskinan akan berkurang. Secara grafis
bisa dilihat pada Gambar 27 b.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
89
a Kondisi Ideal
b Kondisi di Riau
Gambar 27 Perubahan Kemiskinan karena Efek Pertumbuhan dan Efek Distribusi Kondisi Ideal dan Kondisi di Riau Tahun 2002 – 2008
Pengentasan kemiskinan karena pertumbuhan seharusnya sebesar daerah hijau Gambar 27 a, menjadi berkurang sebesar daerah kuning, karena kenaikan pada
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
90 ketimpangan pendapatan Gambar 27 b. Akibatnya, kemiskinan menjadi sebesar
daerah yang berwarna merah dan kuning. Telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa terjadi kenaikan
ketimpangan pendapatan karena pertumbuhan ekonomi. Ada dua kemungkinan dari peningkatan ketimpangan akibat pertumbuhan ekonomi ini. Pertama, bagian
terbesar pertumbuhan ekonomi dinikmati oleh penduduk yang tidak miskin, sedangkan sisanya dinikmati oleh penduduk yang miskin. Kedua, bagian terbesar
pertumbuhan ekonomi dinikmati oleh penduduk yang miskin, sedangkan sisanya dinikmati oleh penduduk yang tidak miskin. Kedua kemungkinan ini membawa
implikasi yang berbeda dalam pengentasan kemiskinan. Jika kemungkinan pertama yang terjadi, maka pertumbuhan ekonomi tidak akan mengurangi kemiskinan,
sedangkan jika kemungkinan kedua yang terjadi maka pertumbuhan ekonomi akan mengurangi kemiskinan.
Pertumbuhan ekonomi akan mengurangi kemiskinan tapi juga meningkatkan ketimpangan. Jadi yang terjadi di Riau adalah kemungkinan yang kedua, yaitu
bagian terbesar pertumbuhan ekonomi dinikmati oleh penduduk yang miskin. Namun pada sektor-sektor tertentu, seperti sektor pertanian dan sektor
pertambangan dan penggalian hanya sebagian saja yang dinikmati oleh kelompok miskin. Sehingga pertumbuhan ekonomi pada sektor-sektor tersebut tidak
mengurangi kemiskinan. Umumnya, penurunan kemiskinan akan lebih tinggi pada kabupaten yang
kondisi awal distribusi pendapatannya merata, seperti Kabupaten Kuantan Singingi, Kabupaten Rokan Hulu dan Kabupaten Pelalawan. Hasil ini sesuai dengan
kesimpulan studi Lin 2003, yang menyatakan bahwa kondisi awal distribusi pendapatan yang relatif merata akan lebih banyak mendapatkan manfaat
pengentasan kemiskinan dari pertumbuhan ekonomi.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
91
5.4. Pro Poor Growth Index