42 Tabel 5 Kerangka Identifikasi Autokorelasi
Nilai DW Hasil
4 – dl DW 4 Terdapat korelasi serial negatif
4 – du DW 4- dl Hasil tidak dapat ditentukan
2 DW 4 – du Tidak ada korelasi serial
Du DW 2 Tidak ada korelasi serial
dl DW du Hasil tidak dapat ditentukan
0 DW dl Terdapat korelasi serial positif
Sumber: Gujarati, 2004
2.4.5. Evaluasi Model 2.4.5.1. Uji-F
Uji-F digunakan untuk melakukan uji hipotesis koefisien slope regresi secara bersamaan. Jika nilai probabilitas F-statistic taraf nyata, maka tolak H
dan itu artinya minimal ada satu peubah bebas yang berpengaruh nyata terhadap peubah terikat, dan berlaku sebaliknya.
2.4.5.2. Uji-t
Setelah melakukan uji koefisien regresi secara keseluruhan, maka langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi secara individu dengan
menggunakan uji-t. Hipotesis pada uji-t adalah :
H :
i
= 0 H
1
:
i
≠ 0 Jika t-hitung t-tabel maka H
ditolak yang berarti peubah bebas secara statistik nyata pada taraf nyata yang telah ditetapkan dalam penelitian, dan berlaku
hal yang sebaliknya. Jika nilai probabilitas t-statistic taraf nyata, maka tolak H dan berarti bahwa peubah bebas nyata secara statistik.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
43
2.4.5.3. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi Goodness of Fit merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model
regresi yang terestimasi. Nilai R
2
mencerminkan seberapa besar variasi dari peubah terikat Y dapat diterangkan oleh peubah bebas X. Jika R
2
= 0, maka variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali; jika R
2
= 1, artinya bahwa variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X.
2.4.5.4. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk memeriksa apakah error term mendekati distribusi normal atau tidak. Jika asumsi tidak terpenuhi maka prosedur pengujian
menggunakan statistik t menjadi tidak sah. Uji normalitas error term dilakukan dengan menggunakan uji Jarque Bera. Berdasarkan nilai probabilitas Jarque Bera
yang lebih besar dari taraf nyata 5 persen, maka dapat disimpulkan bahwa error term
terdistribusi dengan normal.
2.5. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian diatas, secara sederhana dapat di katakan pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan memengaruhi kemiskinan. Pertanyaannya
adalah seperti apa keterkaitannya? Langkah selanjutnya adalah menganalisis keterkaitan antara pertumbuhan ekonomi, ketimpangan dan kemiskinan. Kemudian
menganalisis sektor-sektor ekonomi yang paling dominan untuk mengentaskan kemiskinan. Selanjutnya menganalisis penyebab perbedaan kemiskinan di Riau,
apakah karena komponen pertumbuhan ekonomi atau komponen distribusi pendapatan. Kemudian menentukan kebijakan seperti apa yang bisa diambil untuk
mendorong pertumbuhan agar dapat mengentaskan kemiskinan.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com