56
3.2. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik Provinsi Riau dan Kementrian Keuangan
Republik Indonesia. Data yang digunakan antara lain PDRB Provinsi Riau, PDRB kabupatenkota se Provinsi Riau, Survei Sosial Ekonomi Nasional SUSENAS,
indeks Gini, dan angka kemiskinan. Data Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD didapat dari Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Periode
yang diteliti mulai tahun 2002 sampai dengan 2008. Data PDRB yang digunakan berdasarkan hasil perhitungan BPS dan
telah diterbitkan tiap tahun dalam berbagai publikasi. Nilai PDRB yang ditampilkan meliputi PDRB dengan memasukkan unsur minyak dan gas bumi
migas dan tanpa memasukkan unsur migas. PDRB juga ditampilkan dengan membedakan menjadi PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar
harga konstan tahun 2000. Data konsumsi rumahtangga dikumpulkan oleh BPS setiap tahun
melalui SUSENAS. Pendekatan untuk menghitung pendapatan rumahtangga menggunakan nilai besarnya pengeluaran. Pendekatan ini dianggap lebih
mencerminkan keadaan sebenarnya, meskipun ada juga kelemahan-kelemahan dari pendekatan ini.
Coudovel et al 2002 mengungkapkan bahwa konsumsi merupakan indikator yang lebih baik untuk mengukur kemiskinan karena:
1. Konsumsi adalah indikator yang lebih baik untuk mengukur outcome daripada pendapatan
. Konsumsi lebih terkait dengan keadaan seseorang, sehingga bisa digunakan untuk ukuran kebutuhan dasar. Dilain pihak,
pendapatan adalah salah satu elemen yang memungkinkan untuk mengkonsumsi barang. Data pendapatan juga lebih sulit diakses dan
mungkin tidak tersedia.
2. Konsumsi bisa diukur lebih baik daripada pendapatan. Pada
perekonomian agraris yang miskin, pendapatan rumahtangga berfluktuasi, sehingga lebih sulit diukur. Pada daerah perkotaan, dengan sektor informal
yang besar, pendapatan juga sulit diukur. Sehingga rumahtangga yang menjadi responden akan kesulitan untuk memberikan data pendapatannya.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
57
3. Konsumsi lebih merefleksikan standar hidup yang sebenarnya dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
. Pengeluaran untuk konsumsi tidak hanya merefleksikan barang dan jasa yang bisa dibeli oleh
rumahtangga, tapi juga kemungkinan rumahtangga tersebut bisa mengakses pasar kredit ketika pendapatannya rendah.
Hidayat dan Patunru 2007 mengungkapkan bahwa penghitungan indeks Gini dengan menggunakan data pengeluaran cenderung lebih rendah
daripada indeks Gini yang dihitung dengan data pendapatan. Hal ini karena data pengeluaran kemungkinan hanya dapat menggambarkan besarnya
pendapatan pada penduduk berpendapatan rendah dan menengah, tetapi tidak untuk penduduk berpendapatan tinggi.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
58
Halaman ini sengaja dikosongkan.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
59
IV. DINAMIKA PEMBANGUNAN EKONOMI RIAU
4.1. Provinsi Riau
Provinsi Riau meliputi wilayah seluas 81.359 kilometer persegi, membentang dari lereng Bukit Barisan sampai dengan Selat Malaka. Provinsi
Riau terletak antara 02° 25’ 00” Lintang Utara - 01° 05’ 00” Lintang Selatan dan antara 100° 00’ 00” - 105° 05’ 00” Bujur Timur.
Gambar 14 Peta Provinsi Riau menurut KabupatenKota Tahun 2008 Di Provinsi Riau terdapat 15 sungai, diantaranya ada 4 sungai besar yang
mempunyai arti penting sebagai sarana perhubungan seperti Sungai Siak panjang 300 km dengan kedalaman 8-12 m, Sungai Rokan panjang 400 km dengan
kedalaman 6-8 m, Sungai Kampar panjang 400 km dengan kedalaman lebih kurang 6 m dan Sungai Indragiri panjang 500 km dengan kedalaman 6-8 m.
Keempat sungai yang mengalir dari pegunungan daratan tinggi Bukit Barisan dan bermuara di Selat Malaka.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com