98 menyebabkan sektor ini tidak bisa mengurangi kemiskinan.
Pertumbuhan pada industri padat modal akan mengurangi upah riil, karena akan mengurangi permintaan terhadap tenaga kerja dan meningkatkan return to
capital Teorema Stolper-Samuelson. Jadi pertumbuhan sektor industri
pengolahan di Riau tidak menurunan angka kemiskinan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Warr 2006 yang juga menyatakan sektor industri tidak mengurangi
kemiskinan. Hasil serupa juga disampaikan oleh Ravallion dan Datt 1996, yang
menyatakan bahwa pertumbuhan sektor sekunder tidak memberikan efek positif pada kelompok miskin.
Sektor listrik, gas dan air bersih di Riau sebagian besar ditopang oleh sub sektor listrik. Peningkatan pada sub sektor listrik belum bisa dimanfaatkan untuk
proses produksi, sehingga hanya meningkatkan konsumsi penduduk seperti peningkatan penggunaan barang-barang eektronik. Jadi pertumbuhan pada sektor
ini malah meningkatkan kemiskinan.
6.2. Penyebab Perbedaan Kemiskinan
Perubahan kemiskinan dinyatakan sebagai komponen pertumbuhan dan komponen distribusi Kraay, 2005 dalam Perry et al, 2006.
D Y
P
Dengan menggunakan teknik dekomposisi variance, dimana jika perubahan kemiskinan dinyatakan sebagai komponen pertumbuhan dan komponen distribusi,
maka variance dari perbedaan kemiskinan bisa dituliskan sebagai: ,
2 D
Y Cov
D Var
Y Var
P Var
..........................................45 Sehingga proporsi perubahan kemiskinan yang dijelaskan oleh komponen
pertumbuhan bisa dituliskan sebagai:
Proporsi Pertumbuhan = ,
P Var
D Y
Cov Y
Var
.................................. 46 dan
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
99 Proporsi Distribusi = 1 – Proporsi Pertumbuhan .................................47
Ukuran proporsi pertumbuhan dan proporsi distribusi digunakan untuk menjelaskan perubahan kemiskinan menjadi komponen pertumbuhan dan
komponen distribusi. Kemudian bisa dilihat, komponen apa yang paling berpengaruh dalam menjelaskan perubahan kemiskinan.
Hasil dekomposisi kemiskinan didapat bahwa: Proporsi Pertumbuhan =
, P
Var D
Y Cov
Y Var
= 002756
, 000887
, 003523
,
= 0,9564 dan
Proporsi Distribusi = 1 – Proporsi Pertumbuhan = 1 – 0,9564
= 0,04356 Perubahan kemiskinan di Riau yang dijelaskan oleh komponen pertumbuhan
adalah sebesar 95,64 persen, sedangkan sisanya 4,36 persen dijelaskan oleh komponen distribusi pendapatan. Hal ini menunjukkan pentingnya pertumbuhan
ekonomi dalam rangka pengentasan kemiskinan Gambar 28.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
100
4.36
95.64
Pertumbuhan Distribusi
Gambar 28 Dekomposisi Perubahan Kemiskinan menjadi Komponen Pertumbuhan dan Komponen Distribusi Pendapatan di Provinsi Riau Tahun 2002-2008
Kecilnya pengaruh komponen distribusi pendapatan disebabkan relatif meratanya distribusi pendapatan di Riau, yang ditunjukkan dengan indeks Gini
sebesar 0,306. Menurut Todaro dan Smith, 2006 angka indeks Gini sebesar 0,20 hingga 0,35 masih dikategorikan sebagai distribusi pendapatan yang relatif
merata. Hasil ini sesuai dengan World Bank 2006, yang menyatakan bahwa
komponen utama dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia adalah pertumbuhan. Demikian juga dengan yang diungkapkan oleh Perry et al 2006,
yakni pada negara dengan tingkat pendapatan per kapita yang rendah dan distribusi pendapatan yang relatif merata, maka pertumbuhan akan lebih efektif
dalam mengentaskan kemiskinan daripada perubahan distribusi pendapatan.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
101
VII. KESIMPULAN DAN SARAN