Hal  semacam  ini  yang  coba  dicontohkan  Malala  bahwa  meskipun tidak  memiliki  ikatan  geneologi  atau  kedekatan  geografis,  Malala  tetap
tidak  sungkan  untuk  menganggap  mereka  saudaranya.  Islam  telah mengajarkan umatnya untuk tetap bersatu satu sama lain dan tidak bercerai
berai.  Saling  peduli  dan saling  tolong  menolong  karena  Islam  mengikat seluruh kaum muslimin dengan ikatan iman dan Islam.
6. Adegan 6
Gambar 4.6 : Malala berpidato untuk PBB.
Adegan ini diambil ketika Malala mulai berbicara lagi di depan umum setelah  sekian  lama  menjalani  proses  penyembuhan  atas  luka
tembakannya.  Malala  berpidato  di  depan  majelis  umum  PBB  tepat  pada usianya  yang  ke  enam  belas  tahun  yaitu  tanggal  12  Juli  2013  lalu.  Pada
pidato tersebut Malala menyerukan pendidikan global bagi seluruh anak di seluruh dunia tanpa terkecuali.Ia didaulat menjadi ikon pendidikan global
oleh  Perserikatan  Bangsa-Bangsa  dan  PBB  menetapkan  tanggal  12  Juli sebagai Hari Malala.
Adapun  yang beberapa  tokoh  yang hadir  di  acara  ini  adalah  Sekjen PBB  Ban  Ki-moon,  utusan  khusus  PBB  untuk  pendidikan  yang  juga
mantan  PM  Inggris,  Gordon  Brown,  dan  delegasi  lebih 1.000  murid  dari seluruh dunia, tampak pula keluarga Malala.
Dalam  pidatonya,  Malala  menjelaskan  bahwa  ia  tidak  sendiri,  ia berbicara atas nama orang lain yang memiliki nasib yang sama dengannya
dan  ia  mewakili  suara  dari  orang-orang  yang  suaranya  tidak  didengar. Malala dalam pidatonya mengatakan:
“Jadi di sini hari ini saya berdiri: satu anak
perempuan, di antara yang lain. Saya bicara bukan  atas nama saya sendiri, tapi atas nama orang
lain  yang  tidak  punya  suara  yang  bisa  didengar,  untuk  mereka  yang berjuang  untuk  haknya.  Hak  untuk  hidup  dalam  damai,  hak  untuk
hidup secara  bermartabat,  hak  untuk  memperoleh  kesempatan  yang
sama, hak untuk mendapat pendidikan.”
14
tanda  ikon  yang  ditampilkan  dalam  adegan  ini  adalah  seorang perempuan  berdiri  dan  beberapa  orang  yang  memperhatikannya.
Sedangkan  indeks  pada  adegan  ini  adalah  pada  saat  Malala  berdiri, berbicara  di  depan  majelis  umum  PBB  setelah  sekian  lama  menjalani
proses penyembuhan di rumah sakit.
14
The  Global  Journal,  “Pidato  Malala  Yousafzai  di  PBB:  Pejuang  Pendidikan  Global.” Artikel
diakses pada
04 Oktober
2016 pukul
07”58 WIB
dari http:theglobejournal.compendidikanisi-pidato-malala-yousafzai-di-pbb-pejuang-pendidikan-
globalindex.php.
Dari  kutipan  isi  pidato  Malala  di  atas  juga  memunculkan  makna indeks  emansipasi  wanita  yaitu  tentang  hak-hak  yang  semestinya
didapatkan  oleh  perempuan.  Diantaranya  adalah  hak  untuk  hidup  dalam damai,  hak  untuk  hidup  secara  bermartabat,  hak  untuk  memperoleh
kesempatan yang sama dan hak untuk mendapatkan pendidikan.
dalam Islam hak-hak tersebut dijunjung tinggi dengan adanya keadilan antara pria dan wanita. Keadilan berarti tidak adanya kecondongan ke arah
jenis kelamin tertentu dan mengabaikan jenis kelamin yang lain. Keadilan juga memberikan bobot yang sama antara hak dan kewajiban pada pria dan
wanita. Salah satunya di bidang pendidikan. Islam mengharuskan hamba- hambanya  untuk  menuntut  Ilmu  baik  laki-laki  maupun  perempuan.
Keduanya  memiliki  kesempatan  yang  sama  dalam  mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.
Musdah  Mulia  mengatakan  bahwa  di  zaman  Nabi  SAW  tercatat  ada 1.232  perempuan  yang  menerima  dan meriwayatkan  hadits.Nahkan
sahabat dan istri Nabi, Aisyah r.a tercatat sebagai salah satu bendaharawan hadits, beliau meriwayatkan 2.210 hadits.
15
Pencapaian Aisyah r.a ini menjadi bukti bahwa perempuan juga dapat memiliki  prestasi  yang  luar  biasa.
Kemampuan  Aisyah  dalam meriwayatkan  Hadits  menujukkan  adanya  peran  perempuan  dalam  Islam
15
Musdah  Mulia, Indahnya  Islam:  Menyuarakan  Kesetaraan  dan  Keadilan  Gender, h. 26.
yang  menjadikannya  sebagai  salah  satu  bendaharawan  hadits  yang  masih sangat dikenal oleh umat Islam sampai sekarang.
Simbol yang muncul adalah Malala. Dalam adegan ini malala muncul dengan  membawa  harapan  akan  perubahan  bagi  kaum  perempuan  di
seluruh dunia dan bagi anak-anak. Malala menjadi simbol harapan mereka yang  memiliki  nasib  sama  seperti  malala  yaitu  tidak  mendapatkan
kehidupan  yang  layak,  tidak  mendapatkan  kesempatan  untuk  berekspresi dan tidak memiliki kesempatan untuk menuntut ilmu.
7. Adegan 7
Gambar 4.7 : Gambar seorang gadis. Pada  adegan  wawancara  ini,  Malala  menjelaskan  bahwa  kehidupan
yang  ia jalani  sekarang  bukanlah  atas  kemauan  ayahnya  ataupun  paksaan dari  ayahnya,  bahkan  tidak  sedikitpun  ayahnya  menceritakan  kehidupan
yang  akan  ia  jalani  tersebut.  Malala  menegaskan  bahwa  ayahnya  hanya