Pengertian Film Dokumenter Tinjauan Umum Tentang Film 1. Pengertian Umum Film

• Investigasi. Yakni jenis film dokumenter yang merupakan kepanjangan dari investigasi jurnalistik, biasanya aspek visual lebih ditonjolkan. Peristiwa yang diangkat merupakan peristiwa yang ingin diketahui secara lebih mendalam. Misalnya seperti korupsi dalam penanganan negara, jaringan narkoba di sebuah negara dan lain sebagainya. • Perbandingan dan kontradiksi. Yakni film dokumenter yang mengedepankan sebuah perbandingan, bisa dari seseorang atau sesuatu. • Ilmu pengetahuan. Film dokumenter yang mengedepankan aspek pendidikan dan pengetahuan. • Buku harian atau diary. Film jenis ini harus mengacu pada catatan perjalanan hidup seseorang yang diceritakan kepada orang lain. • Musik. Merupakan salah satu jenis dokumenter yang sangat banyak diproduksi. Salah satu awalnya muncul ketika Donn Alan Pannebaker membuat film-film yang sebenarnya hanya mendokumentasikan pertunjukkan musik saja. • Association Picture Story. Jenis film dokumenter yang dipengaruhi oleh film eksperimental. Sesuai dengan namanya, film ini menggabungkan gambar-gambar yang tidak berhubungan. Namun ketika disatukan dengan proses editing, maka makna akan muncul dan dapat ditangkap oleh penonton melalui asosiasi yang terbentuk di benak mereka. • Dokudrama. Jenis dokumenter yang merupakan penafsiran ulang terhadap kejadian nyata, bahkan hampir seluruh aspek filmnya tokoh, ruang dan waktu cenderung untuk direkonstruksi. Film dokumenter bukanlah film fiksi yang pada proses pembuatannya selalu menggunakan narasi yang jelas, perencanaan yang matang dan alur cerita yang jelas dan dapat dengan mudah dipahami oleh penontonnya. Pada film dokumenter, unsur-unsur tersebut tidak harus selalu ada, karena pada intinya, film dokumenter lebih mengedepankan fakta dengan menghadirkan narasumber, menampilkan lokasi-lokasi terjadinya kejadian dan tidak mengurangi atau melebih-lebihkan cerita yang sebenarnya terjadi. Dengan mengedepankan fakta, tentunya agar para penonton film dokumenter lebih percaya dengan kejadian yang sebenarnya.

C. Emansipasi Wanita Dalam Islam 1. Pengertian Emansipasi

Kata emansipasi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris Emancipation yang kemudian dibakukan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “Emansipasi” yang berarti kemerdekaan dan pembebasan, 32 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, emansipasi adalah pembebasan dari perbudakan, dalam makna yang lain, emansipasi juga diartikan sebagai persamaan hak di berbagai aspek kehidupan masyarakat seperti persamaan hak kaum wanita dengan kaum pria. 33 Di zaman Romawi dahulu, istilah emansipasi dipakai terhadap upaya seorang anak yang belum dewasa agar lepas dari kekuasaan orang tua mereka dengan maksud untuk mengangkat derajat atau haknya. Istilah ini secara luas digunakan untuk menggambarkan berbagai upaya yang dilakukan untuk memperoleh persamaan derajat atau hak-hak politik, 34 lazimnya digunakan bagi kelompok yang tak diberi hak secara spesifik, atau secara lebih umum dibahas dalam hal-hal berkaitan masalah persamaan derajat. Dalam perkembangannya, istilah ini kemudian lebih sering dikaitkan dengan emansipasi wanita dalam rangka memperoleh persamaan hak, 32 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, h. 210. 33 http:kbbi.web.idemansipasi, Diakses pada Tanggal 03 Agustus 2016 pukul 12:15 WIB. 34 Agus Saputera, “Mengupas Emansipasi Wanita,” artike l diakses pada 17 Agustus 2016 pukul 06:46 WIB dari http:riau1.kemenag.go.idindex.php?a=artikelid=492. derajat, dan kebebasan seperti halnya kaum lelaki. Sejak abad ke-14 M sudah ada gerakan untuk memperjuangkan persamaan bagi wanita yang sekarang orang lebih mengenalnya sebagai emansipasi wanita. 35

2. Pengertian Emansipasi Wanita

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa emansipasi memiliki arti kemerdekaan dan pembebasan. Selanjutnya, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata perempuan adalah orang manusia yang mempunyai vagina, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak dan menyusui, 36 sedangkan arti kata wanita adalah perempuan yang sudah dewasa. 37 Merujuk pada pengertian di atas, dapat di mengerti bahwa emansipasi wanita diartikan sebagai “…proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untu k maju…” 38 Dengan demikian, emansipasi wanita adalah usaha sadar yang dilakoni kaum perempuan untuk memperoleh hak yang sama dalam menjalani kehidupan sosial kemasyarakatan sebagaimana yang telah dilakoni oleh kaum pria sehingga mereka terbebas dari perlakuan tidak adil atau diskriminasi jenis kelamin. 35 Agus Saputera, “Mengupas Emansipasi Wanita,” artikel diakses pada 17 Agustus 2016 pukul 06:46 WIB dari http:riau1.kemenag.go.idindex.php?a=artikelid=492. 36 http:kbbi.web.idperempuan, Diakses pada 31 Agustus 2016 pukul 11:27 WIB 37 http:kbbi.web.idwanita, Diakses pada 31 Agustus 2016 pukul 11:31 WIB 38 http:kbbi.web.idemansipasi, Diakses pada Tanggal 03 Agustus 2016 pukul 12:17 WIB.

3. Emansipasi Wanita Dalam Pandangan Islam

Kehadiran Islam adalah untuk menjadi agama yang menebarkan rahmat bagi seluruh alam. Salah satu bentuk rahmat itu adalah pengakuan Islam terhadap keutuhan kemanusiaan baik itu perempuan maupun laki- laki. Ukuran kemuliaan seseorang dimata Tuhannya adalah melalui tingkat keimanan dan ketakwaannya dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Islam sangat memuliakan wanita, al- Qur’an maupun al -Hadits memberikan perhatian yang sangat besar bagi kaum wanita. Baik itu sebagai anak, istri, ibu, saudara ataupun peran lainnya. Begitu pentingnya hal tersebut, Allah mengabadikannya dalam al- Qur’an pada surah an -Nisa yang sebagian besar ayat-ayatnya berisi tentang persoalan, perlindungan sampai hukum yang berkaitan dengan hak dan kewajiban wanita. Musdah mulia berpendapat bahwa di dalam Islam ada empat prinsip yang menjunjung tinggi kehormatan kaum wanita. Diantara prinsip-prinsip tersebut adalah: 39 Pertama, prinsip hak dan kewajiban yang mengandung pengertian bahwa baik pria atau wanita memiliki kewajiban yang sama dalam menjalankan perintah-perintah agama. Begitu juga dengan hak, bahwa pria atau wanita memiliki hak yang sama dalam memperoleh pahala sesuai dengan amal ibadah atau kewajiban yang telah dilakukannya. Hal yang 39 Musdah Mulia, Menyuarakan Kesetaraan dan Keadilan Gender, Cet ke-1, Yogyakarta: SM Naufan Pustaka, 2014, h. 48-51. membedakan hanya tingkat ketakwaannya saja sehingga hal tersebut menentukan banyak sedikitnya pahala maupun adzab yang diperoleh oleh mereka. Prinsip ajaran persamaan pria dan wanita sebagai makhluk Allah yang mulia tertera di dalam al- Qur’an surah al -Hujuraat ayat 13 sebagai berikut:                         Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal- mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” QS: Al-hujuraat: 13. 40 Pada ayat di atas menjelaskan bahwa pria dan wanita memiliki derajat yang sama, kemuliaan seseorang di hadapan Allah SWT bukan didasarkan pada jenis kelamin atau etnisnya, melainkan berdasarkan prestasi ibadah kepada Allah SWT dan amal yang dilakukannya. Dalam Islam disebut sebagai orang-orang yang bertakwa. Adapun perbedaan tersebut hanya bersifat fungsional saja, sesuai dengan kodratnya masing-masing. Persamaan hak juga tertuang dalam berbagai bidang. Setiap laki-laki dan perempuan berpeluang untuk memperoleh hak-hak politik, pendidikan, waris, persaksian dan lain-lain. Dalam pendidikan misalnya, 40 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Cahaya Quran, 2006, h. 517.