Ziauddin Yousafzai Profil Tokoh-tokoh pada Film He Named Me Malala 1. Malala Yousafzai

60

BAB IV TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Pengantar Adegan-Adegan pada Film He Named Me Malala.

Film dokumenter adalah sebuah perekaman gambar dan suara yang hanya merekam kejadian yang sebenarnya dan nyata, tidak imajinatif dan memiliki latar belakang yang otentik. Biasanya film dokumenter direkam dengan apa adanya, artinya proses perekaman tidak harus direncanakan sematang mungkin seperti pada film-film fiksi. Hal yang membedakan film dokumenter dengan film lainnya ada pada penceritaannya, dimana film dokumenter tidak bertumpu pada alur cerita yang dibawakan, namun lebih menekankan pada keaslian fakta kejadian yang sebenarnya. Film yang menjadi penelitian penulis adalah film He Named Me Malala. Dalam film ini terdapat beberapa adegan yang mengandung makna emansipasi wanita dalam Islam. Dari sekian banyak adegan yang ada pada film ini, peneliti hanya akan meneliti adegan adegan yang berkaitan dengan emansipasi wanita dalam Islam saja dengan menggunakan analisis semiotik Charles Sander Peirce. Adapun konsep yang digunakan adalah makna Ikon, Indeks dan Simbol emansipasi wanita dalam Islam pada film He Named Me Malala. Adapun adegan yang dipilih terdiri dari delapan adegan. Adegan-adegan yang dipilih sesuai urutan durasi pada film He Named Me Malala sehingga dapat memudahkan penulis dalam menyusunnya. B. Analisis Semiotik Ikon, Indeks dan Simbol Emansipasi Wanita Dalam Islam Pada Film He Named Me Malala.

1. Adegan 1

Gambar 4.1 : Malala dalam sebuah acara Televisi. Pada adegan ini bermula ketika ayah Malala sedang menonton acara televisi. Di dalam acara tersebut, Malala sedang berbicara tentang keadaan kaum wanita di tempat asalnya. Ia menjelaskan bahwa kaum wanita di sana tidak diperbolehkan pergi ke pasar dan ke sekolah. Kemudian Malala mengatakan bahwa atas keresahannya itulah Ia berani berbicara dan menyuarakan hak-haknya sebagai perempuan di depan umum, bahkan Malala mengatakan bahwa kaum wanita lebih kuat dari kaum pria. Pada pengamatan adegan ini diambil pada durasi 00:11:03. Pada adegan ini, tanda ikon yang muncul adalah seorang perempuan yaitu Malala Yousafzai, sedangkan indeks yang muncul pada gambar di atas adalah kata-kata yang diucapkan oleh Malala “aku bahkan percaya bahw a wanita lebih kuat dari pria.” Sebelumnya Malala juga mengatakan bahwa tidak ada perbedaan hak dan kewajiban antara pria dan wanita. Pernyataan Malala ini menggambarkan adanya emansipasi wanita. Hal ini digambarkan dari perkataan Malala tersebut yang memandang bahwa antara pria dan wanita memiliki hak dan kewajiban yang sama. Menurut Musdah Mulia, persamaan hak dan kewajiban mengandung pengertian bahwa baik pria maupun wanita memiliki kewajiban yang sama, yaitu melaksanakan perintah-perintah agama. 1 Begitu pula dengan hak. Dalam Islam, baik pria maupun wanita memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan pahala apabila mereka menjalankan perintah agama dan sebaliknya. Mereka memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan adzab apabila mereka melanggar perintah-perintah agama. Allah SWT memberikan jaminan surga bagi hamba-hambanya yang mengerjakan amal sholeh, baik pria ataupun wanita.Allah juga ada memberikan balasan yang setimpal bagi mereka yang melanggar perintah- perintah-Nya.    ð         ð    ð                 Artinya: Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka Dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. dan 1 Musdah Mulia, Indahnya Islam: Menyuarakan Kesetaraan dan Keadilan Gender, Yogyakarta: SM Naufan Pustaka, 2014, h. 48. Barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam Keadaan beriman, Maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab Q.S. Al- Mukmin: 40. 2 Sementara simbol yang muncul pada gambar di atas adalah jilbab yang dipakai oleh Malala.Pada gambar tersebut terlihat Malala memakai jilbab dengan menyisakan rambut bagian depannya saja. Gaya jilbab yang dipakai Malala memperlihatkan gaya jilbab wanita Pakistan di tahun 1940- an yang lebih simpel menggunakan warna-warna cerah. Tanpa jarum, jilbab hanya digunakan sebagai selendang penutup kepala. 3

2. Adegan 2

Gambar 4.2 : Seorang Gadis Sedang Berbicara. 2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Cahaya Quran, 2006, h. 471. 3 Detik.com, “Foto: Gaya Jilbab Wanita Timur Tengah Dari Masa Ke Masa” artikel diakses pada 03 Oktober 2016 pukul 23:20 WIB dari http:wolipop.detik.comread2016061709351032355651632foto-mengintip-gaya-jilbab- wanita-timur-tengah-dari-masa-ke-masa.