3 Argument adalah  tanda  yang  langsung  memberikan  alasan  tentang sesuatu.
Sedangkan  berdasarkan  objeknya, Peirce  juga  membaginya  ke  dalam tiga bagian, yakni ikon, indeks, dan simbol.
12
1 Ikon adalah  tanda  yang  memunculkan  kembali  benda  atau  realitas
yang ditandainya, misalnya foto dan peta. 2
Indeks adalah  hubungan  langsung  antara  tanda  dan  objeknya.  Ia merupakan  tanda  yang  hubungan  eksistensionalnya  langsung  dengan
objeknya.  Misalnya,  asap  adalah  indeks  api  dan bersin  adalah  indeks flu.
3 Simbol adalah  tanda  yang  memiliki  hubungan  dengan  objeknya
berdasarkan  konvensi,  kesepakatan  atau  aturan  kata-kata  pada umumnya.  Misalnya  palang  merah  adalah  simbol  dan  angka  adalah
simbol. Ketiga tipe tanda ini ikon, indeks, simbol dapat dimodelkan ke dalam
sebuah segitiga sebagai berikut:
12
Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi, h. 38
Ikon
Indeks Simbol
Gambar 2.2: Model Semiotik Peirce. Ikon adalah tanda yang mirip dengan referennya dengan cara tertentu.
Misalnya  foto wajah  adalah ikon visual yang menunjukkan wajah seseorang yang  sebenarnya.  Kata-kata onomatopoetik
seperti  ‘gug
-
gug’  adalah  ikon
vokal  yang  dibuat  untuk  menirukan  suara  seekor  anjing,  selain  itu  suara
seperti ‘tok’, ‘dor’, ‘dug’ merupakan ikon
-ikon vokal yang juga dibuat untuk menirukan suara yang dihasilkan ketika terjadi suatu gerakan atau tindakan.
Contoh lainnya seperti parfum yang merupakan ikon penciuman yang menirukan  bau-bauan  alam,  kayu  yang  diukir  menjadi  huruf  alfabet  juga
merupakan ikon perabaan yang dapat dicerap melalui sentuhan. Indeks adalah  ikon  yang  menggantikan  atau  menunjuk  ke  sesuatu
dalam hubungannya dengan sesuatu  yang lain. Berbeda dengan ikon.  Indeks tidak  sama  dengan  yang  ditunjuknya,  indeks  hanya  mengidentifikasikan
sesuatu  atau  menunjukkan  dimana  sesuatu  itu  berada.  Manifestasi  paling tipikal  dari  kegiatan  menunjuk  adalah  dengan  mengarahkan  jari  telunjuk
indeks  yang  secara  naluriah  dipakai  oleh  manusia  untuk  menunjuk  dan
memastikan kedudukan
suatu benda,
seseorang, lokasi,
ataupun peristiwa.selain  itu, beberapa  kata  yang  juga  merupakan  manifestasi  bentuk
implisit  dari  indeksikalitas  seperti  kata  ‘di  sini’,  ‘di  sana’,  ‘di  atas’,  ‘di bawah’.untuk  menujukkan  suatu  lokasi  tertentu  ketika  seseorang
membicarakannya. Contoh  lainnya  seperti  asap  yang  merupakan indeks  dari  api,  atau
ketika  seorang  mahasiswa  yang  membuat  janji  dengan  dosen  untuk bimbingan  skripsi,  kemudian  dosen  tersebut  memberitahukan  kepada
mahasiswanya  bahwa  ia  dapat  mengenali  si  dosen  dari  pakaiannya  yang menggunakan jas hitam, menggunakan kacamata, dan membawa tas berwarna
coklat. Maka,  jas  hitam,  kacamata  dan  tas  coklat  merupakan  indeks  dari dosen tersebut.
Simbol adalah  tanda  yang  mewakili  sesuatu  yang  proses  penentuan simbol itu tidak mengikuti aturan tertentu. Hal yang perlu diperhatikan adalah
bahwa  makna-makna  simbolik  dibentuk  melalui  konvensi  sosial  atau berdasarkan kesepakatan tertentu, sehingga tidak bisa langsung digambarkan.
Misalnya  tanda  V  yang  dibentuk  menggunakan  jari  telunjuk  dan  jari  tengah
merupakan  simbol  ‘perdamaian’,  warn
a  putih  yang  mewakili  simbol
‘kesucian’.  Bendera  kuning  dikalangan  masyarakat  Indonesia  mewakili
adanya seseorang yang meninggal dunia,
B. Tinjauan Umum Tentang Film 1. Pengertian Umum Film
Menurut  kamus  besar  bahasa  Indonesia,  film  diartikan  dalam  dua pengertian.  Pertama  film  adalah  selaput  tipis  yang  dibuat  dari  seluloid
untuk tempat gambar negatif yang akan dibuat potret atau untuk tempat gambar  positif  yang  akan  dimainkan  di  bioskop.  Kedua,  film  diartikan
juga  sebagai  lakon  cerita  gambar  hidup.
13
Dalam  bahasa  inggris  film dikenal dengan movie yang mengandung arti gambar hidup dan bioskop.
14
Menurut UU 81992, sebagaimana dikutip oleh Taufan Saputra dalam
jurnalnya  yang  berjudul  “Representasi  Analisis  Semiotik  Pesan  Moral
Dalam  Film  2012  Karya  Roland  Emm
rich”,  definisi  film  adalah  sebagai
berikut.
“film  adalah  karya  cipta  seni  dan  budaya  yang  merupakan  media
komunikasi  massa  pandang-dengar  yang  dibuat  berdasarkan  asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan
video, danatau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk,  jenis,  dan  ukuran  melalui  proses  kimiawi,  proses  elektronik,
atau  proses  lainnya,  dengan  atau  tanpa  suara,  yang  dapat dipertunjukkan  danatau  ditayangkan  dengan  sistem  proyeksi
mekanik, elektronik d
anatau lainnya.”
15
Film  sebagai  penanda  berarti  teks  yang  memuat  serangkaian  citra fotografi  yang  mengakibatkan  timbulnya  ilusi  gerak  dan  tindakan  dalam
kehidupan nyata. Sedangkan sebagai petanda, film merupakan cermin bagi
13
http:kbbi.web.idfilm, Diakses pada 20 Juli 2016 pukul 15:45
14
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2010, h. 387.
15
Taufan Saputra, “Representasi Analisis Semiotik Pesan Moral Dalam Film 2012 Karya Roland Emmrich,” ejournal. Ilkom.fisip
-unmul.ac.id, 2 Februari 2014, h. 277.
kehidupan  metaforis.
16
Di  dalam genre film  terdapat  sistem  signifikasi yang dapat di tanggapi oleh setiap orang. Hal ini jelas bahwa topik dalam
film menjadi sangat pokok dalam kajian semiotika media dan melalui film, setiap orang mencari inspirasi, wawasan, rekreasi dan informasi.
2. Film Sebagai Media Massa
Pada  awal  kemunculannya  di  akhir  abad  ke-19,  film  menjelma menjadi  sebuah  alat  presentasi  dan  distribusi  dari  tradisi  hiburan  yang
menawarkan  cerita,  panggung,  musik,  drama,  humor  dan  trik  teknis  bagi konsumsi  populer.  Film  juga  hampir menjadi  media  massa  yang  dalam
artiannya  bahwa  film  mampu  menjangkau  populasi  dalam  jumlah  besar dengan cepat.
Terdapat  tiga  elemen  penting  dalam  sejarah  film  sebagai  bisnis pertunjukkan.Pertama,  penggunaan  film  untuk  propaganda  sangat
signifikan, terutama jika diterapkan untuk tujuan nasional dan kebangsaan, berdasarkan  jangkauannya  yang  luas,  sifatnya  yang  riil,  dampak
emosional,  dan  popularitas.
17
Dua  elemen  lain  dalam  sejarah  film  adalah munculnya  beberapa  sekolah  seni  film  dan  munculnya  gerakan  film
dokumenter. Sejarah  film  mengalami  perubahan  besar  yang  disebut  dengan
‘Amerikanisasi’.Perubahan  ini  terjadi  setelah  perang  dunia  I  dengan
16
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, Yogyakarta: Jalasutra, 2010, h. 134.
17
Denis  McQuail, Teori  Komunikasi  Massa. Penerjemah  Putri  Iva  Izzati, Jakarta: Salemba Humanika, 2012, h. 35
munculnya televisi dan pemisahan film dari bioskop.
18
Televisi mengambil sebagian besar khalayak film, terutama khalayak keluarga dan sedikit dari
khalayak kalangan anak muda. Televisi juga mengambil atau mengalihkan dokumenter  sosial  dari  perkembangan  film  dan  memberikannya  kepada
program  yang  biasanya  bersifat  jurnalistik  atau  laporan  khusus. Bagaimanapun program tersebut tidak memiliki efek yang sama pada seni
film atau nilai estetika film. Pemisahan  antara  film  dengan  bioskop  merujuk  kepada  banyaknya
cara  untuk  menonton  film.  Dari  mulai  pertunjukkan  awal  di  bioskop, televise  penyiaran,  penyiaran  kabel,  rekaman  video,  penjualan  atau
penyewaan  DVD,  televisi satelit  dan  saat  ini  internet  digital.
19
Perkembangan-perkembangan  ini  memiliki  dampak  tertentu,  yakni membuat  film  tidak  lagi  sebagai  pengalaman publik  bersama  dan  lebih
kepada pengalaman pribadi. Meskipun  media  film  telah  dinomorduakan  oleh  media  televisi,  film
justru lebih menyatu dengan media lain, terutama penerbitan buku, musik dan televisi. Film telah berperan besar, walaupun berkurang khalayaknya,
film justru menjadi sumber kebudayaan yang darinya menghasilkan buku, kartun  strip,  lagu  dan  bintang  televisi  serta  serial.
20
Oleh  karena  itu,  film merupakan  pencipta  budaya  massa  yang  dapat  dijangkau  oleh  televisi,
rekaman digital, kabel dan saluran satelit.
18
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, h. 36.
19
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, h. 36.
20
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, h. 37.
3. Unsur-Unsur Pembentukan Film
Menurut  Himawan  Pratista,  secara umum  film  dibagi  menjadi  dua unsur pembentuk, yakni unsur naratif dan unsur sinematik.
21
Kedua unsur tersebut saling berinteraksi dan berkaitan antara satu dengan yang lainnya
dalam membentuk sebuah film. Baik unsur naratif ataupun sinematik tidak akan  dapat  berdiri  sendiri  dalam  membentuk  sebuah  film.  Unsur  naratif
bisa berupa bahan atau materi yang akan diolah, sedangkan sinematik bisa dikatakan sebagai cara atau gaya untuk mengolah bahan tersebut.
a Unsur Naratif
Unsur  naratif  berhubungan  dengan  cerita  film atau  tema  film  yang akan digarap, setiap film cerita selalu memiliki unsur naratif dan tidak
terlepas dari unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, waktu, lokasi dan lain-lainnya. Tokoh memiliki peran dan karakteristik tertentu dalam
pembentukan  film, selain  itu  permasalahan  yang  muncul  juga  menjadi unsur  lain  yang  membentuk  film sehingga  permasalahan  yang  muncul
akan  melahirkan  konflik  diantara  para  tokoh  ataupun  hal  lainnya.  Hal ini  tentu  berkaitan  pula  dengan  lokasi  dan  waktu  kejadian. Elemen-
elemen inilah  yang  membentuk  keseluruhan  unsur  naratif.Aspek kausalitas  antara  elemen-elemen  tersebut  menjadi  pokok  pembentuk
unsur narasi.
21
Himawan Pratista, Memahami Film, Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008, h. 1.