mudah  untuk  dapat  mengendalikan  dan  menguasai  amarah.  Sifat  amarah ini  memang  tidak  luput  dari  diri  manusia,  karena  cenderung  memiliki
hawa  nafsu  yang  harus  selalu  dituruti  dan enggan  untuk  diselisihi keinginannya.
Bersama dengan itu, sifat marah merupakan bara api yang dikobarkan oleh  setan  dalam  hati  manusia  untuk  meruntuhkan  iman  dan  agamanya
karena  dengan  kemarahan  manusia  bisa  gelap  mata  sehingga  ia  dapat melakukan tindakan dan perkataan yang buruk dan bisa merugikan dirinya
dan  juga  agamanya.  Oleh  karena  itu,  Allah  SWT  memuji  hamba- hambaNya  yang  bertakwa.  Meskipun  setan  selalu  menggoda  dan
mengganggu  mereka,  namun  mereka  mampu  meredam  amarah  tersebut sehingga dapat menyelamatkan dirinya maupun agamnya dari hawa nafsu.
Sikap  yang  ditunjukkan  oleh  Malala  terhadap  perlakuan  Taliban kepadanya  sungguh  sangat  mencerminkan  karakter  umat  Islam  yang  taat.
Meskipun  sudah  disakiti  dan  dilukai  sedemikian  rupa,  Malala  tetap  tidak menyimpan dendam maupun amarah. Bahkan jika diibaratkan, kemarahan
itu tidak sebesar sub-atom yang sangat kecil sekalipun. Dengan  ini  Allah  SWT  memuji  mereka  yang  mampu  meredam
amarah dan mengendalikannya dalam sebuah firmannya:
  
 
 
 
 
 
 
Artinya
: “yaitu orang
-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu  lapang  maupun  sempit,  dan  orang-orang  yang  menahan
amarahnya  dan  memaafkan  kesalahan  orang.  Allah  menyukai orang-
orang yang berbuat kebajikan.”
Q.S. Ali Imran: 134.
6
Ayat  di  atas  menjelaskan  jika  mereka  disakiti  orang  lain  yang menyebabkan  timbulnya  kemarahan  dalam  diri  mereka,  maka  mereka
tidak melakukan sesuatu yang diinginkan oleh watak kemanusiaan mereka yaitu  melampiaskan  kemarahan.  Akan  tetapi  mereka  justru  berusaha
menahan  kemarahan  dalam  hati  mereka  dan  bersabar  untuk  tidak membalas perlakukan orang lain yang menyakiti mereka.
Dalam  hal  ini,  Malala  telah  mampu  mengalahkan  musuh  yang sebenarnya yaitu hawa nafsu. Sikap Malala yang terlihat tenang dan terihat
tidak tertekan sama sekali menunjukkan kepribadian  yang sangat bijak di usianya yang ketika itu masih 16 tahun.
6
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 67.
3. Adegan 3
Gambar 4.3 : Suasana Sebuah Kelas. Adegan  ini  diambil  ketika  Malala  sedang  berjalan  di  lorong  sekolah
barunya di Birmingham, Inggris. Pada adegan ini Malala mengungkapkan kesulitannya  beradaptasi  dengan  lingkungan  dan  teman-temannya  karena
kehidupannya berbeda dengan kehidupan mereka. Seperti  kebiasaan  murid-murid  perempuan  yang  pergi  ke  sekolah
dengan menggunakan baju lengan pendek dan rok pendek. Malala merasa tidak  nyaman  dengan  pakaian  tersebut,  sehingga  dirinya  menggunakan
pakaian lengan panjang dan rok panjang serta menggunakan jilbab. Selain itu,  Malala  juga  mengungkapkan  bahwa  murid-murid  di  sekolahnya
terbiasa    berpacaran,  bahkan  di  antara  mereka  ada  yang  sudah  putus dengan pacarnya dan berpacaran dengan orang yang baru.
Teknik gambar  yang digunakan pada adegan ini adalah medium long shot.teknik ini  seringkali  digunakan  untuk  memperkaya  keindahan
gambar.  Terutama  pada  saat  transisi  gambar  yang  disambungkan  dengan komposisi gambar yang lain. Gambar ini diambil pada durasi 00:19:58.
Pada adegan ini, tanda ikon yang muncul adalah beberapa orang gadis, meja,  kursi,  buku-buku,  dan  jendela.Sedangkan  indeks  yang  ditampilkan
pada adegan di atas adalah seragam yang dipakai oleh para gadis tersebut, kemudian background dari gambar ini yang menampilkan sebuah ruangan
yang  cukup  besar  berisi  meja,  kursi,  buku-buku  dan  jendela.Berdasarkan seragam  yang  dipakai  dan background dengan  ciri-ciri  yang  telah
disebutkan  sebelumnya  menunjukkan  bahwa  para  gadis  tersebut  sedang berada di dalam kelas pada sebuah sekolah.
Sementara  simbol  yang  muncul  pada  adegan  di  atas  adalah  pakaian Malala yang konsisten memakai baju lengan panjang dan rok panjang serta
jilbab yang menutupi kepalanya.Pada adegan di atas, dapat dilihat adanya perbedaan pakaian  yang  dipakai oleh Malala dan teman-temannya.Malala
terlihat  lebih  menutupi  seluruh  tubuhnya  dengan  pakaian  tersebut  yang menandakan  bahwa  Malala  tetap  teguh  pada  pendiriannya  untuk  tetap
menutupi  tubuhnya  meski  ia  telah  memasuki  sekolah  yang  baru  dengan suasana yang sangat jauh berbeda.
Keadaan sekolah baru Malala di Birmingham, Inggris memang sangat jauh  berbeda  dengan  keadaan  sekolahnya  di  Pakistan.  Di  Inggris,  Malala
bertemu  dengan  teman-teman  dan  lingkungan  baru  yang  mungkin sebagian besar dari mereka adalah non-Islam, kemudian sudah menjadi hal
yang lumrah ketika mereka terbiasa tidak memakai pakaian atau seragam yang menutupi lengan dan kaki mereka.
Tentu  pada  adegan  ini  Malala  merasa  tidak  nyaman  dengan  pakaian seperti  itu  sehingga  malala  memutuskan  untuk  memanjangkan  baju  dan
rok  sekolahnya  agar  dapat  menutupi  seluruh  bagian  tubuhnya.Sikap Malala  ini  mencerminkan  keteguhan  pendiriannya  sebagai  seorang
perempuan yang menutupi tubuhnya agar tertutup auratnnya. Begitupun  kebiasaan  murid-murid  di  Birmingham  yang  sering
berpacaran  dan  berganti  pasangan.Pada  adegan  ini,  Malala  terlihat  sangat sulit  beradaptasi  dan  tidak  mudah  menerima  kebiasaan-kebiasaan
itu.Meski  demikian,  Malala  tetap  teguh  pada  pendiriannya  untuk  tidak mengikuti  kebiasaan-kebiasaan  tersebut. Malala  hanya  fokus  menuntut
ilmu,  sehingga  dengan  ilmu  dan  pendidikan  yang  tinggi,  Malala  dapat memberikan  kontribusi lebih  untuk  masyarakat  dan dapat  memberi
manfaat untuk sekitarnya. Menuntut  ilmu sangat  penting  bagi  wanita muslimah,  terlebih  lagi
pendidikan tentang agama Islam sehingga nilai-nilai Islam masih melekat erat pada diri Malala meskipun ia sudah berada di lingkungan yang sangat
berbeda.
Islam  sebagai  agama  yang  sempurna  memberikan  petunjuk  dan arahan,  tidak  hanya  masalah  akhlak,  akidah  dan  ketauhidan  saja.Bahkan
Islam  menjawab  permasalahan  muslimah  dan  memberikan  tempat  yang mulia bagi seorang muslimah.
Allah SWT berfirman:
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Artinya: Hai  orang-orang  beriman  apabila  kamu  dikatakan
kepadamu: Berlapang-lapanglah dalam majlis, Maka lapangkanlah niscaya  Allah  akan  memberi  kelapangan  untukmu.  dan apabila
dikatakan:  Berdirilah  kamu,  Maka  berdirilah,  niscaya  Allah  akan meninggikan  orang-orang  yang  beriman  di  antaramu  dan  orang-
orang  yang  diberi  ilmu  pengetahuan  beberapa  derajat.  dan  Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Q.S. Al-Mujadilah: 11.
7
Pada  ayat  di  atas  dijelaskan  bahwa  Allah  akan  mengangkat  derajat orang-orang  beriman  dan  orang-orang  yang  memiliki  ilmu  pengetahuan
beberapa  derajat.  Dalam  ayat  tersebut  tidak  dijelaskan  secara  spesifik apakah  untuk  laki-laki  atau  perempuan.  Maka  dapat  disimpulkan  bahwa
setiap orang  baik  laki-laki  maupun  perempuan  yang  menuntut  ilmu  akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT beberapa derajat.
Menuntut  ilmu  tidak  dibedakan  antara  laki-laki  maupun  perempuan. Semua  sama  baik  laki-laki  atau  perempuan  diwajibkan  untuk  menuntut
ilmu  untuk  bekal  masa  depan  mereka.  Terutama  untuk  seorang  wanita
7
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya,h. 543.