Profil Davis Gugenheim sebagai Sutradara Film He Named Me Malala

Malala dalam menulis berkat bimbingan dari ayahnya yang juga seorang penyair, pemilik sekolah, sekaligus aktivis pendidikan. Malala adalah seorang murid sekolah dan aktivis hak asasi manusia dalam bidang pendidikan dan hak-hak perempuan di Lembah Swat, disana Taliban telah melarang anak perempuan untuk bersekolah, pada awal tahun 2009, saat usianya sekitar 11 dan 12 tahun, Malala menulis di blognya di bawah nama samaran untuk BBC secara mendetail tentang betapa mengerikannya hidup di bawah pemerintahan Taliban, upaya mereka untuk menguasai Lembah dan pandangan mereka tentang mempromosikan pendidikan bagi anak perempuan. Pada tanggal 9 Oktober 2012, Malala ditembak di kepala dan leher oleh kelompok bersenjata Taliban ketika ia sedang dalam perjalanan pulang dari sekolahnya, tepatnya di dalam bus sekolah. Ia sempat dirawat di Pakistan sebelum akhirnya diterbangkan ke Inggris untuk dirawat di rumah sakit di Birmingham. Pasca penembakan tersebut, pada tanggal 12 Juli 2013 yang bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-16, Malala berpidato di depan Forum Majelis Kaum Muda di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat. Pidatonya memuat tiga isu penting, yaitu hak perempuan, perlawanan terhadap terorisme dan kebodohan. PBB juga mendeklarasikan hari tersebut sebagai Hari Malala. Pada tahun 2014 dia bersama Kailash Satyarthi mendapatkan hadiah Nobel perdamaian 2014 atas perjuangan mereka melawan penindasan terhadap perempuan dan anak-anak serta untuk mendapatkan hak pendidikan bagi mereka. Malala menjadi penerima hadiah Nobel termuda karena dia mendapatkan hadiah ini pada usia 17 tahun.

2. Ziauddin Yousafzai

Gambar 3.3: Ziauddin Yousafzai Ziauddin lahir pada tahun 1969 tidak diketahui tanggal lahir tepatnya. ayah Ziauddin adalah seorang orator bernama Rohul Amin Yousafzai 5 . Ziauddin memiliki kakak, Saeed Ramzan, dan lima saudara. Dia memiliki seorang istri, Tor Pekai, seorang putri, Malala, dan dua putra, Khushal dan Atal. Pada masa kecil, Ziauddin adalah seorang yang gagap. Namun karena ayahnya adalah seorang aktivis pendidikan, Ziauddin terinspirasi. 5 Wikipedia, “Ziauddin Yousafzai.” Artikel Diakses pada tanggal 25 Juli 2016 pukul 12:54 WIB dari https:en.wikipedia.orgwikiZiauddin_Yousafzai. Meskipun ia gagap, namun ia ingin membuktikan kepada orangtuanya bahwa ia mampu untuk belajar dan berbicara dengan benar. Ziauddin kuliah di Jahanzeb College di Swat, Pakistan. Selama di perguruan tinggi, ia diangkat menjadi sekertaris jenderal Mahasiswa Federasi Pakhtoon PSF. Sebuah kelompok mahasiswa yang ingin memiliki hak yang sama untuk Pashtun. Ziauddin lulus dari Jehanzeb College sebagai Guru dalam bahasa Inggris. Pada tanggal 11 Juni 2015, Ziauddin menerima gelar doktor kehormatan dari dari Wilfrid Laurier University di Waterloo, Kanada untuk komitmennya dalam perdamaian, serta upaya yang sedang berlangsung untuk hak pendidikan anak perempuan di Pakistan dan di luar Pakistan. Kini Ziauddin menjadi seorang diplomat Pakistan dan dikenal sebagai ayah dari pemenang Nobel Perdamaian Malala Yousafzai, seorang wanita muda yang memprotes Taliban untuk hak pendidikan anak-anak, terutama untuk anak perempuan Pakistan. Saat ini Ziauddin menjabat sebagai Penasihat PBB Khusus Global Education. Ketika putrinya, Malala, cukup tua untuk mulai memahami bahwa pada anak perempuan usia tertentu dilarang untuk bersekolah, ia menginspirasinya untuk berdiri dan berbicara. Bukannya menghadiri sekolah, anak perempuan harus tinggal di rumah dan belajar bagaimana memasak untuk saudara-saudara dan ayah mereka. Ketika ia mendirikan