Pengertian Unit Usaha Syariah

16 Pada dasarnya sistem Unit Usaha Syariah sama seperti Bank Umum Syariah, perbedaannya terletak pada status pendirian sistem syariahnya. Pada Bank Umum Syariah statusnya independen dan tidak bernaung di bawah sistem perbankan konvensional, sementara UUS statusnya tidak independen dan masih bernaung di bawah aturan dan sistem manajemen bank induk konvensional. Dengan demikian, dapat kita pahami bahwa Uni Usaha Syariah merupakan unit usaha yang dilakukan berlandaskan prinsip-prinsip syariah dan dilakukan atau dikelola melalui bank umum konvensional.

2. Fungsi dan Tujuan Perbankan Syariah

a. Fungsi Perbankan Syariah Fungsi dan peran bank syariah yang diantaranya tercantum dalam pembukaan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution AAOIFI, sebagai berikut 12 : 1. Manajer investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah. 2. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana milik nasabah yang dipercayakan kepada bank syariah. 12 M. Nur Rainto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, Jakarta: Era Adicitra Intermedia, 2011, h. 297 17 3. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah dapat melakukan kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana lazaimnya. 4. Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan syariah bank Islam juga wajib memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola menghimpun, mengadministrasikan, dan mendistribusikan zakat, serta dana- dana sosial lainnya. b. Tujuan Perbankan Syariah Bank Syariah memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah : 1. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk ber-muamalat secara islami, khususnya muamalat yang berhubungan dengan perbankan agar terhindar dari praktik-praktik riba atau jenis- jenis usaha atau perdagangan lain yang mengandung unsur gharar, dimana jenis-jenis usaha tersebut selain dilarang dalam Islam, juga telah menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan ekonomi rakyat. 2. Untuk menciptakansuatu keadilan di bidang ekonomi dengan cara meratakan melalui kegiatan investasi agar tidak terjadi kesenjangan yang lebar antara pemiliki modal shahibul maal dengan pihak yang membutuhkan dana mudharib. 3. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang usaha yang lebih besar terutama kelompok