Analisis Statistik Deskriptif Pengaruh Metode Pemisahan Terhadap Return On Asset Bank Umum Syariah Hasil Pemisahan Periode 2011-2016
60
keuangan triwulanan empat bank umum syariah hasil pemisahan, yaitu BNI Syariah, BJB Syariah, BRI Syariah dan Bank Bukopin Syariah. Adapun
penjelasan tabel deskriprif masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel ROA
Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa angka mean variabel dependen Return On Asset ROA adalah sebesar 0,8377, artinya rata-rata tingkat ROA
empat bank umum syariah hasil pemisahan periode 2011-2016 adalah sebesar 0,8377. Angka rasio ROA terkecil dialami oleh Bank Jabar Banten Syariah
pada kuartal II tahun 2016, yaitu sebesar -1,94. Angka tersebut menunjukkan bahwa pada periode terebut total aktiva yang dipergunakan Bank Jabar Banten
Syariah tidak memberikan keuntungan atau mengalami kerugian. Sedangkan angka rasio ROA terbesar terjadi pada Bank BNI Syariah pada kuartal I tahun
2011, yaitu sebesar 3,42.
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel CAR
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation CAR
88 10.74
33.22 17.0636
4.96222 Valid N listwise
88
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation ROA
88 -1.94
3.42 .8377
.68143 Valid N listwise
88
61
Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa angka mean pada variabel Capital Adequacy Ratio CAR adalah sebesar 16,7713, artinya rata-rata tingkat
permodalan atau CAR bank umum syariah hasil pemisahan pada periode 2011- 2016 adalah sebesar 16,7713. Hal tersebut menunjukkan bahwa bank umum
syariah hasil pemisahan sepanjang periode penelitian memiliki tingkat kecukupan modal yang baik, yakni besarnya yang diatas standar minimum 8.
Nilai Capital Adequacy Ratio CAR terendah terdapat pada Bank Bukopin Syariah pada kuartal II tahun 2014, yaitu sebesar 10,74. Sedangkan untuk
nilai CAR tertinggi terdapat pada Bank Jabar Banten Syariah pada kuartal II tahun 2011 sebesar 33,22.
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Variabel NPF
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation NPF
88 .41
13.54 2.6368
1.72257 Valid N listwise
88
Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa angka mean pada variabel Non Performing Finance NPF adalah sebesar 2,6368, artinya bahwa rata-rata
tingkat pembiayaan bermasalah bank umum syariah hasil pemisahan pada periode 2011-2016 adalah sebesar 2,6368. Nilai terendah rasio NPF dialami
oleh Bank Jabar Banten Syariah pada kuartal IV tahun 2011, yaitu sebesar 0,41, artinya 99,59 dari jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh Bank
Jabar Banten Syariah tidak termasuk dalam golongan pembiayaan bermasalah. Sedangkan NPF tertinggi juga dialami oleh Bank Jabar Banten Syariah pada
kuartal II tahun 2016 sebesar 13,54, angka tersebut tergolong sangat besar
62
karena hanya 72,46 pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Jabar Banten Syariah yang terbebas dari golongan pembiayaan bermasalah.
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Variabel BOPO
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation BOPO
88 67.98
106.12 90.9877
6.71000 Valid N listwise
88
Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa angka mean pada variabel Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO adalah sebesar
90,9877, artinya rata-rata tingkat efisiensi bank umum syariah hasil pemisahan selama periode 2011-2016 sebesar 90,9877. Nilai BOPO terendah dialami
oleh BNI Syariah pada kuartal I tahun 2011, yaitu sebesar 67,98. Sedangkan untuk nilai tertinggi dialami oleh Bank Jabar Banten Syariah pada kuartal II
tahun 2016 bahkan nilainya mencapai lebih dari 100 yakni sebesar 106,12. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2016 kuartal II Bank Jabar Banten
Syariah mengalami penurunan tingkat efisiensi.
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Variabel FDR
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation FDR
88 76.53
133.91 93.5176
8.42322 Valid N listwise
88
Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa angka mean variabel Financing to Deposit Ratio FDR adalah sebesar 93,5176, angka tersebut berarti rata-rata
tingkat likuiditas bank umum syariah hasil pemisahan selama periode 2011-
63
2016 adalah sebesar 93,5176. Nilai rasio FDR terendah dialami oleh BNI Syariah pada kuartal I tahun 2011 yaitu sebesar 76,53, angka tersebut
menunjukkan bahwa besarnya jumlah pembiayaan yang disalurkan BNI Syariah adalah 76,53 dari jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun.
Sedangkan nilai rasio FDR tertinggi dialami oleh Bank Jabar dan Banten Syariah pada kuartal I tahun 2011 yang angkanya mencapai 133,91. Hal ini
menunjukkan bahwa Bank Jabar dan Banten Syariah menyalurkan jumlah pembiayaan lebih besar dibandingkan jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun
karena angkanya yang melebihi 100.