26
oleh aktiva produktif akan mampu meningkatkan laba bagi bank. Modal yang cukup bagi bank dapat mengantisipasi risiko yang dihadapai.
27
CAR adalah rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank.
Bank Indonesia telah menetapkan bahwa bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8 dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR.
28
Rumus untuk menghitung CAR adalah sebagai berikut:
= +
+ −
E. Non Performing Finance NPF
Penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk menilai kondisi aset bank termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan credit risk yang
akan muncul. Rasio yang sering digunakan adalah Non Performing Financing NPF pada bank syariah. NPF adalah rasio yang mengukur tingkat
permasalahan pembiayaan yang dihadapai oleh bank syariah.
29
Rasio NPF merupakan rasio antara total pembiayaan yang diberikan dengan kategori non
lancar terhadap total pembiayaan yang diberikan. Rumus menghitung rasio Non Performing Financing NPF adalah sebagai berikut:
NPF = Pembiayaan KL, D, M
Total Pembiayaan x
27
Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko Perbankan Syariah di Indonesia, Jakarta: Salemba Empat, h. 32
28
Evi Sistiyarini dan Su djarno, “Faktor Internal dan Eksternal yang Berpengaruh
Terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia”, Jurnal GeoEkonomi, Vol. 13 1, Maret 2016, h. 33
29
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, h. 95
27
Pembiayaan yang diberikan dengan kategori non lancar terdiri dari pembiayaan Kurang Lancar KL, Diragukan D, dan Macet M. Semakin
tinggi rasio ini menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk. Bank dengan NPF yang tinggi akan memperbesar biaya baik pencadangan
aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank.
F. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional.
BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.
30
Rasio ini sering disebut sebagai rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional.
31
Rasio BOPO dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
BOPO = Biaya Operasional
Pendapatan Operasional x Yang termasuk beban operasional adalah semua jenis biaya yang
berkaitan langsung dengan kegiatan usaha bank. Sedangkan yang termasuk pendapatan operasional adalah pendapatan yang merupakan bagi hasil langsung
30
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, h.119
31
Kartika Wahyu Sukarno dan M. Syaichu, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia”, Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi, Vol. 3 2, Juli 2016,
h. 50