Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Metode Pemisahan Terhadap Return On Asset Bank Umum Syariah Hasil Pemisahan Periode 2011-2016

75 terdapat perbedaan tingkat rasio ROA antara bank umum syariah hasil pemisahan murni maupun pada bank umum syariah hasil pemisahan akuisisi, konversi dan merger pada periode 2011-2016. Hasil ini menunjukkan bahwa dalam melakukan pemisahan baik itu dilakukan dengan metode pemisahan murni maupun metode akuisisi, konversi dan merger tidak akan berdampak pada tingkat Return On Asset ROA bank umum syariah hasil pemisahan, sehingga unit usaha syariah dapat memilih salah satu dari kedua metode tergantung kebutuhan dan kesiapan bank umum konvensional dan unit usaha syariahnya. b. Capital Adequacy Ratio CAR Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset ROA. Hal ini kemungkinan disebabkan karena bank umum syariah hasil pemisahan belum mengoptimalkan modal yang dimiliki untuk dapat digunakan dalam menghasilkan laba. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hakiim 59 yang menunjukkan bahwa pada tahun 2010-2013 Capital Adequacy Ratio CAR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return On Asset ROA Industri Bank Syariah di Indonesia. 59 Ningsukma Hakiim dan Haqiqi Rafsanjani, “Pengaruh Internal CAR, FDR. dan BOPO dalam Peningkatan Profitabilitas Industri Bank Syariah di Indonesia”, h. 166 76 c. Non Performing Finance NPF Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Non Performing Finance NPF berpengaruh negatif signifikan terhadap Return On Asset ROA bank umum syariah hasil pemisahan, artinya bahwa semakin tinggi nilai NPF maka akan mampu menurunkan nilai ROA bank umum syariah hasil pemisahan. Hal ini disebabkan karena semakin kecil nilai NPF maka dapat dikatakan semakin kecil pula jumlah pembiayaan bermasalahnya. Dengan kecilnya jumlah pembiayaan bermasalah, maka jumlah dana pembiayaan yang disalurkan kepada nasabah dapat dikembalikan dengan baik kepada bank syariah, sehingga akan meningkatkan jumlah laba yang diperoleh dan akan menaikkan tingkat profitabilitas bank tersebut. Begitupun sebaliknya apabila nilai NPF meningkat, maka jumlah pembiayaan bermasalah akan meningkat, sehingga akan menyebabkan kerugian bagi bank syariah yang mengakibatkan menurunnya tingkat profitabilitas bank tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hamid 60 danWidowati 61 yang menunjukkan bahwa Non Performing Finance NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Asset ROA. d. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Asset ROA bank umum syariah 60 Abdul Hamid, “The Impact Spin-Off Policy to The Profitability on Indonesian Islamic Banking Industry”, Jurnal Al-Iqtishad, Vol.VII 1, Januari 2015, h. 123 61 Sri Ayu Widowati dan Ba mbang, “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Profitabilitas Perbankan di Indonesia”, h. 13 77 hasil pemisahan, artinya bahwa semakin tinggi nilai BOPO maka akan mampu menurunkan nilai ROA bank umum syariah hasil pemisahan. Hal ini disebabkan karena pada saat melakukan pemisahan, bank syariah hasil pemisahan tersebut memerlukan biaya-biaya operasional yang lebih besar dibandingkan saat menjadi unit usaha syariah yang biaya operasionalnya masih ditanggung oleh bank induk konvensional. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa ketika biaya-biaya operasional meningkat yang ditandai oleh meningkatnya nilai BOPO, maka bank syariah menjadi lebih tidak efisien karena biaya operasional lebih besar dibandingkan pendapatan operasional yang diperoleh, sehingga akan menurunkan tingkat Return On Asset ROA. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hamid 62 dan Hakiim 63 yang menunjukkan bahwa rasio BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas industri perbankan syariah di Indonesia dimana rasio ROA sebagai indikatornya. e. Financing to Deposit Ratio FDR Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Financing to Deposit Ratio FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset ROA bank umum syariah hasil pemisahan, artinya FDR tidak mempengaruhi kenaikan maupun penurunan tingkat profitabilitas bank umum syariah hasil pemisahan. Hal ini kemungkinan disebabkan karena bank syariah belum 62 Abdul Hamid, “The Impact Spin-Off Policy to The Profitability on Indonesian Islamic Banking Industry ”, h. 123 63 Ningsukma Hakiim dan Haqiqi Rafsanjani, “Pengaruh Internal CAR, FDR. dan BOPO dalam Peningkatan Profitabilitas Industri Bank Syariah di Indonesia”, h. 167 78 mengoptimalkan pengelolaan dana pihak ketiganya dalam bentuk pembiayaan yang disalurkan karena bank tersebut masih berhati-hati dalam mengelola dana pihak ketiga yang dimilikinya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan dilakukan Sistriyani 64 dan Hakiim 65 yang menunjukkan bahwa FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA perbankan syariah di Indonesia.

F. Analisis Pengaruh Metode Pemisahan Terhadap Return On Asset Bank

Umum Syariah Hasil Pemisahan Berdasarkan hasil analisis data memperlihatkan bahwa metode pemisahan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Asset ROA bank umum syariah hasil pemisahan pada periode tahun 2011 kuartal I sampai tahun 2016 kuartal II. Unit usaha syariah yang hendak melakukan pemisahan dapat memilih salah satu dari kedua metode pemisahan, baik itu metode pemisahan murni maupun metode pemisahan akuisisi, konversi dan merger tergantung kebutuhan dan kesiapan masing-masing bank induk konvensional maupun unit usaha syariahnya. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hamid 66 , yang memaparkan bahwa kebijakan pemisahan berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset. Hal ini dapat disebabkan karena 64 Evi Sistiyari ni dan Sudjarno, “Faktor Internal dan Eksternal yang Berpengaruh Terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia”, h. 40 65 Ningsukma Hakiim dan Haqiqi Rafsanjani, “Pengaruh Internal CAR, FDR. dan BOPO dalam Peningkatan Profitabilitas Industri Bank Syariah di Indonesia”, h. 166 66 Abdul Hamid, “The Impact of Spin-off Policy to the Profitability on Indonesia Islamic Banking Industry ”Al-Iqtishad, Vol.71, h. 117-126 79 peningkatan total aset bank umum syariah setelah melakukan pemisahan tidak dibarengi dengan peningkatan pada pendapatan yang diperoleh, sehingga laba yang dihasilkan pun tidak optimal atau dapat disebabkan karena saat melakukan pemisahan tentu akan meningkatkan jumlah aset. Peningkatan aset tersebut juga akan mengakibatkan meningkatnya beban depresiasi, peningkatan beban ini yang menjadikan laba tidak optimal. Adapun penelitian sebelumnya terkait dengan metode pemisahan dilakukan oleh Al Arif 67 yang memperlihatkan bahwa tipe pemisahan tidak memiliki pengaruh terhadap total aset empat bank umum syariah hasil pemisahan. Hasil studi ini menunjukkan bahwa setiap unit usaha syariah yang hendak melakukan pemisahan dapat memilih salah satu dari kedua tipe pemisahan tergantung kepada kebutuhan dari institusi yang bersangkutan. Kebijakan pemisahan merupakan kewajiban yang harus dilakukan bank umum konvensional yang telah membuka unit usaha syariah. Kebijakan pemisahan ini dirasa sangat diperlukan mengingat kesadaran masyarkat akan bank syariah terus meningkat seiring berjalannya waktu, sehingga membuat sebagian nasabah masih meragukan kemurnian prinsip syariah pada unit usaha syariah yang beroperasi di bawah naungan bank umum konvensional. Karena terdapat perbedaan prinsip dan karakteristik antara sistem perbankan syariah dan perbankan konvensional, maka sistem konvensional dan sistem syariah harus berjalan masing-masing. Dengan dilakukannya pemisahan manajemen 67 M. Nur Rianto Al Arif, “Tipe Pemisahan dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Aset Bank Umum Syariah Hasil Pemisahan”, Jurnal Kinerja, Vol. 18 2, 2014